Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Meteseh, Geliat Ekonomi Tradisional Yang Terus Bertahan Memperebutkan Pelanggan

20 Januari 2020   22:33 Diperbarui: 20 Januari 2020   22:38 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu masuk pasar meteseh/dokpri

Seorang penjaga karcis mencegat pengendara di pintu masuk pasar. Lalu sebuah karcis dengan stempel harga 2000 disobek dan diserahkan ke pengendara motor sebagai tanda parkir.

Lokasi parkir yang sepi/dokpri
Lokasi parkir yang sepi/dokpri
Puluhan motor dan mobil memenuhi halaman pasar ditengah deretan toko-toko  yang tak terlalu ramai. Bahkan beberapa toko terlihat kosong dan tutup.

"Sepi pak", kata Bu Sofiatun  seorang pedagang sembako  langganan saya. Ia berjualan  sejak pasar ini mulai dibuka beberapa tahun yang lalu sampai sekarang. Adik perempuan dan suaminya yang membantu melayani pembeli.

Beruntung Sofiatun pedagang grosir yang lumayan besar, jadi ia punya banyak pelanggan.

Dua los ia beli di pasar ini yang berfungsi sebagai gudang sekaligus tempat ia berjualan .

Sopiatun bersama suaminya/dokpri
Sopiatun bersama suaminya/dokpri
Beda lagi ceritanya dengan Bu Haji Tini, seorang pedagang ayam pedaging yang juga seangkatan dengan Bu Sofiatun .

"Sehari bisa menjual 10 ekor sudah bagus pak", katanya seperti mengeluhkan pendapatannya yang minim di pasar ini.

Di pasar Meteseh ada ratusan pedagang yang kira-kira memiliki keluhan yang sama. Sepi pembeli.

Pasar Meteseh dibagi menjadi dua bagian.
Sebelah Utara untuk sembako dan sebelah selatan untuk pakaian dan peralatan dapur.

Kondisinya nyaris sama, pembeli datang dari jam 6 pagi sampai maksimal jam 11 siang. Setelah itu pasar terlihat sepi.

Los pedagang yang sepi/dokpri
Los pedagang yang sepi/dokpri
Posisi pasar Meteseh sebenarnya sangat strategis. Berdiri diantara ratusan perumahan di kelurahan Meteseh dan kelurahan Sendangmulyo Semarang.
Tapi karena berdirinya relatif terlambat, maka konsentrasi warga untuk berbelanja tidak bisa fokus ke pasar meteseh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun