Mohon tunggu...
Liria Lase
Liria Lase Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Melankolis, Pecinta Senja, Laut dan Hujan. www.airpecah.blogspot.co.id https://www.wattpad.com/user/lirialase https://www.tumblr.com/blog/airpecah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kos Nenek

28 Juni 2017   00:00 Diperbarui: 28 Juni 2017   00:06 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Empat tahun lewat dua bulan. Tepat di April 2013, ketika masa2 cukup berat mampir, sekedar singgah mengisi perjalanan hidup. Ketika jadwal UTS sedang padat2nya. Aku bertemu tempat ini, tempat kesekian yang kucari cari dengan sangat melelahkan.

Awalnya sempat ragu, seperti tempat2 sebelumnya. Dimana beberapa tempat tidak menerima orang2 yg beragama non muslim untuk tinggal di kontrakkan mereka. Hal yang sangat lumrah dan cukup dimaklumi saat itu.
Namun di tempat ini, ketika pertama kali bertamu, seorang nenek dengan ramahnya mengizinkan kami untuk bisa tinggal di kontrakkannya. Welcome to kos nenek.

Masa2 peralihan tempat tinggal cukup menguras tenaga dan membuat emosi tak karuan. Nenek kos hampir tiap malam bertamu, sekedar tegur sapa "sudah makan nte?" atau "bagaimana kuliah nte?" atau sekedar menertawakan kami dengan tugas2 semester 2 yg membukit. Ku pikir "mungkin karna masih anak kos baru, jadi nenek agak perhatian". Namun ternyata nenek selalu begitu dengan semua penghuni kosnya.

Hal yang sangat mengesankan adalah, ketika ada toleransi beragama yang ku temukan disini. Nenek kos adalah org yg paling perhatian. Kadang sekedar bertanya "gereja (ibadah) dimana tadi nte" atau "sudah beli baju natal nte?" pertanyaan yg sangat biasa, namun berkesan krn nenek kos nyatanya adalah muslim. Ketika sering pulang lebih malam krn latihan atau kegiatan gereja, nenek kos juga cukup memaklumi.

Ketika hari raya lebaran, tak lupa kami SELALU diundang bertamu, makan bersama dgn mereka. Seperti tanpa perbedaan.

Setahun, dua tahun, tiga tahun. Nenek kos tetap sama perlakuannya. Kadang sekedar "ngerumpi" tentang pacar anak2 kos nya. Nenek kos selalu begitu.

Malam ini kita juga "ngerumpi" banyak hal ya nek. Tentang perjodohan, tentang krisis moneter tahun 1998, tentang roaler coaster, juga tentang mertua - menantu. Kalau nenek cerita, bisa habis waktu dua jam. Aku baru merasakan punya nenek sejak bertemu tempat ini.

Beberapa hari lagi, kos nenek tidak lagi menjadi daerah kekuasaan yg berkesan. Waktu menggilirkan penghuni lama ke penghuni baru. Sepertinya kos nenek akan menjadi salah satu tempat paling berkesan yg selalu ku ingat, dan mungkin akan ku ceritakan pada anak anak ku kelak.

Aku bercerita tentang baiknya nenek kos, tentang perhatian seperti seorang ibu, tentang toleransi beragama dari nenek kos. Sedikitpun aku tidak pernah merasa terasing di antara teman2 kos lain yang beragama muslim. Nenek kos mengajarkan betapa pentingnya saling menghargai kepercayaan masing2. Kadang teman kos sholat di kamar kami dan itu cukup membuat terharu.

Sebentar lagi, kos menjadi tempat yang akan ku rindu rindukan. 

 

*ante adalah panggilan nenek kos kepada semua anak anak kosnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun