Mohon tunggu...
LEMBAGA KAJIAN STRATEGIS KEPRESMA MM USAKTI
LEMBAGA KAJIAN STRATEGIS KEPRESMA MM USAKTI Mohon Tunggu... -

Lembaga Kajian Strategis Kepresidenan Mahasiswa Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan di Indonesia Masa Kini

21 Mei 2013   10:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:15 2064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tanggal 2 Mei 2013 kemarin tepat pada Hari Pendidikan Nasional, Masyarakat Mahasiswa Universitas Trisakti mengadakan aksi damai di sekitar Kampus A Trisakti. Sebagian masyarakat umum menyebut bahwa aksi yang kami lakukan adalah aksi kosong dan sekedar selebrasi semata. Tapi satu hal yang pasti, kami memang peduli dan melihat ada beberapa masalah yang melanda pendidikan di negeri ini.

Pendidikan adalah kebutuhan primer bagi Warga Negara Indonesia, karena pendidikan yang layak serta merata merupakan agenda penting dalam program pencerdasan dan pembangunan bangsa dan negara, dan dapat kita lihat pentingnya pendidikan tercantum di kata – kata dalam pembukaan UUD 1945 “ Mencerdaskan Kehidupan Bangsa” sehingga pendidikan memiliki peran penting untuk kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia. Pendidikan yang layak dan merata merupakan salah satu kewajiban pemerintah yang harus dipenuhi dan diberikan kepada seluruh warga negaranya tanpa terkecuali. Pemerintah bertanggung jawab atas meratanya pendidikan di setiap daerah, mengapa? Karena, baik buruknya suatu bangsa dan negara dapat dilihat seberapa bagus mutu pendidikan dan sebanyak berapa jumlah masyarakat yang mengenyam pendidikan

Dapat kita lihat terdapat beberapa permasalahan yang menyelimuti pendidikan di negeri ini, selimut permasalahan ini layaknya selimut tebal yang penuh dengan masalah tanpa solusi, membalut hingga berlapis-lapis membuat pemerintah sangat kewalahan untuk menanganinya. Sehingga terus terjadi setiap tahunnya.

Secara garis besar kami melihat ada tiga masalah panas dan menjadi sorotan masyarakat negeri ini yang membebani pemerintah begitu beratnya hingga masalah ini berulang-ulang setiap tahunnya. Karena masalah ini berulang terus setiap tahunnya, inilah yang menjadikan sudut pandang masyarakat bahwa pemerintah tidak memiliki atau tidak peduli akan solusi untuk memecahkan masalah panas ini. Permasalahannya adalah:

- kurikulum pendidikan yang berganti-ganti

-Tidak meratanya dan kesenjangan pendidikan di negeri ini.

-Dana Subsidi Pendidikan yang tidak menjadi solusi meratanya pendidikan di Indonesia.

Masalah pertama adalah mengenai kurikulum yang berganti-ganti, terlihat sangatlah jelas bahwa setiap pergantian menteri ataupun periode pemerintahan selalu ada kurikulum pendidikan baru yang dianggap lebih baik daripada sebelumnya, dan tanpa pikir panjang serta penyuluhan yang baik, kurikulum ini langsung diterapkan pada tahun ajaran baru selanjutnya, entah sudah matang atau belum tapi dapat kita lihat setiap pergantian kurikulum pendidikan di negeri ini selalu tergesa-gesa, entah apa yang pemerintah kejar. Dapat dibilang tanpa melihat efek samping yang terjadi. Layaknya di tahun ajaran baru 2013 ini, pemerintah akan menerapkan sebuah kurikulum yang dinamakan Kurikulum 2013. Kurikulum baru ini kabarnya akan berdampak signifikan pada tingkat SMA. Pertama, penjurusan kelas IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) akan dilakukan langsung pada saat kelas X, bukan lagi pada kelas XI. Kedua, menghilangkan mata pelajaran TIK dan mengaplikasikan praktek TIK pada setiap mata pelajaran di tingkat SMA. Ketiga, menjadikan Pramuka sebagai ekstrakulikuler wajib di seluruh SMA Negeri maupun Swasta, menggantikan Paskibra.

Dapat Kita Lihat, walaupun pelajar SMA terbagi dalam jurusan IPA dan IPS, kurikulum ini terlihat lebih baik dari yang sebelumnya, karena penjurusan dilakukan pada awal memsasuki jenjang SMA. Penjurusan akan sangat lebih fokus mempersiapkan para siswa SMA ketika dilakukan pada kelas X, mereka tidak lagi dipaksa mempelajari bidang yang tidak diminati. Setiap individu memiliki kemampuan masing-masing, sebagian besar dari mereka sadar mana yang keahlian mereka serta mana yang mereka minati. Sebagian besar dari mereka telah ada gambaran mengenai jurusan di perkuliahan nanti dan mata pelajaran pendukung apa saja yang seharusnya mereka dapatkan untuk masuk ke dalam jurusan tersebut. Ini adalah langkah yang sangat baik. Tapi, yang dipertanyakan adalah pada point ke dua diatas, menghilangkan mata pelajaran TIK setelah mata pelajaran tersebut dilaksanakan kurang lebih 10 tahun. Ketika mencari info apa alasan pemerintah menghilangkan mata pelajaran tersebut, yang didengar adalah alasan-alasan yang seharusnya 10 tahun lalu telah dikaji dan dipertimbangkan sebelum memasukkan mata pelajaran ini kedalam kurikulum. Setelah mata pelajaran ini berjalan cukup lama dan setiap sekolah telah menyiapkan fasilitas berupa komputer yang tidak sedikit untuk digunakan dalam menunjang pelajaran ini bagi para siswanya, Pemerintah tanpa pikir pertimbangan yang matang menghilangkan mata pelajaran tersebut. Ya, fasilitas komputer yang tidaklah murah tersebut akan menjadi bangkai tak berguna di dalam sekolah karena tidak akan digunakan lagi. Dengan alih-alih melebur praktik langsung TIK kedalam setiap mata pelajaran, pemerintah seperti menuntut kepada setiap siswa SMA harus memiliki laptop sendiri yang harus dibawa dan digunakan dalam menunjang seluruh mata pelajaran yang ada, disini terlihat pemerintah tidak berpikir jauh apakah semua siswa mampu atau tidak????. Kurang matang dan tergesa-gesanya pemerintah dalam menerapkan kurikulum ini sangat terlihat disini, entahlah apa yang mereka kejar.

Pemerintah haruslah membuat sebuah master plan system pendidikan Indonesia yang jelas, master plan ini dibentuk dari hasil seluruh kajian mandalam dan menyeluruh terhadap pendidikan di Indonesia menghasilkan kurikulum apa yang paling tepat untuk pendidikan di Indonesia. Setiap menteri pendidikan baru menjabat tidaklah merubah master plan ini, tetapi hanyalah akan menambahkan apa yang dibutuhkan selanjutnya seiring berjalan dan berkembangnya waktu. Inilah salah satu langkah yang harus pemerintah pikirkan untuk kurikulum pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan fleksibel.

Masalah Kedua adalah Tidak Merata Pendidikan di Indonesia. Dalam bidang pendidikan, Indonesia berada di peringkat 69 dunia berada dibawah Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Indonesia memiliki 1,5 juta anak yang tidak dapat melanjutkan sekolah setiap tahunnya. Ini bukanlah masalah baru, namun ini adalah masalah yang pasti muncul di setiap periode pemerintahan. Telah beberapa kali Indonesia berganti Presiden serta Menteri Pendidikan sebagai ujung tombak perubahan dan perbaikan pendidikan di Indonesia, namun masalah ini masih terus ada dan mengakar menjadi masalah-masalah lain. Apa yang sebenarnya menjadi akar dari permasalahan yang menyebabkan banyak anak-anak bangsa yang tidak dapat mengenyam pendidikan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun