Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Perusahaan Alih Daya sebagai Organisasi

24 Februari 2019   09:48 Diperbarui: 24 Februari 2019   10:23 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : dailysocial.id

Semakin maraknya bendera-bendera perusahaan alih daya suatu pertanda bahwa terorganisirnya menjadi tren baru dalam dunia bisnis. Organisasi perusahaaan alih daya tidaklah harus besar. Asal ada relasi dengan perusahaan induk dan mempunyai alat produksi atau jasa kemudian juga para pekerja yang dibutuhkan sebagai penunjang kerja yang akan ditangani sudahlah cukup. 

Tetapi dari semua itu, hal yang fundamental paling berpengaruh dalam terwujudnya pelaksananan perusahaan alih daya adalah mempunyai relasi dengan perusahaan induk. Dimana relasi dengan perusahaan induk menjadi jembatan emas atas terciptanya berbagi kesepakatan-kesepakatan yang akan disepakti termasuk batasan kerja, nilai kontrak, dan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan induk untuk mendapatkan jasa dari perusahaaan alih daya tersebut.

Relasi paling kuat dalam mewujudkan kerja sama yaitu dengan elit organisasi perusahaan induk seperti Supervisior sampai Menejer perusahaan induk tersebut. Regulasi dari perusahaan induk untuk memakai jasa perusahaan alih daya memungkinkan otoritas mengenai siapa dan bagaimana perusahaan alih daya itu sepenuhnya menjadi hak elit perusahaan induk. 

Dari sinilah muncul praktik-praktik korupsi sesama para elit perusahaan induk maupun perusahaan alih daya. Beban biaya korupsi ini terkadang oleh perusahaaan alih daya dimasukan dalam daftar belanja perusahaaan alih daya tersebut. Lagi-lagi pemangkasan nilai untuk para pekrja itu semakin nyata.

Sulitnya organisasi perusahaan alih daya menembus perusahaan induk inilah sebab adanya kecurangan-kecurangan tersebut. Perusahaan tidak hanya bersaing secara kualitas sumber daya manusia dan alat produksi, terkadang yang paling menentukan terpakainya perusahaan alih daya oleh perusahaan induk  tersebut dikarenakan kedekatan dengan elit perusahaan induk. 

Untuk itu jumlah upeti yang dibayarkan tinggi melampaui perusahaan alih daya yang lain memungkinkan untuk menang dalam tender. Inilah praktik-praktik yang mungkin biasa bagi elit masing-masing perusahaan namun dampaknya sangat esensial bagi para pekerja yang tergabung dalam organisasi perusahaan alih daya tersebuat.

Kesepakatan secara mandiri terselubung antara elit perusahaan alih daya dan perusahaan induk alih daya tidak secara langsung mempengaruhi budaya kompetisi. Dimana seakan-akan sang elit perusahaan induklah yang menentukan nasib para pekerja bahkan elit perusahaaan alih daya tersebut. 

Seharusnya jika melalui regulasi dengan integritas yang sesuai dengan standar operasional prosedur, yang seharusnya menentukan nasib dari perusahaan alih daya atas perusahaan induk adalah kualitas bekerja dari sumber daya manusia dan servis yang didaptakan perusahaan induk itu sendiri. 

Baik atau tidaknya seharusnya itu yang menjadi ukuran. Praktik-praktik kedekatan hubungan antar, korupsi berserta fasilitas yang ditawarkan berbentuk gratifikasi mencidrai praktik-praktik persaingan sehat antara sesama perusahaan alih daya.

Tidak hanya itu budaya yang terbangun atas dasar sangat membutuhkan disatu pihak dimana perusahaaan alih daya sangat membutuhakan perusahaan induk tersebuat berangsur-angsur merubah budaya yang terbangaun. Hubungan antara orgaisasi perusahaan induk dan oraganisasi alih daya tidak hanya dibumbui dengan profesionalisme kerja saja. 

Tetapi juga bagaimana elit dan pekerja perusahaan induk tersebut juga merasa kodratnya lebih tinggi. Terkadang memberi perintah dengan cara yang tidak masuk akal hanya karena dia bagian oraganisasi induk yang berhak meminta fasilitas apapun dari perusahaan alih daya itu sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun