Mohon tunggu...
Humaniora

Masalah Perkembangan

13 April 2017   06:48 Diperbarui: 13 April 2017   14:30 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masalah Perkembangan

Banyak pertanyaan tentang perkembangan anak yang belum terjawab sampai sekarang. Di luar seluruh pengetahuan yang di peroleh para ahli perkembangan, debat mengenai kepentingan relative dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkembangan dan tentang bagaimana periode-periode perkembangan anak mencakup masalah bawaan dan bimbingan, kesinambungan dan ketidak sinambungan, serta pengalaman masa dini dan masa lanjut. Ragam lingkungan dapat sangat banyak, tetapi cetak biru genetic menghasilkan kesamaan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Kita berjalan sebekum kita bicara, bicara satu kata sebelum dua kata, tumbuh dengan cepat di masa bayi dan melambat di masa kanak-kanak awal, dan mengalami gejolak hormone seksual di masa puber. Lingkungan yang ekstrem yaitu secara psikologis tidak bersahabat dapat menghambat perkembangan.

Di sisi lain, psikolog lain menekankan kepentingan pengalaman lingkungan pada perkembangan. Pengalaman mengatur seluruh lingkungan biologis seseorang hingga lingkungan sosialnya. Sebagai contoh diet seseorang anak dapat mempengaruhi seberapa tinggi anak tersebut akan tumbuh dan bahkan seberapa efektif anak berfikir dan memecahkan masalah. Tidak masalah bagaimana hubungan genetisnya, anak yang di lahirkan dan di besarkan di sebuah desa miskin dengan anak yang lahir dan dibesarkan di kota lebih mungkin memiliki keterampilan yang berbeda cara berfikir yang berbeda mengenai dunia, dan cara yang berbeda dalam berhubungan dengan orang lain. Berfokus pada perkembangan anak melibatkan perubahan bertahap dan komulatif atau tahap-tahap yang berbeda. Secara umum, para ahli perkembangan yang menekankan pengalaman lingkungan, biasanya menggambarkan perkembangan sebagai proses yang betahap dan berkelanjutan, seperti benih tumbuh menjadi pohon. Mereka menekan pengalaman lingkungan seiring dengan menggambarkan perkembangan sebagai rangkaian tahap yang berbeda, seperti perubahan ulat menjadi kekompong kemudian menjadi kupu-kupu.

Pertama tinjaulah kesinambungan, saat pohon tumbuh dari benih, pohon tersebut akan terus membesar, dan pertumbuhan tersebut berkesinambungan. Begitu juga dengan kata pertama yang di ucapkan oleh seorang anak, meskipun sepertinya tiba-tiba dan merupakan kejadian yang tidak berkesinambungan, sebenarnyan merupakan hasil latihan berminggu-minggu dan bebulan-bulan. Pubertas, kejadian lain yang tampaknya tiba-tiba dan tidak berkesinambungan, sebenarnya merupakan bertahap yang terjadi selama beberpa tahun. Di pandang dari segi ketidak sinambungan, setiap orang digambarkan melewati serangkaian tahap dimana perubahan berbeda secara lebih kualitatif dari pada kuantitatif. Saat ulat berubah menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu, demikian pula di titik tertentu seorang anak berubah dari tidak mampu berfikir yang abstrak tentang dunia menjadi mampu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun