Mohon tunggu...
Syasya_mama
Syasya_mama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Ibu 2 Putri, Indonesia - Korea 가는 말이 고와야 오는 말이 곱다 (Jika kata yang keluar baik, kata yang akan datang pun akan baik )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengemis India yang Menyedihkan

30 Juli 2012   23:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:25 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13436191071771155723

[caption id="attachment_197102" align="aligncenter" width="414" caption="pengemis di India, doc. Syasya"][/caption]

Menyusuri sungai gangga yang suci ternyata membawa kedamaian tersendiri. Sungai gangga memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan walau dipinggir-pinggir sungai ada saja sampah yang menumpuk atau sisa tulang manusia yang tidak hancur saat dikremasi namun di India kepercayaan mereka sangat kuat sekali. Ada banyak ritual-ritual keagamaan dan kepercayaan yang mereka jalankan bisa jadi setiap hari mereka selalu berdoa di sungai gangga ini hehehehehe.

Sedang asik berjalan di pingir sungai gangga ada sekelompok anak-anak yang sedang bermain cricket. Permainan anak laki-laki yang mengasikkan, Seorang anak memegang kayu dan seorang lagi melemparkan bola kearah anak yang lain. Sementara dibelakang anak itu ada 3 buah tongkat kayu yang berdiri,  saya gak tau fungsinya apa ya hihihihihi. Selama ini gak pernah lihat orang bermain cricket sih, sebenernya permainan criket hampir mirip dengan permainan kastik yang sering kita mainkan dulu.

Tapi saya gak ngerti aturan permainan cricket seperti apa, konon cricket berasal dari Inggris karena India merupakan jajahan Inggris maka tak heran jika criket sangat digemarin oleh orang India. Menurut penerjemah ia mengatakan permainan criket gak pake waktu, jadi cricket bisa dimainkan sampai seharian atau lebih tergantung yang menang yang mana. Tapi bisa juga setelah seharian bermain cricket ujung-ujungnya seri juga hehehehehe wah kalau seperti itu cape doang ya? hihihihihi

Berhubung anak-anak itu main gak selesai-selesai akhirnya saya naik perahu saja dengan 150 rupee perjaman lumayan menghilangkan kepenatan beberapa saat. Senja di atas perahu sungai gangga dan melihat burung camar berterbangan duh damai sekali dunia ini.

Kedamaian sungai gangga ternyata mensiratkan keprihatinan yang dalam buat saya pribadi karena belum pernah saya melihat peminta-minta yang banyaknya minta ampun disalah satu ghat ditepi sungai gangga. Miris, prihatin dan sedih melihat pemandangan ini, disaat orang lain bisa makan dengan lahapnya ternyata para pengemis yang jumlahnya banyak ini sedang mengais rezeki meminta belas kasih pengunjung. Mereka bukan hanya meminta uang tetapi apa saja asal bisa membuat perut mereka kenyang mereka mau menerimanya. Seperti yang saya lihat di salah satu ghat ditepian sungai gangga, banyak diantara mereka yang berusia tua hingga balita. Keadaan yang sungguh memprihatinkan, dan yang lebih membuat saya miris lagi adalah ketika didepan hotel tempat saya menginap seorang pria memangku anaknya yang tertidur dengan tangan yang berlumur darah dan luka yang masih menganga entah disengaja atau tidak yang pasti siapa saja yang melihatnya pasti tidak tega.

Walaupun luka itu disengaja tetapi membuat luka seperti itu pasti sakit sekali, saya jadi berfikir ternyata untuk mendapatkan sepiring nasi begitu berat pengorbanannya. Jadi sedih karena ingat dengan makanan yang sering sisa dirumah harus dibuang begitu saja. Buat mereka sungguh makanan sisa itu sangat berharga sekali.

Entah karena kemiskinan atau karena sudah keenakan menjadi pengemis mereka melakukan pekerjaan itu yang pasti pemandangan seperti ini seperti hidup di daerah pengungsian. Di Indonesia pekerjaan menjadi pengemis adalah profesi yang sangat menjanjikan kini, karena dari mereka yang melakukan pekerjaan ini ternyata didesa rumahnya bagus dan termasuk kaya juga hehheheheh tak heran jika sekarang banyak banget yang berprofesi menjadi pengemis apalagi di musim ramadhan. Sepertinya beda banget dengan di India mereka melakukan pekerjaan menjadi pengemis karena mereka memang benar-benar miskin.

Hampir dari seperempat penduduk India hidup dalam garis kemiskinan jadi tak heran jika banyak para pengemis dan tunawisma yang berkeliaran di jalan. Negara yang kumuh dan kotor tapi pertumbuhan ekonomi di India cukup tinggi juga, karena nilai tukar mata uang mereka lebih tinggi daripada Indonesia. Dipingir kota biasanya dalam satu rumah dihuni oleh 3 sampai 4 generasi sementara di perkotaan tradisi tinggal bersama dalam satu atap tidak banyak ditemui. Kebanyakan dari wanita di India menikah karena perjodohan walau dengan persetujuan kedua mempelai  tetapi kebanyakan mereka menikah diusia dini.

Itulah India negara yang miskin dan terbanyak kedua jumlah penduduknya tetapi bisa lebih hebat pertumbuhan ekonominya. Yuk jangan kalah dengan mereka, negara kita negara kaya banyak potensi dari Indonesia yang bisa kita kembangkan bukan potensi menjadi pengemis berdasi atau pengemis compang camping kaya yang patut dikembangkan ya hehehehe.

Salam Sya, 2012.07.30

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun