Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menjadi Blogger, Ibarat Memasak Nasi Goreng

16 September 2015   01:23 Diperbarui: 16 September 2015   14:28 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto: Pixabay.com"][/caption]

Belum lama berselang, tanpa sengaja saya berkesempatan membaca sebuah posting yang (ingin) menjabarkan (ulang) pengertian tentang "blogger". Ada semangat untuk melakukan tafsir ulang atas pengertian "blog" dan "blogger" yang selama ini sangat cair dan masif beranjak ke pemahaman yangg lebih elitis.

Pengertian cair dan masif yang saya maksudkan di atas mengacu pada pemahaman yang amat kita kenali secara asali bahwa blogger adalah seseorangg menulis secara teratur, berkala, atau berkelanjutan di sebuah ranah bernama weblog. Ia dipadankan sebagai menulis diari, yang hanya dibedakan berdasarkan ranah. Sementara dalam hal ukuran jumlah kata, yang masuk dalam kategori lebih pendek sebagaimana format Facebook atau Twitter, boleh disebut sebagai microblogging.

Usai membaca artikel tersebut, menggiring pembaca, setidaknya saya seorang, bertanya-tanya, "Jadi, Blogger Itu Apa?" Atau, "Jadi, Blogger Itu Siapa?" Pertanyaan yang menimbulkan kegelisahan kecil dan mendorong saya menuliskan posting ini dengan mengabaikan topik lain yang sejatinya menjadi gilirannya.

Jika artikel tersebut bergerak ke arah "absolut", maka saya tertarik untuk membawa tulisan ini ke arah "relatif". Dan sebagaimana kebiasaan berpikir saya yang selalu tergoda untuk menggunakan amsal, perumpamaan, atau komparasi, maka saya ingin menganalogikan menulis blog ibarat membuat nasi goreng.

* * *

Setiap orang sejatinya bisa membuat nasi goreng, dalam pengertian memasukkan nasi putih ke dalam wajan dan menyanggrainya. Seseorang yang melakukannya untuk pertama kalinya, akan dengan bangga berkata kepada anggota keluarganya: Aku bisa masak nasi goreng. Demikian pula seseorang yang dalam beberapa kali klik berhasil membuka akun blog lalu menuliskan artikel pertama, tentu berhak untuk ngomong ke teman sekelasnya: Aku bisa nulis blog.

Namun apabila kita mengharuskan seseorang untuk secara berkala memasak nasi goreng agar berhak memeroleh predikat "pemasak nasi goreng", ya silakan saja.

Enak Atau Tidak Enak?

Apakah setiap orang yang kerap atau suka memasak nasi goreng otomatis adalah "penghasil" nasi goreng yang enak? Belum tentu. Baik secara kualitas maupun alasan taste, tidak pernah ada seorang pun yang mampu menghasilkan nasi goreng dengan satu rasa yang boleh ia klaim sebagai rasa nasional.

Dalam kasus pemasaran yang pernah saya baca, kisah produsen kecap manis merek tertentu pernah diangkat menjadi topik bahasan. Perusahaan ini membeli sebuah usaha kecap manis merek tertentu lalu melakukan kampanye besar-besaran secara nasional agar menjadi taste nasional. Dalam kurun waktu tertentu saat di-review, ia "gagal" merebut market share yang memadai. Ternyata pada kota atau daerah tertentu, ia kalah dengan kecap lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun