Kelemahan mengunakan lahan ini adalah hasil yang diperoleh sangat sedikit jika dibandingkan dengan media plastik hanya 10 persennya saja.
Namun kebanyakan petani garam mengunakan tanah lumpur yang dipadatkan walaupun hasilnya sedikit karena yang dicari adalah kualitas garam yang dihasilkan benar benar bagus dan alami sesuai dengan standar kesehatan.
Proses Pembuatan Garam
Awal setelah lahan siap tersedia maka sebelumnya air laut ditampung dipenampungan kemudian dicek kadar kegaramnya proses ini disebut Josuchi. Inilah tahap awal bagus tidaknya garam yang akan dihasilkan.
Setelah dirasa kualitas air laut bagus maka air tersebut dialiri ke tempat penguapan proses ini disebut Jeungbalji.
Selanjutnya air dialiri kembali ke lahan yang lebih rendah. Dari sini air laut dialiri kembali ke lahan berikutnya setelah melalui pengecekan apakah sesuai standar atu tidak.
Begitu selanjutnya terus menerus hingga 17 kali proses. Setelah air tersisa 8 hingga 18 persen dari semula proses ini disebut Yeombunnongdo. Baru air laut didiamkan hingga menguap dan terbentuk endapsn garam.
Panen garam dimulai setelah 25 hari tahap demi tahap dilalui. Panen garam dimulai sekitar jam 6 hingga jam 9 pagi. Saat matahari sedang bagus bagusnya.
Caranya adalah jika kita lihat warnanya seperti susu, dipegang mudah hancur, ketika dicicipi terakhirnya ada rasa agak manis sedikit. Kalau rasanya asin banget dan ada paitnya maka hasilnya kurang bagus.