Mohon tunggu...
Lipul El Pupaka
Lipul El Pupaka Mohon Tunggu... Wiraswasta - lagi malas malasnya

ini bio belum diisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan dan Bintang pun Menangis

18 September 2014   09:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:21 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BULAN DAN BINTANG PUN MENANGIS

lebih dari ah... bahkan tak terhitung lagi amat banyak warta televisi tersuguh tiap Emak menanak nasi hanya itu itu saja; basi Politisi berhadapan Politisi bicara dengan segudang temuan teori teori berlandaskan lima sila -demokrasi pancasila-katanya berseri "he'eh! mengatasnamakan Kami -rakyat negeri-- duh... dalam teorimu, Kami, tak lagi dibutuhkan partisipasi silakan kau dan kawan kawan saja mengurusi biar beken; sebab kami tak berarti"

Kau, Kawan Pernah baca buku Tere Liye? -- Negeri Para Bedebah- Katanya; "Kisah fiksi kalah seru dibanding kisah nyata Musang berbulu domba berkeliaran di halaman rumah" Nah, seperti itulah kita kekinian Saling mau benar. Teoritis. Berbagi blok. Fiktif. Lupa Tuhan "Tetapi setidaknya, Kawan, di negeri para bedebah, petarung sejati tidak akan pernah berkhianat"

aku tersengal, Kawan benar muak menyaksikan perihal perihal stres agenda pro-kontra seperti tak ada titik temu padahal amat banyak problema yang harus diberes dan ini lebih penting daripada berdebat tiap waktu

hm... pintaku, Kawan aku ingin kau melihat langit dari celah jendela rumah megahmu di sana ada Bulan dan Bintang yang tak berani bersinar Ia hanya muncul. Lantas -bias-hilang begitu saja Ia menangis dalam cita cita mulia menangis di atas sinar pusara bunda Pertiwi padahal, kau tahu kawan? Ia bukan hanya memberi sudut, ruang, dan arah saja Ia-lah generasi negeri yang ingin menjadikan bumi lebih berwarna khidmat, nikmat atas pemberian Gusti nan tiada tara

=O.o.O= Bengkulu, 18 September 2014

Lipul El Pupaka @infolipul www.bukutang.com

Gbr. Ilustrasi: halamanganjil.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun