Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Olahraga featured

Hari Olahraga Nasional: Peringatan untuk Siapa?

9 September 2015   12:58 Diperbarui: 14 Agustus 2020   10:22 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rupanya ada sesuatu dibalik tanggal sembilan september, bukan udang bukan , melainkan Hari Olahraga Nasional. Baru pertama kali mendengar dan mengetahuinya? Kalau begitu saya banyak temannya. Ya, baru kemarin saya diberitahu kabar bahwa besok (09/09/2015) ada peringatan berskala nasional. Padahal biasanya saya paling hafal hari-hari nasional, karena sticky notes di layar netbook isinya lebih banyak tanggal-tanggal penting daripada hal-hil yang kebanyakan orang tulis di sticky notes seperti tugas ini itu anu. Kembali lagi.

Dan benar, hari ini anak-anak sekolah terlihat “kok lebih sumringah yah”. Oh, ternyata kegiatan belajar mengajar ditiadakan karena diganti dengan kegiatan fisik alias olahraga untuk menyambut Haornas ( Hari Olahraga Nasional) ini.

Kebetulan, di hari ini pun saya dan beberapa teman mengadakan penelitian di beberapa sekolah di kabupaten Jepara. Pagi-pagi kami datang dan sempat ikut apel yang dilakukan sebuah sekolah negeri. Oya, ternyata sekolah-sekolah disini memang sudah mengagendakan kegiatan olahraga seperti jalan santai di tiap sekolahnya. Jadilah tidak heran jika hari ini jalanan dipenuhi anak-anak sekolah yang berjalan-jalan,santai.

Di Balik Tanggal 9 September

Selama apel, saya sempat mendengarkan pertanyaan yang disampaikan salah satu guru yang menjadi pemimpin apel kepada murid-muridnya, “Kenapa hari olahraga nasional diperingati tanggal 9?”. Anak-anak tetap diam, mungkin berpikir sisannya tidak perduli. Kemudian guru tersebut melanjutkan kalimat tambahan agar anak-anak tidak puas dengan berdiam, entah memang berpikir atau tidak antusias, “yang bisa bapak beri uang lima puluh ribuuuu..

 Kali ini anak-anak jadi saling tengok kiri-kanan, mencari jawaban? Mungkin iya. Sampai beberapa menit ditunggu tetap tidak ada tangan yang terlihat menunjuk langit. Yap, akhirnya uang lima puluh ribu pak guru itu aman di dompetnya. Tidak ada yang bisa menjawab. Dalam batin saya pun saya tidak tahu jawabannya. Gagal mendapat lima puluh ribu juga deh.

Singkatnya, peringatan ini ditetapkan menjadi Hari Olahraga Nasional bertepatan dengan diadakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama kalinya di Indonesia yaitu pada tahun 1984.

Bukan Hanya Milik Para Atlit

Tentu peringatan ini bukan dikhususkan bagi para olahragawan atau atlit. Memangnya yang perlu olahraga hanya mereka? Tidak. Peringatan ini milik kita semua, menjadi pengingat bahwa olahraga itu penting karena merupakan bagian dari hidup sehat. Sudah banyak yang tahu bagaimana manfaat olahraga bagi kesehatan, namun ternyata olahraga sering (sengaja) dilupakan. 

Selalu ada saja alasan untuk tidak melakukannya, padahal jika kita mau sebenarnya bisa tanpa embel-embel , “sibuk”. Bonus dari olahraga juga bukan hanya janji palsu, selain dapat mengontrol berat badan tubuh bisa juga memperkuat kekuatan jantung dan pembuluh darah. Stress pun bisa hilang dengan olahraga. Masih ingin menyia-nyiakannya? 

Mengutip data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, setidaknya terdapat 22 provinsi dengan penduduk aktivitas fisik tergolong kurang aktif. Lima tertinggi adalah provinsi penduduk DKI Jakarta (44,2%), Papua (38,9%), Papua Barat (37,8%), Sulawesi Tenggara dan Aceh (masing-masing 37,2%). Inilah fakta yang terjadi di Indonesia, bagaimana tahun berikutnya?mungkin bisa makin parah. 

Padahal kecenderungan melakukan perilaku sendentari ( perilaku duduk atau berbaring dalam sehari-hari baik di tempat kerja, di rumah  seperti menonton televisi, di perjalanan /transportasi , tetapi tidak termasuk waktu tidur) dapat mendatangkan risiko yang tidak sepele, akibatnya bisa terjadi penyumbatan pembuluh darah sampai mempengaruhi angka harapan hidup. Tidak mau seperti itu? Olahragalah.

Menjadi Mahasiswa, Bukan Berarti Olahraga Tak Ada Lagi

Selama diperkuliahan, saya hanya mendapat mata kuliah olahraga 1 sks. Itu pun di awal semester lalu. Jika selama ini sekolah selalu menuntut kita untuk olaharga dengan pelajaran wajib tiap minggu. Sekolah yang diberi nama Kampus punya cara sendiri. Menjadi mahasiswa dengan tugas yang datang silih berganti bukan berarti olahraga tidak ada lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun