Mohon tunggu...
Sosbud

Sebuah Usaha Melupakan

7 Juni 2017   11:04 Diperbarui: 7 Juni 2017   11:33 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melupakan si dia. Sumber: manado.tribunnews.com

Kamu adalah seseorang yang dulu sangat aku sayang. Seseorang yang dulu selalu hadir di setiap hari-hariku. Seseorang yang bahkan tidak aku sangka-sangka akan ada dan menjadi bagian dari cerita ku saat itu. Dulu kita hanya saling mengenal hanya sebatas adik dan kakak kelas saat di SMA. Menyapapun jarang sekali. Aku hanya mengagumimu diam-diam saat itu. Memperhatikanmu dari depan kelas menjadi keseharianku dan hobiku. Aku yang masih duduk dibangku SMA kelas X dan hanya sebagai junior, tidak akan mungkin mendapatka bahkan memilikimu seutuhnya, karena saat itu amu adalah senior yang paling populer dan banyak disukai oleh perempuan manapun yang melihatmu. Sosok laki-laki tinggi, putih, badan berisi dan juga laki-laki terpintar di kelas XII.

Disetiap acara sekolah, kamu selalu tampil dalam acara tersebut, tampil sebagai pemain band ataupun tampil dengan membawakan piala dari olimpiade diluar sekolah. Hal tersebut yang membuatku kagum akan dirimu. Hanya satu tahun aku bisa memperhatikanmu di lingkungan sekolah. Kamu akhirnya lulus dan menghilang tanpa aku tahu kabar darimu. Tapi saat naik kelas XII, aku tidak menyangka , kamu kembali lagi, kamu ang dulu hanya bagian dari kekagumanku saja, akhirnya kamu menginginkanku menjadi ilikmu. Aku yang hanya menjadi penggemar rahasiamu dulu, bisa menjadi pasanganmu yang aku tidak pernah duga. Kita saling menyayangi, saling mencintai, saling memimpikan untuk selamanya. Hidup tersa sangat indah saat itu.

Hingga saatnya tiba, rasa lelah diantara kita mulai merusak segalanya. Merusak semua cerita yang sudah pernah kita buat bersama, merusak impian kita berdua. Akhirnya kita sama-sama berusaha untuk saling melupakan segalanya. Melupakan perasaan yang dulu pernah ada diantara kita. Pikirkan sejenak. Apakan kau ingat saat kita berjanji untuk saling membahagiakan? Katamu, setiap perasaan yang tumbuh adalah sebuah alasan. Alasan bahwa hati patut dipertahankan. Namun, cinta saja belum cukup menyatukan mimpi yang berbeda diantara kita. Dan, menepati janji tidak semudah mengucapkannya.

Apakah kamu juga tahu bahwa kenangan bersamamu selalu muncul tiba-tiba? Tidak ada satu perasaan pun yang mampu kusembunyikan ketika mengingatmu. Namun, aku sadar. Harapan-harapan yang dulu sempat memudar, harus kubangun lagi dan kumulai. Bukankah tak salah bila aku ingin mengulang rasa yang dulu pernah ada? Meski kutahu, rasa itu tidak akan benar-benar sama. Apakah melupakan semua tentang kita itu bisa secepat itu? Apakah tidak ada kesempatan untuk kita mengulang kembali semua cerita kita? Apakah aku harus benar-benar melupakanmu? Katamu, jika kamu masih mencintaiku, tetaplah bertahan. Tetapi sampai kapan aku bisa bertahan dengan rasa lelah seperti ini? Semua cerita kita telah usai, saatnya aku sadar, aku harus menata hidup baru yang lebih baik lagi dengan seseorang yan akan menjadi pendamping hidupku nanti, meskipun itu bukan kamu...

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun