Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kerja di Luar Negeri Masih Menjadi Solusi?

10 Januari 2020   20:30 Diperbarui: 13 Januari 2020   16:52 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: dennylorenta.wordpress.com

Tetapi terkadang menjadi manusia. Justru filosofi dari budaya itu yang sejatinya untuk manusia memanusiakan manusia dengan kelahiran seorang anak yang harus diterima sebagai manusia, atau dengan syukuran pernikahan: yang menikah bagi manusia memang harus termanusiakan untuk orang lain juga mengetahuinya bahwa; mereka sah menjalin hubungan suami istri adalah  tujuannya.

Kembali yang namanya manusia dengan ia juga memandang orang lain pada akhirnya. Budaya yang seharusnya hanya menjadi sarana, justru ia dijadikan sebuah ajang kompetisi untuk tanda, ia lebih makmur dari yang lain. 

Sebab ia dapat membuat pesta yang besar untuk anaknya, ia dapat menyembelihkan kambing banyak untuk anaknya pula.

Terkadang dengan banyaknya orang yang mampu di sana, timbulah orang yang mampu membuat orang yang tidak mampu ikut memampu-mampukan dirinya. 

Banyak problem sosial baru untuk hajatan, atau akekah anaknya saja harus berhutang lebih dahulu, padahal pendapatan akan Rupiah dari gaji bulanannya sendiri saja begitu minim, bahkan cenderung cukup saja untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Tidak ada kata untuk memilih yang lain. Kehidupan diabad ke-21 ini, semua orang mengutamakan mode dalam hidup. 

Tetapi ya memang tidak semua, banyak juga orang-orang yang sadar mengukur dirinya, tetapi tentang ilusi manusia melihat manusia lainnya, apakah kesadaran bukan untuk sama-sama bernasib sama dengannya yang mapan juga memandang apa saja kebutuhan hidupnya?

Budi yang melihat potensi itu, sudah tidak mungkin di abad milenium ini percaya pada mistik. Tidak mungkin juga karena memang sudah dibuktikan sendiri olehnya kerjanya didalam negeri, Budi juga akan sejahtera memandang kehidupannya di masa depan kelak.

"Bekerja di dalam negeri tidak ubahnya hanya menjadi manusia yang sama memenuhi "berkebutuhan" juga pada akhirnya, tetapi gali lobang dan tutup lobang dalam memenuhi kebutuhannya sendiri".

Cerita tetangga Budi yang pulang dari luar negeri, atau ia masih diluar negeri dapat membeli tanah orang yang sedang membutuhkan uang menjual tanahnya untuk kebutuhan hidupnya, mungkinkah dengan berbagai kemudahan membeli apa yang akan dibeli jika bergaji tinggi di luar negeri, tidak akan menggiurkan hati setiap manusia yang masih bekerja didalam negeri?

Keluarga harapan merupakan konsep keluarga yang diharapkan akan sejahtera. Anaknya yang butuh sekolah lebih layak di masa depan, istrinya yang butuh kondangan saat tetangga hajatan karena budaya dalam negeri sendiri setiap hajatan berharap disantuni dengan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun