Mohon tunggu...
Katrokelana Kelana
Katrokelana Kelana Mohon Tunggu... -

hanya orang bodoh yang belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Konspirasi BSH Ala Edy A Effendy

19 September 2012   00:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:16 3399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menarik sekali membaca kultwit Edy A Effendy @eae18 yang mengaku sebagai mantan wartawan & penulis editorial Media Indonesia. Intinya dia ngoceh terkait berbagai hal dalam manajemen Harian Media Indonesia, mulai dari masalah SDM, korupsi, bahkan intrik-intrik di meja redaksi.

Omongan mantan-mantan memang senantiasa menarik. Misalnya, di dunia maya kita mengenal ada perkumpulan mantan PKS, mantan HTI, mantan Salafi, mantan FPI, mantan teroris, bahkan mantan muslim alias murtadin. Mantan muslim paling terkenal saat ini adalah Ali Sina, si pendiri faithfreedom.org.

Satu hal yang senantiasa menarik dari para mantan ini adalah karena mereka umumnya tahu betul urusan dapur di tempatnya dulu berkiprah. Infonya bisa dikategorikan A1 alias terpercaya. Tak jarang kritikannya sering membuat panas kuping lembaga mantannya tersebut.

Jadi, jika Anda ingin mendapat informasi kritis terkait suatu lembaga, ormas, sekte, atau bahkan agama maka tanyalah pada mantan anggotanya, jemaahnya, atau umatnya. Jangan tanya pada para apologis yang biasanya hanya jualan kecap yang semuanya nomor satu.

Kembali ke kultwit Edy A Effendy @eae18 yang mengaku sebagai mantan wartawan & penulis editorial Media Indonesia, ada beberapa yang coba saya komentari.

Pertama, Edy A Effendy menulis [2. sdh untuk kesekian kali @Metro_TV n Media Indonesia menyudutkan Islam. Sdh berkali2 juga disomasi n diprotes tp tak kapok.]

Saya pikir kata 'menyudutkan Islam' bagi saya kurang tepat, mungkin frase yang lebih tepat adalah 'menyudutkan kelompok Islam fundamentalis'. Saya sendri sebenarnya tidak selalu sependapat dengan metro, apalagi jika ada tayangan urusan surya paloh yang biasanya berlama-lama dan juga penggunaan nama rubrikasi yang berbahasa asing. Tapi, untuk aspek lainnya saya pikir MI/Metro masih cukup objektif. Bahkan mereka sering mengambil risiko untuk siap dimusuhi oleh penguasa.

Kedua, [4. bg sy agama adlh hak individu.sy hny ingin melihat media massa jgn jd alat menikam agama lain. hrs dibebaskan..

5. ..media massa hrs dibebaskan dr kepentingan agama. media massa bertugas mereportase isu warga. bkn mendistorsi.]

Media massa sebagai salah satu pilar demokrasi hanya akan berkembang jika ada kebebasan berekspresi. Semua aliran pemikiran, termasuk agama di dalamnya, seharusnya layak untuk dikritisi. Itulah arti kebebasan. Puluhan pejuang bangsa mati di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan, lalu buat apa jika sudah merdeka justru malah dibelenggu kembali.

Tapi, jika pun saya mengikuti pola pikir anda, maka ada baiknya anda juga memberikan saran ini pada Republika, dan media2 pro-teroris seperti Arrahmah, VOA Al Islam, Eramuslim, dll. Selain beritanya hanya propaganda kebencian, terbukti berita mereka pun dibumbui hoax bin sohibul ngibul. Mereka ini yang sebenarnya perlu dilaporkan ke KPI. Anda ini jangan seperti pepatah, gajah dipelupuk tak kelihatan, kuman di seberang lautan nampak jelas terlihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun