Mohon tunggu...
Mas Nawir
Mas Nawir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Penulis lepas

Vlogger Blogger Youtuber

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Trabas Adventure, Hobi Menantang Nyali dan Meningkatkan Adrenalin

18 Januari 2020   12:35 Diperbarui: 18 Januari 2020   12:32 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang peserta nyungsep/dokpri

"Track ini biasa saya lalui pak Nawir" kata Kang Nur sambil terus memainkan kopling dan rem kendaraan. Hanya sesekali saja ia memutar gas, mungkin karena track yang menurun.

Track sungai berbatu/dokpri
Track sungai berbatu/dokpri
Tak berapa lama, semua kendaraan sampai di basecamp. Semua dikontrol satu persatu, mulai dari fungsi mesin, rem, bahan bakar, bahkan kesiapan pisik para pemotor.

Petualangan di mulai. Mulai dasar sungai yang penuh lumpur dan batu-batu licin. Saya masih membonceng Kang Nur. Endapan lumpur dan pasir, serta berseraknya batu-batu di dasar sungai tak menjadi halanga berarti. Kang Nur mulus sampai di ujung seberang jembatan. Tapi beberapa peserta terguling. Tak kuat melawan licinnya batu dasar sungai. Beberapa orang berhenti dan saling membantu teman.

Track berikutnya saya disuruh turun oleh Kang Nur.

Menaklukkan tebing sungai/dokpri
Menaklukkan tebing sungai/dokpri
"Cari tempat yang nyaman pak, ambil posisi kami saat naik ke pinggir itu", sambil menuding track di pinggir kali berupa dinding tanah yang lumayan tinggi.
Beberapa peserta bersiap. Satu persatu mencoba menaklukkan track ini. Satu dua orang berhasil lolos dan menunggu di atas sungai. Beberapa orang terjatuh bersama motornya. 

Bahkan ada seorang peserta yang tubuhnya terlempar ke sungai tapi semuanya bergegas menolong. Rupanya bukan sekedar performa motor saja  yang dibutuhkan  untuk track semacam ini. Tapi trik menguasai medan harus berbanding lurus dengan kecekatan mengopresikan  gas, kopling dan rem secara bergantian.

"Mainkan gas dan kopling", teriak Kang Nur lantang dari atas sungai. Karena saat melalui track ini masih saja ada peserta yang lupa mengurangi koplingnya sehingga performa mesin menjadi rendah. Tak kuat menanjak.

Sambil menunggu track berikutnya, kami duduk mengobrol. Beberapa pengendara berbagi minuman. Kami juga membersihkan roda motor trail yang dipenuhi tanah dengan ranting seadanya. Orang-orang membuka helm dan saling bantu teman mengecek mesin serta fungsi alat-alat penunjang. Seperti rem, kopling, gas, dan sebagaiinya.

Rupanya para driver trabas ini juga ahli dalam performa mesin. Buktinya mereka bisa mengecek sendiri kendaraan masing-masing.

"Kalau menggantungkan bengkel ya boros pak Nawir", kata kang Nur seperti tahu saja apa yang saya pikirkan.

Melewati lorong jembatan rendah/dokpri
Melewati lorong jembatan rendah/dokpri
Tak berapa lama, mesin-mesin motor meraung kembali. Memecah kesunyian hutan penggaron. Track kita kali ini adalah berputar mengitari kebun-kebun milik penduduk. Melalui jalan sempit dan licin.

"Pak Nawir mau mencoba di depan?",
Saya menggeleng. Sebab saya lihat motor Kang Nur sangat tinggi. Saya orang pendek, jadi kaki saya tak sampai ke tanah untuk menjagangnya.

Saya lihat Kang Nur biasa saja. Kadang terdengar raungan mesin agak keras tanda gas diputar mendadak untuk menaklukkan jalan. Bunyi klik di kaki Kang Nur ketika mengoper kopling pun terdengar nyaring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun