Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masihkah Anda Katakan Resepsi Kahiyang -Bobby Itu Berlebihan?

9 November 2017   10:47 Diperbarui: 9 November 2017   14:14 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Ketika mendengar informasi bahwa resepsi pernikahan Kahiyang Ayu -Bobby akan dihadiri oleh sekitar 8.000 undangan mungkin akan banyak yang menggerutu kenapa tamu Presiden yang mengajarkan hidup sederhana itu ternyata pada acara pernikahan putrinya mengundang ribuan orang.

Apakah jumlah ribuan undangan itu masih mencerminkan sebuah hidup sederhana? Kenapa jumlah undangan tidak dibatasi saja sampai sekian ratus orang saja sesuai surat edaran yang pernah diterbitkan Menteri PAN R&B pada tahun 2014 yang lalu? Berapa biaya yang dibutuhkan untuk  suguhan makanan mewah untuk tamu yang jumlahnya ribuan itu.

Aah mungkin ada yang berkomentar, hidup bersahaja yang dicontohkan Jokowi selama ini hanyalah sebatas pencitraan semata atau juga hanya sebatas retorika kosong.
Tetapi mari kita berpikir  yang lebih jernih menyikapi jumlah undangan yang ribuan orang itu.
Saya bertitik tolak dari pengalaman pribadi ketika menikahkan putra tertua pada pertengahan tahun 2004.
Hal pertama yang dilakukan adalah mendata nama nama yang akan diundang pada acara perkawinan tersebut .Dengan mengetahui jumlah yang akan diundang maka akan bisa disusun persiapan berikutnya terutama yang berkaitan dengan tempat acara,jumlah makanan yang harus disediakan serta merencanakan berbagai kebutuhan lainnya.

Ternyata saya terkejut juga ketika jumlah tamu yang akan diundang melebihi perkiraan sebelumnya.
Tetapi kemudian saya sadar bahwa jumlah undangan yang telah didata itu tidak mungkin dikurangi lagi bahkan mungkin harus ditambah.
Saya memulai mendata jumlah undangan perkawinan yang saya terima yang berasal dari relasi maupun famili dalam 10 tahun terakhir.

Sesudah dirata ratakan ,dalam satu pekan saya menerima 3 undangan sehingga dalam satu tahun akan diterima undangan sekitar 3x40 = 120 undangan.Dalam satu tahun yang dihitung hanya 40 pekan karena pada bulan Ramadhan atau bulan tertentu lainnya  tidak ada acara perkawinan.
Kalau dalam setahun diterima 120 undangan maka dalam 10 tahun jumlah undangan yang diterima 10x 120 =1.200 undangan.
Saya merasa perlu untuk mengundang para kerabat yang pernah mengundang itu karena ketika mereka melaksanakan hajatan ,mereka mengingat dan menghargai saya maka ketika saya mengadakan hajatan tentu juga mereka harus diundang.
Kemudian saya data lagi jiran tetangga ,jumlahnya sekitar 200 rumah tangga.
Kemudian saya data lagi teman satu marga dan satu kampung halaman yang jumlahnya juga sekitar 200 rumah tangga.
Tentunya saya agak terkejut juga untuk ketiga komponen itu saja sudah harus disiapkan undangan sekitar 1.600 undangan.
Jumlah tersebut bertambah lagi karena teman sekerja ,teman satu organisasi ada sekitar 400 undangan.Untuk ini saja sudah harus tersedia 2.000 undangan.
Andainya yang hadir separohnya saja maka akan ada tamu 1.000x2(suami /istri ) = 2.000 orang.
Haruskah saya mengundang  nama nama yang saya data itu?.Jawabannya harus ,karena mengundang mereka merupakan kewajiban ,merupakan tanda saya mengingat dan menghargai mereka para sahabat itu.
Ketika mengawinkan putri saya pada tahun 2009, jumlah undangan tersebut meningkat lagi karena jumlah relasi juga bertambah.
Saya yang tidak ada apa apanya dibandingkan Jokowi saja pun harus menerima tamu 2.000 orang.Kononlah lagi Jokowi,orang pertama di republik ini.Dengan mengikuti alur yang demikian maka saya berpendapat jumlah undangan di Graha Saba Buana Solo itu masih sesuatu yang wajar.
Kemudian salah satu faktor lainnya yang sering disorot tentang  wah atau tidaknya seuatu acara ialah yang berkaitan dengan dekorasi atau penataan ruangan.
Sepanjang yang saya tonton melalui siaran langsung Tv ,tidak terlihat adanya dekorasi atau penataan ruangan yang berlebihan .Semuanya terlihat wajar dan tepat sehingga tidak muncul kesan penataan yang berlebihan.
Malahan kalau saya bandingkan ,penataan Dekorasi di Graha Saba Buana itu masih kalah dengan beberapa acara resepsi perkawinan yang pernah saya dihadiri.Bukan hanya kalah dengan acara resepsi  perkawinan di Jakarta saja tetapi dengan beberapa acara acara yang pernah saya hadiri di Medan pun ,penataan dan dekorasi di Graha Saba Buana itu masih kalah.
Kemudian kita ingin melihat tentang pakaian yang dikenakan terutama oleh Kahiyang,Bobby,Jokowi ,Ibu Iriana dan Ibu Ade Hanifah Siregar,ibunda Bobby.
Walaupun bukan ahli dibidang busana tapi menurut kesan saya, pakaian yang dikenakan Ibu Iriana dan Kahiyang pada acara resepsi itu bukanlah pakaian yang mahal harganya.
Sering kita saksikan pada acara yang gemerlapan ,konon kabarnya untuk busana pengantin saja bisa berharga puluhan juta rupiah .Malahan seperti ada ada kebanggaan kalau semakin mahal harga busana yang digunakan maka pengantin maupun orang tuanya serasa semakin bergengsi.
Kita bisa melihat ketika pengantin dan para orang tua berdiri diatas pentas kemudian disorot oleh lampu yang gemerlapan terlihatlah betapa wah nya pakaian serta asesoris yang mereka gunakan.
Tetapi di Solo tidak terpancar adanya suasana gemerlapan yang demikian.
Lihatlah busana yang dikenakan Ibu Iriana atau juga Kahiyang.Menurut saya busana mereka sangat bersahaja malahan Ibu Iriana tidak terlihat memakai perhiasan atau asessoris yang harganya mahal.Sejenis sandal yang digunakan nya pun bukanlah yang branded tetapi justru yang berharga murah.
Begitu juga halnya dengan Pak Jokowi ,pada rangkaian pesta itu tidak terlihat ayah Kahiyang ini mengenakan busana yang mahal harganya.
Semua kita mengetahui kalau jas yang branded yang digunakan oleh para selebritis bisa berharga puluhan juta rupiah tetapi pakaian adat Jawa yang digunakan Jokowi menurut yang saya lihat bukanlah terbuat dari bahan yang mahal.
Juga tentang busana yang dikenakan Bobby dan Ade Hanifah Siregar bukanlah sesuatu yang norak dan harganya mahal.
Tetapi walaupun mereka berpakaian sederhana tapi justru tidak mengurangi makna keagungan acara itu.
Sekarang mari kita lihat kalkulasi tentang besaran biaya yang digunakan untuk makanan dan minuman.
Kalau saya gunakan ukuran pesta di Medan  yang diadakan di gedung atau di hotel maka harga makanan per pax atau per orang yang paling murah berkisar pada Rp.75.000-,
Kalau undangan resmi di Solo 8.000 undangan maka untuk biaya makanan /minuman akan berkisar pada angka 8.000 x Rp.75.000-,= Rp. 600.000.000-, (enam ratus juta rupiah).
Kemudian seperti yang diberitakan media ,ternyata ribuan warga masyarakat termasuk relawan datang menghadiri acara perkawinan itu.Kalaulah yang hadir tersebut sekitar 15.000 orang maka biaya makan / minuman a'Rp.25.000 maka biaya yang dibutuhkan Rp.375.000.000-, ( tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah).
Dengan demikian komponen untuk makanan dan minuman Rp.975.000.000, dibulatkan menjadi Rp.1 Miliar.
Tetapi biaya untuk ini masih bisa ditekan mengingat penyediaan makanan dan minuman ditangani langsung oleh keluarga melalui Chilli Pari,usaha katering yang dilola oleh Gibran Raka Buning ,putra tertua Jokowi.
Begitu juga halnya biaya untuk Graha Saba Buana tidak perlu dikeluarkan mengingat gedung itu kepunyaan keluarga Jokowi.Bahkan sesuai keterangan Pramono Anung,karpet yang digunakan pada graha itu juga bukan karpet baru tetapi karpet yang sudah berulang ulang digunakan.
Yang tidak bisa saya kalkulasi adalah biaya biaya lainnya yang berhubungan dengan rangkaian acara adat dan juga untuk kirab.
Walaupun hal tersebut belum dapat dikalkulasi tetapi gambaran umum tentang keseluruhan biaya yang digunakan sudah dapat diperkirakan.
Pada Rabu , 8 November 2017 itu ,puluhan ribu mungkin ratusan ribu masyarakat di Solo sekitarnya terlihat sangat antusias  mengikuti acara.Yang terjadi di Solo bukan hanya pesta perkawinan Kahiyang -Bobby tetapi acara itu telah menjadi pesta rakyat.
Disisi lain, jutaan penonton tv ,diperkirakan dengan asyik mengikuti rangkaian acara di Solo itu.Terlihat spontanitas yang luar biasa dari masyarakat untuk acara itu.
Masyarakat juga dapat menyaksikan bagaimana sebuah budaya milik bangsa disuguhkan dengan apik dan rapi sehingga menarik untuk terus diikuti.
Lalu dengan kemeriahan pesta rakyat itu ,dengan pagelaran budaya yang apik itu ,dengan jutaan penonton tv yang menikmati acara itu masih kah anda akan menyebut acara pernikahan itu berlebihan dan menghambur hamburkan dana?
Tentu terpulang kepada Anda untuk menjawabnya.
Salam Persatuan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun