Mohon tunggu...
Putra Bangsa
Putra Bangsa Mohon Tunggu... -

Putra Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Nyapres: 'Guru-Guru' Etika Bermunculan

17 Maret 2014   04:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada hari Jumat 14 Maret 2014 pukul 14:44, banyak warga negara Indonesia yang mendapatkan kabar bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi mencanlonkan Joko Widodo (Jokowi) menjadi capres dari partai tersebut. Tentu, penetapan ini banyak ditunggu oleh kawan dan lawan dari Jokowi maupun PDIP karena berbagai macam alasan yang tidak terlalu menarik untuk dibahas disini. Fakta telah menunjukan bahwa Ibu Megawati telah menyerahkan tongkat calon kekuasaan negeri ini kepada Jokowi si 'wong ndeso'.

Yang menarik adalah respon dari para lawan (tetapi tidak berani dengan tegas mengatakan lawan) dari Jokowi. Inilah jeleknya politik di Indonesia. Banyak orang takut secara terbuka menyatakan menjadi lawan dari orang lain. Apalagi menyatakan diri sebagai lawan dari Jokowi yang sedang naik daun dan populer...............hampir tidak ada yang berani mendeklarasikan diri. Mereka rata-rata beraninya 'mengkritisi'. Sikap yang menurut saya kurang 'jantan' sebagai pelaku politik. Politik adalah kekuasaan. Kekuasaan adalah kekuatan. Tetapi, sikap para tokoh politik ini tidak menunjukan aura kekuatan dalam bersikap. Politik ditunjukan hanya melalui kritik dan kritik.

Apalagi, sekarang banyak sekali para 'guru-guru' etika yang muncul di depan masyarakat yang sekali lagi hanya berani mengkritisi kesiapan dari Jokowi menjadi capres dari PDIP. Mereka umumnya serupa tapi tidak sama yaitu mengkritisi etika dari Jokowi yang baru satu tahun lebih menjadi Gubernur DKI Jakarta dan belum memenuhi janji-janji kampanye kepada masyarakat DKI Jakarta. Belum 5 tahun jadi gubernur kok sudah 'rakus' ingin menjadi presiden. Dimana etika nya si Jokowi? Dimana kejujuran Jokowi? Dimana moral politik Jokowi? Jokowi pembohong. Jokowi penipu. Jokowi berkhianat. Dan masih banyak sekali olok-olokan dari para 'pengkritisi' bukan (lawan) dari Jokowi atas keputusan Jokowi untuk siap menjadi capres.

Tulisan saya tidak ingin membahas apakah Jokowi itu beretika atau tidak dalam keputusannya. Namun, pantaskah 'guru-guru' etika itu mengajarkan etika atau menghakimi etika kepada orang lain. Banyak sekali orang-orang yang membicarakan etika Jokowi ini orang-orang yang kasar, berjiwa preman, sukuisme, fanatik, kekerasan fisik dan non-fisik, dll. Pantaskah mereka menjadi juru etika di depan masyarakat? Layakkah mereka menyatukan etika dengan selera politik mereka? Sudahkah mereka terbukti secara nyata memiliki etika di depan masyarakat sehingga mereka layak menjadi juri etika? Siapa yang mau menggunakan 'etika' yang didasari selera dan pengetahuan mereka sendiri dan ingin menjadikan 'etika' mereka sebagai dasar?

Ohhhh malunya hati ini melihat calon-calon wakil rakyat atau para politikus-politikus yang akan menjadi wajah bangsa besar ini. Bangsa besar ini terlalu lama diwakilkan oleh orang-orang yang tidak tahu malu dan tidak sadar diri. Mereka menganggap orang pintar tanpa prestasi. Mereka menganggap orang beretika tanpa punya malu. Mereka menganggap orang jujur tanpa bukti. Semua yang mereka miliki hanyalah sebuah 'claim' dari mulut mereka bukan dari hati. Banyak diantara mereka berbicara, berkotbah, bernasehat dan berkomunikasi tanpa roh alias kosong atau hampa. Inikahh calon memimpin bangsa besar ini? 

Suatu saat nanti, hanya sedikit dari yang banyaklah yang akan terpilih. Suatu saat nanti, masyarakat akan mengatakan kepada mereka 'kami tidak kenal anda'. Semoga masyarakat tidak salah memilih lagi siapa tumpuan harapan masa depan mereka dalam bernegara.

Majulah bangsaku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun