Mohon tunggu...
Luhur Pambudi
Luhur Pambudi Mohon Tunggu... Staff Pengajar SOBAR Institute of Phylosphia -

Perut Kenyang Hatipun Senang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kenangan, Membacanya Kembali & Menyibaknya Hingga Hilang

15 Agustus 2017   01:52 Diperbarui: 15 Agustus 2017   09:15 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://andromedalive.blogspot.co.id

Pagi hari bersamaan, kau dan aku datang
Ada yang kenyang,
ada yang kurang,
ada juga yang tengah kelaparan
Toh, kita tetap datang di kelas, sampai senja tukas meluas

Kau bawa buku, juga dengan aku,
Buku yang kau baca sama, begitu juga dengan aku
Dari halaman ke halaman, dari lembar ke lembar
Dari Plato, Abu Zaid, Freud yang harus kita kenal, hingga Max Wertheimer, Schleiermacher, Gaddamer yang namanya samar-samar apakah kita pernah dengar

Dari psikologi aliran mistisisme di abad kegelapan,
menuju aliran positivisme di abad pertengahan,
hingga tiba pada gerbang modern saat dunia dengan jendela empirisme menandai pencerahan

Dari psikologi industri dengan cara berjejal kita antri mempelajarinya, hingga ke psikologi agama yang masih sedikit minat memahaminya
Kita mempelajari apa saja
Kita membaca apa saja
Kita berdiskusi, berdebat tentang apa saja
Dengan satu hasrat yang memaksa, menukas, meminta; karena kita tidak tahu apa-apa
Kau dan aku saling mengingatkan, besok pagi disayunya hari, jangan sampai lupa akan selalu ada tugas yang harus dikumpulkan

Masihkah kau selembut dahulu, memintaku membawa buku dan jangan lupa kencangkan ikat pinggang dan tali sepatuku

Berkelakar dengan ilmu pengetahuan, diskusi ditengah teriknya siang, kau bangunkan aku dari rasa letih juga bosan berjam-jam di dalam ruangan
Di tengah percakapan lantas kau bertanya, dengan acungkan tangan; tentang utopisnya psikoanalisis?
Begitu teknisnya behavioristik?
Tentang betapa logisnya penjelasan neurologi mahzab kognitif?
Dan begitu magisnya mereka penganut pemikiran humanistik?

Lantas kau kembali bertanya, dengan mengacungkan tangan kanan yang sama,
tentang pemikiran tokoh ini tokoh itu dengan pertanyaan; Apa itu apa? Apa itu bagaimana? Dan apa itu mengapa?
Itu pertanyaan sulit, dan aku tercegat
Di tengah diskusi, aku hanya meratap, aku gelengkan kepala,
tanda tak sanggup aku menjawab,
Akibat semalam aku lupa membaca buku,
Kini aku rasai batunya

Aku menggigil tangis, kau merayuku untuk tak lama-lama menangis
Aku tersungkur dalam tangis, kau merayuku untuk ayo cepat berdiri, jangan lama-lama menangis
“Aku tak bisa apa-apa? Menjawab tanyapun sulit rasanya,” tukasku melerai perkelahian dalam benak batin
Aku tertawa dan kau tertawa, mendadak aku lupa, betapa bodohnya aku yang tak bisa apa-apa?
Betapa sangat bodohnya diriku jika masih saja tak sadar, eh? Ada sahabat-sahabat yang masih sudi
mengingatkanku untuk membaca buku, datang tepat waku, jangan lupa pakai sepatu, dan kencangkan ikat pinggangku

Akan tiba pada waktunya, pada waktu yang kita nanti-nantikan
Apakah waktu itu adalah hari ini?

Untuk terakhir kali,
Kau datang,
dan aku datang
Di pagi dan terik matahari yang selalu sama rasa hangatnya
Di depan gerbang, menoleh ke kanan, menoleh ke kiri, dan memastikan tak ada perca ingatan yang bersenggama di kepala,
Empat tahun lalu datang dengan lugu, bersepatu baru, kau malu-malu, aku tersipu, rikuh kau buat luruh
Untuk terakhir kali, dihari ini, kita datang bersamaan,
dengan pakaian baru, pikiran baru, sikap dan tindak tanduk baru, dengan sedikit hiasan topi toga dikepalamu dan jas hitam panjang tak tau aku apa namanya itu

Satu petanyaan yang selalu aku ingin utarakan. Tiap hari belakangan ini,
Apakah kau akan selembut dahulu, memintaku membaca buku, datang tepat waktu, dan jangan lupa kecangkan ikat pinggang juga tali sepatuku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun