Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Heboh tentang Penolakan MUI Sumbar terhadap Islam Nusantara

27 Juli 2018   08:56 Diperbarui: 27 Juli 2018   09:20 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Berdasarkan pemberitaan media ,terlihat muncul  juga kehebohan di masyarakat terlebih lebih di kalangan warga Nahdlatul Ulama ( NU) berkaitan penolakan Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Sumatera Barat tentang Islam Nusantara.

Kehebohan, pertanyaan dan diskusi tentang Islam Nusantara mengemuka lagi di kalangan Nahdliyin mengingat istilah atau diksi ini berasal dari NU. Memang sejak awal munculnya istilah ini telah ramai juga perbincangan tentang hal ini terutama melalui media sosial.

Ada yang mempertanyakan ,apa maksud NU mengemukakan hal ini, apakah ormas terbesar di Indonesia ini ingin membuat mazhab baru atau juga ingin mengkotak kotakkan ummat Islam.

Pertanyaan bahkan hujatan tentang Islam Nusantara ini menurut pendapat saya juga dipengaruhi oleh arah berbagai pemberitaan di medsos yang sengaja ingin membentuk opini ummat Islam agar memandang negatif terhadap pengertian Islam Nusantara (IN).

Sepanjang yang terlihat melalui perbagai perbincangan di medsos, ada orang atau kelompok yang menggiring opini ummat bahwa IN merupakan sebuah konsep, sebuah paham atau sebuah pemikiran tentang Islam yang baru diciptakan akhir akhir ini.

Saya bukanlah seorang ulama sehingga tidak punya kompetensi vuntuk mengomentari dalil dalil keagamaan yang digunakan oleh MUI Sumbar, Tetapi terhadap dalil yang tidak berkaitan dengan sumber sumber hukum Islam tidak ada salahnya ikut juga berkomentar. Atau juga terhadap dalil dalil yang berbasiskan hukum Islam saya juga dapat menggunakan penjelasan Majelis Ulama Pusat.

Oleh karena IN ini digunakan pertama kali oleh NU maka layak jugalah disimak kembali apa yang dimaksud dengan istilah ini.

Said Aqil Siroj ,Ketua Umum PB NU mengemukakan "Islam Nusantara bukan agama baru, bukan juga aliran baru. Islam Nusantara adalah pemikiran yang berlandaskan sejarah Islam yang masuk ke Indonesia tidak melalui peperangan ,tapi kompromi terhadap budaya ". Hal ini diucapkan oleh Ketua Umum PB NU itu pada 4 Juli 2015 (detiknews,26/7/2018).

Said Aqil juga menjelaskan, Islam Nusantara tak mungkin menjadikan orang berubah  radikal. Tradisi Islam Nusantara tidak mungkin menjadikan orang radikal. Tidak mengajarkan membenci,membakar atau bahkan membunuh.

Dengan pemahaman IN yang demikian maka NU mengangkat hal itu menjadi thema pada Muktamar ke 33 di Jombang 1 -5 Agustus 2015. Thema Muktamar itu sendiri ialah "Meneguhkan Islam Nusantara untuk Membangun Peradaban Indonesia dan Dunia".

Presiden Jokowi yang hadir pada acara pembukaan Muktamar Jombang itu mengatakan, "Saya apresiasi thema besar NU.Saya mendorong thema ini dimaknai secara positif". Selanjutnya Presiden menyatakan ,tema ini menunjukkan NU sebagai ormas yang merupakan poros bangsa. Jokowi juga mengemukakan bahwa "Islam Nusantara" memperlihatkan warga NU sebagai sumber kedamaian dan keadilan. Lebih lanjut Kepala Pemerintahan kita itu mengatakan, NU telah mampu mewujudkan Islam yang moderat, karenanya kita harus berterima kasih pada Kyai Hasyim yang telah mengembangkan Islam moderat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun