Kata-kata pedas yang dilontarkan tanpa empati dan kasih sayang dapat menjadi bumerang yang melukai hati siswa dan merusak hubungan pendidik-peserta didik.
Pendidik dengan lidah silet harus mampu mengendalikan emosi dan menyampaikan kritik dengan cara yang konstruktif dan membangun.
Setiap peserta didik  memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda. pendidik harus memahami dan menyesuaikan pendekatannya kepada setiap peserta didik yang ada di kelas maupun di luar kelas.
Kesimpulannya, Pendidik dengan lidah silet dapat menjadi sosok yang inspirasi dan motivator bagi peserta didik. Namun, penting bagi pendidik untuk menggunakan kata-katanya dengan bijak dan bertanggung jawab, serta selalu berpedoman pada tujuan mulia untuk menumbuhkan jiwa pembelajar yang kuat dan karakter yang tangguh pada diri peserta didik. Menjadi Pendidik hebat adalah pendidik yang selalu ada ketika peserta didik  bertanya mengenai materi yang tidak dipahami, mencurahkan hati, pikiran, pendapat.
Kisah Inspirasi SMA di Daratan Pulau Timor
Niko, seorang Pelajar SMA yang dikenal pemalas dan sering bolos kelas, mendapat teguran pedas dari gurunya, Pak Betti. Pak Betti mengatakan bahwa Niko tidak akan mencapai apa-apa dalam hidupnya jika terus menerus berperilaku seperti itu. Kata-kata Pak Betti bagaikan tamparan keras bagi Niko. Sejak saat itu, Niko mulai rajin belajar dan berusaha untuk menjadi lebih baik. Niko ingin membuktikan kepada Pak Betti  bahwa dia bisa meraih kesuksesan.Â
Salam Marlo