Mohon tunggu...
Kusnandar Putra
Kusnandar Putra Mohon Tunggu... lainnya -

Adalah seorang ayah | penulis | desainer.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Mengajar Sejarah Tanpa Membawa Buku

28 Februari 2013   23:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:31 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

بِسْمِ-اللهِ-الرَّحْمنِ-الرَّحِيم

Suatu saat penulis membawakan materi Proklamasi Indonesia pada pelajaran Sejarah di Kelas VIII. Namun, saat itu, tidak ada buku yang sejarah yang dibawa. Hanya bermodalkan laptop dan modem yang siap terjun ke dunia maya. Apa yang dilakukan penulis? Membuka wikipedia.

[caption id="attachment_229998" align="aligncenter" width="142" caption="http://id.wikipedia.org"][/caption]

Atau lebih tepatnya di http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia. Nah, situs ini sangat membantu dalam mengajar sejarah. Pasalnya banyak penjelasan yang bisa dilebarkan, sehingga murid-murid lebih terbuka wawasannya.

[caption id="attachment_230000" align="aligncenter" width="596" caption="http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia"]
1362092805482765613
1362092805482765613
[/caption]

Ambil contoh sebagai berikut: Saat itu, penulis hanya membaca teks yang tertera pada layar monitor,

"Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonjol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pagi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan." [caption id="attachment_230003" align="aligncenter" width="601" caption="Melink Laksamana Maeda (http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia)"]
13620931191863170921
13620931191863170921
[/caption]

Disinilah letak keunikan tersendiri saat mengajar sejarah tanpa buku, alias lewat WIKIPEDIA, bisa memperluas pengetahuan. Di atas atas ada kode berwarna biru, lalu penulis tanya murid, "Siapakah Laksamana Maeda?" Penulis hanya mengelik kanan warna biru itu, maka terlihatlah siapa sosok Laksanamana Maeda.

[caption id="attachment_230004" align="aligncenter" width="454" caption="Klik Kanan Saja"]
13620933222058156475
13620933222058156475
[/caption]

Hasilnya:

"Laksamana Muda Maeda Tadashi adalah seorang perwira tinggi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Hindia Belanda pada masa Perang Pasifik. Laksamana Maeda memiliki peran yang cukup penting dalam kemerdekaan Indonesia, dimana beliau telah mempersilahkan kediamannya yang beradan di Jl. Imam Bonjol, No.1, Jakarta Pusat sebagai tempat penyusunan naskah proklamasi oleh Soekarno, Moh.Hatta dan Achmad Soebardjo, ditambah sang juru ketik Sayuti Melik, selain itu, beliau juga bersedia menjamin keamanan bagi mereka." [caption id="attachment_230005" align="alignnone" width="558" caption="Laksamana Maeda (http://id.wikipedia.org/wiki/Maeda_Tadashi)"]
1362093496501208396
1362093496501208396
[/caption]

Begitulah seterusnya, kapan ada kode link berwarna biru, maka masih ada penjelasan tambahannya. Bagi guru sejarah, tentunya sangat membantu fasilitas seperti ini. Akses seperti ini, tentunya bisa pula bagi guru mata pelajaran lain. Dengan membuka wikipedia, akan tampil banyak link yang sangat membantu pemahaman kita, siapkah tokoh itu, negara itu dimana, bagaimana gambarnya, semua akan tertera dengan jelas. Seperti pada Peristiwa Rengasdengklok, di wikipedia terlihat gambar seperti ini: [caption id="attachment_230006" align="alignnone" width="613" caption="Peristiwa Rengasdengklok (http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia)"]

13620939341262982439
13620939341262982439
[/caption] Keterangan-keterangan berwarna biru itulah, membuka wawasan terbaru. Siapakah Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana akan terjawab setelah mengeliknya. Dimanakah Rengasdengklok, akan terjawab pula setelah mengeliknya! Mudah 'kan! Namun, pada sejarah di wikipedia, tentunya membutuhkan penjelasan lainnya dari buku lain. Tentunya semalam sebelum berangkat ke sekolah. Artinya guru juga harus mampu menyaring berita dari wikipedia, sebab kadangkala ada hal yang tak benar pada opini. Perlu klarifikasi! Tentunya wikipedia sudah membantu, tapi ada tambahan yang bisa menyempurnakannya. Ambil contoh yang tidak dilansir dari wikipedia tentang proklamasi Indonesia:
Ada peristiwa penting yang tidak diketahui oleh sebagian orang, terutama generasi bangsa saat ini, bahwa detik-detik jelang pembacaan naskah proklamasi, upacara dimulai dengan pembacaan UUD 1945 yang berlandaskan Piagam Jakarta. Pembacaan itu dilakukan oleh Dr Moewardi yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia Suwirjo, kemudian setelah diawali pidato singkat, barulah Soekarno membacakan naskah proklamasi. Keterangan ini dikutip oleh Ridwan Saidi dari buku Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis oleh Sidik Kertapati. Dan tahukah Anda? Ketika proklamasi dibacakan, tak ada satupun tokoh Kristen yang hadir dalam peristiwa bersejarah itu. Seharusnya, dalam suasana kemerdekaan dan untuk menunjukkan rasa persatuan, mereka hadir dalam acara tersebut.

Ada dugaan, ketidakhadiran kelompok Kristen itu dikarenakan keberatan mereka terhadap Piagam Jakarta yang diduga bakal dibacakan Soekarno dalam proklamasi kemerdekaan. Sementara tokoh-tokoh yang hadir ketika itu adalah: Mohammad Hatta, KH A Wahid Hasyim, Abikoesno Tjokrosoejoso, Soekarjo Wirjopranoto, Soetardjo Kartohadikoesoemo, Dr Radjiman Wedyoningrat, Soewirjo, Ny. Fatmawati, Ny. SK Trimurti, Abdul Kadir (PETA), Daan Jahja (PETA), Latif Hendraningrat (PETA), Dr. Sutjipto (PETA), Kemal Idris (PETA), Arifin Abdurrahman (PETA), Singgih (PETA), Dr Moewardi, Asmara Hadi, Soediro Soehoed Sastrokoesoemo, Djohar Noer, Soepeno, Soeroto (Pers), S.F Mendoer (Pers), Sjahrudin (Pers).

[caption id="attachment_229995" align="aligncenter" width="180" caption="Piagam Jakarta (http://ruangjuang.wordpress.com)"]
1362092503128949852
1362092503128949852
[/caption]
Kenapa kalangan Kristen tak menghadiri acara penting dan sangat bersejarah itu? Belakangan diketahui, para aktivis Kristen itu sibuk kasak-kusuk melakukan konsolidasi dan lobi-lobi politik untuk meminta penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Dari “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" menjadi " Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Semoga Alloh memberikan kita cahaya istiqomah sehingga kita meninggal dalam keadaan muslim. Amin. Salam www.kusnandarputra.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun