Mohon tunggu...
Umi Salamah
Umi Salamah Mohon Tunggu... Guru - Rafaeyza n Syafiqa Mom

Dunia begitu indah dan penuh warna. Manusia dilengkapi indera untuk mengalami, merasakan, dan mempelajarinya. Saya suka menjajal semua keanekaragaman yang luar biasa itu _RA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Puasa Pertama Nadhia

8 Juli 2017   23:39 Diperbarui: 9 Juli 2017   00:00 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.search.yahoo.com/search/images;_ylt=AwrSbgMdCmFZURUA5C9XNyoA;_ylu=X3oDMTEyYTNwbDkzBGNvbG8DZ3ExBHBvcwMxBHZ0aWQDQjM5MTlfMQRzZWMDc2M-?p=ramadhan+kids&fr=yset_widemail_chr_win#id=0&iurl=http%3A%2F%2Freadkutubkids.files.wordpress.com%2F2011%2F07%2Fra.jpg&action=click

"Nadia, ayo bangun sayang. Besok katanya mau puasa. Nadia harus bangun sahur supaya kuat berpuasa besok," nasihat Bunda.

"Iya, Bunda, aku masi mengantuk sekali ini."

"Jika anak Sholekhah bunda mau latihan berpuasa, Nadia harus ikut bangun sahur, Bunda sudah masak omelet kesukaan Nadia," tambah Ayah.

"Benar, Yah?"

Ayah mengganggukan kepala. Nadia segera beranjak, cumi muka dan berwudhu untuk menghilangkan kantuknya. Ayah.. ternyata bangun sahur itu susah sekali rasanya, apa besok nadhia akan kuat berpuasa kalo tidak sahur? Nadhia sudah berjanji akan belajar berpuasa dan tidak ingin mengecewakan harapan Bunda.

Dimeja makan sudah tersedia berbagai masakan kesukaan anak-anaknya. Sengaja bunda memasak kesukaan Nadhia dan Latifah agar kedua putrinya bersemngat untuk bangun makan sahur.

"Nadhia, mau makan banyak ya bund"

"maaf Sayang, meskipun besok Nadia mau berpuasa, Rasul melarang kita makan berlebihan. Perut nadhia jadi sakit nanti malah tidak jadi berpuasa"

"kenapa Bunda"

"Kebutuhan Makanan kita kan ada banyak sayang, ada makanan pokok, sayuran, buah-buhan dan air yang sehat" kalo Nadia kekeyangan bagaimana Nadhia bisa minum dan makan buah-buhan, perut Nadhia sudah penuh"

"Makan secukupnya ya sayang..  Jangan lupa berdoa!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun