Mohon tunggu...
Jari Menari
Jari Menari Mohon Tunggu... profesional -

http://nuzulakbarnazar.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengapa Anda Harus Membaca Buku?!

7 April 2012   19:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:54 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan cuma untuk alasan pengetahuan. Lebih dari itu, buku-buku di lemari Anda adalah cerminan kepribadian dan cara berpikir Anda.

Rudolf, KAWAN SAYA , tiba-tiba tampil ekspresif, liar, gila, dengan kostum ajaibnya. Segenap pasukan redaksi kami hanya bisa ternganga, karena dalam kesehariannya Rudolf adalah teman yang sopan, penyendiri, dan pendiam. Yah, itu acara outing kami dimana ada satu sesi ketika panitia meminta para peserta untuk tampil keren ala artis era 70-an. Dan Rudolf tampil begitu ... beda. Kok bisa? "Mungkin kerasukan jin di pesisir pantai Anyer," kata beberapa rekan wanita. Pernyataan yang justru membuat kami melewati malam dengan kurang tenang.

Seperti biasanya wartawan yang selalu ingin tahu, maka setelah sampai di kantor kami mengintip perabotan-perabotan di bawah meja kerja Rudolf. Ya, jangan-jangan dia antek-antek teroris Nurdin M. Top yang sedang menyamar. Atau, seorang pembunuh dengan spesialisasi memutilasi korbannya. Tapi tidak! Kami hanya menemukan bebrapa novel anak-anak karya Enid Blyton, Astrid Lindgreen, Bung smas, plus kompilasi cerita thriller Alfred Hitchcock. Buku-buku yang merangsang imajinasi seseorang! Kini kami paham mengapa di balik sosoknya yang pendiam, ia bisa juga "gila".

Contoh lain, Denny Boy. Sikapnya yang tenang tidak bisa 'membunuh' daya pikirnya yang meledak-ledak. Penuh ide liar. Dia adalah pecinta buku-buku klasik barat, sekaligus pecinta Che Guevara dan buku-buku 'kiri' lainnya. Bayangkan ketika pikiran kapitalis dan sosialis bergabung sekaligus dalam satu otak. Dahsyat!

Lalu saya merujuk pada diri sendiri yang begitu mencintai roman sejarah. Alhasil, perjalanan hidup saya adalah balutan romantisme, ketika logika terkadang bercampur dengan perasaan.

Begitu berpengaruhkah buku-buku pada hidup kita?

"Tentu saja! Satu buku mungkin kurang ada imbasnya, tetapi Anda bisa merasakan manfaatnya setelah membaca tiga sampai lima buku. Hal itu perlahan-lahan akan ikut menentukan cara pandang, sistematika berpikir, dan pengetahuan Anda, "kata Hypnotherapist kondang, Romy Rafael .

BUKAN CUMA PENGETAHUAN

Buku adalah gudang ilmu-semua orang tahu itu. Bahwa Anda dan saya membutuhkan buku sebagai sumber referensi, itu sudah jadi hukum alam. Namun, lebih dari itu, buku menunjukkan siapa Anda.

Menurut seorang pakar syaraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, DR. dr.Jan Sudir Purba., MD, Ph.D., "Ketika Anda melihat sesuatu, otak akan bekerja mengolah dan menerjemahkan informasi demi informasi yang dilihat oleh mata, sehingga akan memicu proses aktivasi sel otak yang satu dengan lainnya. Sel otak tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, karena otak terdiri dari kumpulan sel-sel yang saling berinteraksi layaknya networking. "

Jadi ketika Anda membaca kumpulan huruf WINE dalam sebuah buku, maka otak Anda akan langsung mengidentifikasi bahwa wine umumnya berwarna merah hati atau putih, sanggup membuat tubuh Anda hangat, ada konten alkoholnya, dan jika imajinasi Anda sangat hebat ... barangkali Anda sanggup membayangkan sebuah makan malam romantis bersama si Dia dengan sebotol wine Prancis keluaran tahun 1987, lalu Anda seakan bisa mencium baunya, bahkan menyesap rasanya ketika melewati lidah, ah !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun