[caption id="attachment_173693" align="aligncenter" width="631" caption="bersantai, makan dan mendengarkan musik di ruang publik (dok. Maria Hardayanto)"][/caption] Urang Sunda mengenal kata "botram" yaitu makan bersama di ruang publik dengan membawa nasi dan laukpauknya dari rumah. Yang dimaksud ruang publik bisa berupa taman di Kebun Binatang, taman bunga Cibodas, taman-taman di tempat pemandian air panas hingga taman di halaman rumah sendiri. Ya, sangat mengasyikkan botram di halaman rumah sendiri bersama teman-teman terdekat walaupun lauknya hanya sambal dan ikan peda goreng ^_^ Nostalgia botram menyeruak manis ketika melihat gelaran acara yang diusung Keuken pada Minggu 26 Februari 2012. Di sepanjang jalan Saparua Bandung, di depan gelanggang olah raga (GOR) Saparua, puluhan  meja dan kursi berjajar berisi warga Bandung yang sedang makan dan minum. Bedanya warga tidak usah membawa makanan/minuman sendiri dari rumah karena berseberangan dengan meja kursi  mereka, berbagai makanan dan minuman dijajakan di stand-stand yang berjajar rapi mulai dari dari utara hingga selatan jalan Saparua. Gelaran yang pernah berlangsung tanggal 24 Juli 2011 di jalan Cikapundung ini memang selalu menggunakan ruang publik. Ruang milik warga yang telah lama berubah menjadi area tak nyaman dan tak aman. Ruang milik warga yang berubah fungsi menjadi tempat parkir dengan menafikan perlunya ruang untuk pedestrian. Pedestrian harus selalu mengalah. Bersaing dengan pot-pot tanaman yang menyesaki trotoar atau beresiko terserempet kendaraan roda empat/ kendaraan roda dua ketika berjalan turun dari trotoar. Bagaimana dengan anak kecil yang ingin berlarian atau penyandang difabel yang membutuhkan ruang untuk melintas? Nampaknya tak pernah terpikirkan pemerintah kota. Padahal  Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 25, 44 dan pasal 45 menyatakan  Pemerintah wajib menyediakan jalur pedestrian yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki, penyandang difabel dan pengguna jalan usia lanjut. Bahkan "Car Free Day" yang digagas dan dilaksanakan untuk mengurangi polusi serta memberi ruang bagi pedestrian berubah menjadi polusi suara. Karena setiap beberapa meter berbagai stasiun radio bersaing suara dengan promosi iklan, berbagai kampanye hingga band ABG yang memperkenalkan album barunya. Sungguh tak nyaman. Keuken rupanya menangkap gejala tak sehat ini dengan menggunakan ruang publik secara terkoordinir. Ruang publik dimanusiawikan dengan mengoptimalkan penggunaannya. Mengkolaborasikan antara kebutuhan publik, makanan dan musik dengan tepat. Tidak jor-joran sehingga publik dapat menikmati makanan dengan nyaman. Mendengarkan musik dengan santai. Dihargai kebutuhannya akan kenyamanan dan keindahan. Mungkin mirip Park(ing) Day setiap tanggal 16 September dimana publik menuntut ruangnya. Tetapi dengan suasana yang lebih spesifik. Khas Bandung. Pengisi stand umumnya anak muda yang berwirausaha kuliner. Karena itu standnyapun unik-unik mulai dari kribO (keripik bojes) yang menawarkan berbagai macam keripik (rasa pedasnya nendang ^_^) dan para penjualnya yang menggunakan wig kribo berwarna-warni. Kemudian Risoles Melepuh, Different Taste of Mother's Recipe (macaroni shcotel, klappertart, mashed potato), es kering (garing di luar dingin di dalam) hingga Mas Solo yang berjualan mie bakso dan J&C yang mengusung kue kering jengkol andalannya dan memperkenalkan edisi terbaru: kue kering durian (mmmm......maknyus rasa duriannya). Benar-benar lengkap, pengunjung dipersilakan mencicipi dan memilih bahan baku masakan sebelum menikmatinya dengan santai. Berbagai steak, berbagai makanan oriental seperti tom yum noodle, Korean Fried Chicken hingga beragam appetizers dan dessert, semua ada. Acara  berlangsung dari pagi hingga malam hari. Tidak hanya mencicipi dan makan, pengunjung juga mendapat kesempatan melihat langsung pembuatan makanan tersebut dari para chefnya. Karena tenant yang bersangkutan umumnya menunjukkan kebolehannya dengan membawa lengkap peralatannya. Mulai dari pisau, talenan oven hingga tempat pembakaran dan arangnya. [caption id="attachment_173697" align="aligncenter" width="479" caption="demo masak"]