Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menjadi Kiri Itu Tidak Mudah!

8 Agustus 2018   20:45 Diperbarui: 19 Februari 2019   12:11 2198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Diarmid Courreges -kompas.com

Meski sejumlah ahli telah menjelaskan tak ada yang salah dengan kidal, diskriminasi terhadap orang kidal masih terjadi. Sashimie menceritakan pengalamannya sebagai seorang kidal, sekaligus mencoba menganalisis penyebab diskriminasi tersebut.

Perilaku tidak bersahabat terhadap orang kidal, katanya, turut dipicu oleh pemaknaan kanan dan kiri yang diamini oleh masyarakat.

"Kiri cenderung dimaknai negatif dan kanan cenderung dimaknai positif. Secara etimoligi bahkan kiri menunjukkan kotoran dan kejelekan. Sedangkan kanan sebaliknya, yaitu adil, benar, dan tepat," lanjutnya.

Sashimie menceritakan masa-masa ketika ia duduk di bangku Taman Kanak-kanak. Ia bersekolah di Sekolah Islam di daerah Blok S, Kebayoran Baru. Selain kidal, Sashimie juga cadel. Maka apa yang ia dapat selama di sekolah? Sashimie dirisak, mulai dari kepala sekolah, beberapa guru, teman, hingga pesuruh sekolah.

Hal seperti itu mungkin sukar diceritakan kepada orang lain. Entah karena takut atau bingung memulainya. Perlakuan tidak menyenangkan semacam itu bahkan dialami hingga Sashimie masuk Sekolah Dasar. Efeknya, tentu saja berdampak pada nilai akademis yang kian memburuk.

Seiring berjalannnya waktu Sashimie menyadari bahwa "Dunia ini luas sekali dan orang yang menggunakan tangan kiri bukanlah seorang monster pembawa wabah penyakit," katanya. Dan itu disadarinya ketika sudah masuk Sekolah Menengah Pertama.

"Di tempat ini saya baru percaya bahwa manusia kidal itu memang ada dan saya bukan orang aneh, saya manusia normal bertemu. Beberapa teman sekelas saya kidal juga, mereka membela ketika orang-orang menghina, melecehkan, dan mem-bully saya," tulisnya dalam tulisan "Apa yang Salah dengan Kidal?"

***

Dalam Journal of Clinical and Experimental Neuropsychology volume 35, tahun 2013, orang kidal rata-rata menunjukkan otak kanan yang lebih berkembang, khususnya dalam memproses penalaran spasial dan kemampuan memutar representasi mental dari objek.

"Kondisi ini menunjukkan bahwa beberapa orang kidal memiliki peningkatan konektivitas antara kedua belahan otak dan menjadi lebih unggul dalam memproses infomasi," tulis laporan penelitan tersebut.

Namun, ada penelitian terbaru menjelaskan bahwa tidak selamanya orang yang menggunakan bagian tubuh sebelah kanan itu tidak kidal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun