Mohon tunggu...
Ar Kus
Ar Kus Mohon Tunggu... karyawan swasta -

senang berpikir apa adanya dan adanya apa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Shalat 3 Waktu Ala Liberalis?

9 Agustus 2012   21:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:01 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Liberal kok shalat?” atau “Apakah Ulil cs masih shalat?”, itulah di antara pertanyaan yang sering muncul dari beberapa orang pada seseorang/kelompok yang mengaku islam liberal.

Jadi, apakah seorang liberalis masih shalat? Untuk menjawab pertanyaan ini, saya coba mengamati dan berbicara dengan seorang temen yang mengaku Islam Liberal, dia mengemukakan bahwa ada tiga kelompok cara mereka melaksanakan ibadah shalat, yaitu:

1.Kelompok yang masih shalat 5 waktu secara penuh

Kelompok ini masih melaksanakan ibadah shalat seperti yang dilakukan oleh muslim pada umumnya, yaitu 5 kali sehari dengan jumlah rakaat 17. Jadi, mereka hanya beda dalam penafsiran hal-hal tertentu saja, aspek ritual ibadahnya biasanya masih sama. Tokoh liberalis awal, seperti Nurcholis Madjid, menurut informasi, termasuk kategori kelompok ini, yaitu secara ritual ibadah ia masih sangatlah taat, tetapi dalam menafsirkan doktrin-doktrin tertentu beliau sangatlah liberal. Artinya, kelompok ini dari sisi ubudiyah-nya masih sama dengan Islam mainstream. Jargonnya adalah “berfikir liberal beramal fundamental”.

2.Kelompok yang shalatnya 3 waktu saja

Ada kelompok liberalis yang shalatnya hanya tiga waktu dalam sehari. Kelompok inipun digolongkan dalam dua bagian, yaitu:

a. Kelompok yang meyakini bahwa memang ibadah shalat di dalam Alquran hanya diwajibkan dalam tiga waktu saja. Biasanya dalil yang menjadi acuan mereka adalah QS 11: 114. Shalat jenis ini hanya perlu dilakukan dua rakaat saja, itupun tanpa duduk setelah sujud. Paham kelompok seperti ini ada juga yang menyebut dirinya sebagai Islam hanif.

b. Adapula yang melaksanakan shalat tiga waktu dengan cara menggabungkan waktu shalat dhuhur-ashar dan maghrib-isya (jamak takdim/takhir). Bedanya, kelompok ini melakukannya baik karena sebab maupun tanpa sebab. Cara seperti ini memang bukan hanya popular di kalangan liberal kelompok ini, tetapi popular pula di kalangan Islam syiah imamiyah.

3.Kelompok yang tidak shalat

Mereka mengataan bahwa ‘shalat lahir itu nomor dua’ yang penting adalah shalat batin. Bagi kelompok ini yang terpenting dalam kehidupannya adalah ibadah sosial. Ketika wacana dekonstruksi syariah diusung sebagai gagasan, kelompok ini mengatakan bahwa kebenaran itu relatif, tidak absolute, hanya Alquran yang absolute. Kelompok ini mengatakan bahwa syariah adalah produk ulama abad ke-3 H. Jadi, ketika mereka mendekonstruksi syariah, maka tidak ada lagi halal-haram. Shalat pun jadinya bukanlah kewajiban.

Ini memang hanya hasil obrolan singkat dgn seorang liberalis, jadi mungkin kajiannya tidak mendalam dan perlu di-crosscheck ulang. Ya…ini hanya sebagai intermezzo saja.

***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun