Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berterima Kasih dan Bersyukur: Seringkah Kita Melupakannya?

28 Juli 2017   07:12 Diperbarui: 28 Juli 2017   18:42 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berawal dari diskusi dengan seseorang terkait investasi saham. Saya meminta pendapatnya. Orang tua saya menginginkan saya berinvestasi saham. Saya tanyakan peluang dan risikonya.

Saat itulah saya tersadar. Keinginan orang tua tentang investasi saham membuat saya menemukan pelajaran berharga: mempersiapkan masa depan dan bersyukur. Mempersiapkan masa depan tentunya penting. Menjamin kondisi finansial kita aman di masa depan.

Bersyukur tak kalah pentingnya. Sungguh, saya mensyukuri apa yang saya alami dan miliki. Di saat kebanyakan mahasiswa lain seumuran saya terhimpit masalah ekonomi, entah itu kehabisan uang atau apa, keadaan saya lebih baik dari mereka. Ketika orang tua mereka masih merasa kesulitan membiayai hidup dan kuliah mereka, orang tua saya justru menjamin keamanan finansial di masa kini dan masa depan. Sewaktu mereka hanya memiliki fasilitas terbatas, baik itu fasilitas penunjang hobi, akses internet yang terbatas, dll, fasilitas saya terpenuhi semuanya. Kemudahan mengakses internet tanpa batas, kelengkapan laptop, printer, dan scanner di rumah, dan dukungan orang tua yang luar biasa terhadap kegiatan akademis dan non akademis yang saya tekuni. Orang tua saya adalah fasilitator yang sangat baik. Mereka orang tua yang ideal bagi saya. Pemberi kasih sayang, pemberi nafkah, fasilitator, pelindung, teman, bahkan sahabat untuk saya. Perhatian dan kasih sayang dari keluarga serta orang-orang yang saya percayai membuat saya bersyukur.

Bicara tentang bersyukur, terkadang hal ini sering kita lupakan. Terlalu sibuk mengeluh, iri pada orang lain yang lebih kaya dari kita, dan cemburu pada keberhasilan orang lain membuat kita lupa bersyukur. Sesekali melihat ke bawah dan mensyukuri nikmat tak ada ruginya. Justru sangat dianjurkan. Lihat ke atas untuk memotivasi diri dan meraih mimpi, lihat ke bawah untuk mensyukuri keadaan. Tuhan menyukai orang yang bersyukur.

Sama halnya dengan bersyukur, berterima kasih pun sesuatu yang kerap kali luput dari perhatian kita. Sering kali kita lupa berterima kasih pada orang lain. Entah karena malu, gengsi, harga diri terlalu tinggi, atau benar-benar lupa. Bersyukur dan berterima kasih, dua hal sederhana yang sering terlupa di benak kita.

Segala sesuatu harus seimbang. Ada kalanya kita berusaha keras meraih cita-cita, ada saatnya pula kita berhenti sejenak untuk bersyukur dan merefleksikan usaha yang selama ini kita lakukan. Ada waktunya kita melihat ke atas agar diri kita termotivasi, ada masanya kita melihat ke bawah untuk mensyukuri apa yang telah diperoleh selama ini.

Di akhir tulisan ini, saya ingin berterima kasih dan bersyukur. Akhirnya, salah satu harapan saya terwujud. Kisah Albert dan Renna berhasil dinovelkan. Kisah yang awalnya di-publish secara berkala itu, akhirnya dapat terangkai utuh menjadi sebuah novel.

Data buku:

Judul buku: The Chosen Lady

Penulis: Maurinta

Penerbit: Stiletto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun