Mohon tunggu...
Abdul Salam Atjo
Abdul Salam Atjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuluh Perikanan

Karyaku untuk Pelaku Utama Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Vaname Kian Ramai

16 Oktober 2016   13:55 Diperbarui: 16 Oktober 2016   14:22 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senyum ceria menyapa petambak udang vaname di desa Wiringtasi kecamatan Suppa, Pinrang. Produksi dan pasar saling bersambut, sehingga prospek pasar udang khususnya udang vaname semakin ramai. Kondisi ini menjadi peluang bagi petambak udang untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi.

Petambak udang di kabupaten Pinrang semakin gencar membudidayakan udang vaname. Selain pertumbuhannya cepat, prospek pasarnya cukup menjanjikan. “Saya kira kesempatan yang sangat baik dan kemungkinan harga pun masih bagus karena permintaan udang vaname di pasar lokal maupun pasar luar negeri semakin membaik,” ungkap Akbar, pengurus kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Samaturue desa Wiringtasi, Suppa kemarin.

Ketua Pokdakan Samaturue, Puang Kasau menjelaskan, tingginya harga ekspor saat ini mendorong kenaikan harga udang di pasar domestik. Pasalnya, harga udang domestik terbentuk dari harga ekspor. Dengan kondisi seperti ini praktis permintaan pasar dalam negeri akan terkoreksi. “Dari size (ukuran) yang paling signifikan. Mereka yang dulu bisa beli size 50-60, sekarang bergeser beli size 80-90 bahkan 100 sehingga petambak semakin termotivasi tebar udang vaname,” ungkap Puang Kasau.

Melihat peluang yang begitu cerah, Puang Kasau mengingatkan kepada anggotanya untuk tidak sembrono dan tetap menerapkan kaidah budidaya udang yang baik. “Tidak memanfaatkan momentum harga yang bagus dengan menambah kepadatan tebar tanpa memperhitungkan kondisi lahan dan fasilitas budidaya yang ada. Supaya kita tetap lestari, tetap berhati-hati dan menerapkan cara budidaya ikan yang baik (CBIB),” harap Puang Kasau.

Cara budidaya udang yang ramah lingkunganpun sudah diterapkan oleh anggota Pokdakan Samaturue Suppa. Akbar, misalnya sudah berhasil panen dengan menekan jumlah konsumsi pakan pada Food Conversi Ratio (FCR) 1,2. Artinya dengan jumlah pakan 2.000 kilogram yang dikeluarkan untuk dikonsumsi oleh sekitar 100.000 ekor udang yang ditebar telah mampu panen sebanyak 1.700 kilogram dengan ukuran (size) 55 ekor/kilogram.   

“Cukup menguntungkan karena masa pemeliharaan sekitar 80 hari sudah mampu panen 1.700 kilogram dengan harga jual Rp.67.500 perkilogram sehingga hasil kotor yang dicapai sebesar Rp.114.750.000,” ungkap Akbar.

Pengalaman sukses panen dengan harga pasar yang menggiurkan tersebut akan menjadi motivasi bagi anggota kelompoktani tambak yang lainnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun