Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemikiran "Plato" tentang Manusia

2 Agustus 2019   22:14 Diperbarui: 25 Juni 2021   08:23 2877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Epithumia bagi Plato merupakan nafsu-nafsu primitif manusia yang harus segera dipenuhi tanpa bisa tawar-menawar. Nafsu-nafsu ini merupakan insting yang sangat susah untuk tunduk pada ratio (akal budi). Plato menyebutkan bahwa sifat epithumia sangat irasional, tidak tunduk pada akal budi sehingga secara fisiologis epithumia berada pada bagian perut ke bawah jauh dari kepala.

Nafsu-nafsu seperti Seks, makan, minum, dan uang adalah bagian dari epithumia. Menurut Plato nafsu-nafsu ini berguna bagi keberlangsungan hidup manusia, namun manusia menjadi tidak sehat jika hanya mengejar pemenuhan atas nafsu-nafsu tersebut tanpa mengenal rasa puas. Sikap seperti ini hanya akan menghancurkan manusia itu sendiri.

Thumos

Jika secara fisiologi ephithumia berada pada bagian perut ke bawah maka thumos berada di antara leher dan dada. Thumos  sangat berbeda dengan ephithumia. Thumos merujuk pada afektivitas, rasa, semangat dan agresivitas. Thumos adalah tempat dimana keberanian muncul. Menurut Plato, thumos bisa drivemanusia untuk tidak menyerah ada takdir, tidak pasrah apalagi memble dalam menjalani tekanan hidup.

Rasa cinta, ingin diakui, ingin dihargai, ingin mendapat pujian merupakan ciri dari thumos. Uang, makanan dan seks bukan segala-galanya bagi orang-orang yang didominasi oleh thumos. Mereka butuh pengakuan, butuh rasa ingin dihargai, dan butuh cinta. Orang-orang yang disetir oleh thumos tidak mencari hal-hal material yang sifatnya rendah.

Thumos adalah hasrat-hasrat yang umumnya cenderung baik dan mudah diarahkan oleh akal budi. Namun, saat mengikuti dirinya sendiri, thumos bisa menjadi irasional.

Kita bisa lihat contoh manusia yang disetir oleh thumos pada pendukung fanatik suatu kesebelasan sepak bola atau kelompok fanatik agama tertentu. Mereka tidak memfokuskan diri pada pemenuhan makanan, uang dll tapi bisa secara irasional (dengan berani mati) membela apa yang mereka yakini.

Logistikon

Menurut plato, Logistikon atau Logika merupakan faktor yang paling penting. Logika digambarkan sebagai sais kereta kuda yang lihai dan mampu untuk mengatur ephithumia (kuda hitam) dan Thumos (kuda putih) agar bisa berjalan bersama mencapai tujuan. Karena sifatnya penuh dengan kebijakan dan akal budi, logistikon berada pada bagian paling atas dari anatomi tubuh manusia yaitu Kepala.

Baca juga: Pemikiran Plato, dari Etika Manusia Sampai Sosial-Politik

Menggunakan logika merupakan hal yang paling utama untuk mendapat hidup yang bahagia. Plato berpendapat bahwa manusia yang hidup karena (hanya) didorong oleh ephithumia atau thumos akan merugikan peradaban. Peradaban hanya dibangun oleh manusia dengan logika yang baik sehingga mampu mengatur hasrat-hasrat irasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun