Mohon tunggu...
Jack Sparrow
Jack Sparrow Mohon Tunggu... Penulis -

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ngising-ngisingi

21 Juli 2017   02:19 Diperbarui: 21 Juli 2017   02:35 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasanya semuanya menjadi tak jelas. Mata berkunang-kunang. Nafas seperti sekali dengusan saja yang sesekali singgah tersendat tak beraturan. Energiku habis terkuras demi untuk memfokuskan tenaga ke pusat Otot Spinkter Rectum di kedalaman perutku agar semuanya manjadi terkendali dan tidak membuatku malu dan menjadi bahan tertawaan semua orang di dalam kotak besi berjalan itu, hanya karna aku tak kuat menahan sesuatu. "Masa iya aku harus e'e di celana?" Bisiku menguatkan hati di tengah kepanikan yang teramat sangat.

"Dan,, Oouuff...!! Kenapa mobil ini seperti lamban sekali untuk sampai terminal Bus kota terdekat?".

Padahal saat itu Bus yang ku tumpangi sedang berkecepatan kurang lebih 110km/jam di atas Tol Jakarta Merak. "Setidaknya agar aku lekas menemukan WC umum untuk segera,,, Heghk,, segera,, Heeeegggkkk..!"

Aku gelisah luar biasa. Serba salah malah jadinya. Duduk miring salah, berdiri salah, Jongkok malah tambah salah. Sedikit duduk dengan posisi tertentu agar lobang sakti-ku sedikit rapat tertutup, pun masih juga tak banyak membantu. Aku bingung, sangat bingung. Wajahku sudah pucat pasi menahan mules yang teramat sangat. Keringat dingin sebesar biji jagung-pun sudah mengalir deras di keningku tiada terbendung.

"Berapa lama lagi kita akan sampai ke terminal bang?" Tanyaku pada kondektur yang sebentar-sebentar lewat lagi di sampingku. Tapi kali ini dia tidak menghiraukan pertanyaanku lagi yang entah sudah berapa kali selalu ku ulang pertanyaan yang sama. Aku yakin dia pasti marah padaku. Dan sejujurnya, akupun tidak mengharapakan jawaban dari abang kondektur tadi. Karna akupun tau untuk sampai ke terminal terdekat masih membutuhkan waktu sekitar 30 menit lagi. Sebenarnya aku hanya ingin mendapat jawaban penghibur saja dari abang kondektur itu yang entah kenapa, tiba-tiba wajahnya terlihat jadi menjengkelkan. Sebab masih 30 menit lagi aku harus berjuang mati-matian menahan rasa ingin 'itu' agar si anu tidak nylonong keluar seenaknya dan membuat geger seisi Bus karna aromanya pasti akan membuat siapapun muntah-muntah. Dan....

"Ooouughh.. Tolong kuatkanlah imanku ya Tuhan...!"

"Oouuugghhhhfffff.....!! Tolong lebih cepat sedikit lagilah pak sopir...!"

"kdfvhakdufadfjdfkdifdsfvadad...!! Tolong hiburlah daku dengan sekilas cerita-cerita romantis agar aku lupa dengan rasa ingin 'anu' itulah, Bang kondektur...!"

"OuhhgaadfjksdjSkfhizdfjodf/kzdspfiszdofuzpdofizdopfz...!!

Mungkin itulah ratapan-ratapan sedihku di deretan jok belakang di dalam Bus antar kota siang itu. Sementara Bus melaju dengan kencang tanpa, ba,,bi,,bu,,ba,,bi,,bu,, sementara itu pula di kursi belakang aku hanya bisa "Heegkkhh.. Eeehhgghh.. Aaoouugghhh.. Oouuhhfff.. Oh my good, Aku sudah tidak tahan lagi..!! Ouuugghhffff.. Kapan Mobil sialan ini segera sampai di...??? Ceezz,,, uppzz,,, Ohh,,, ada yang terasa mengalir lembut dan basah di celana belakangku..!!" DAMN..!!

Tiga puluh menit yang mencekam berselang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun