Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal Pergulatan Kreatif "Benang Bintik", (Nomenklatur) Kain Batik Dayak Kalimantan Tengah

12 Oktober 2019   22:25 Diperbarui: 14 Oktober 2019   05:08 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benang Bintik khas Kalimantan Tengah (agus2652.wordpress.com)

Dalam perjalanan sejarah kain Benang Bintik kebanggaan masyarakat Kalimantan Tengah ini, ada beberapa momentum faktual penting yang ikut menyertainya sampai berada diposisinya sekarang sebagai salah satu wastra "resmi" yang wajib dipakai sebagai seragam oleh para pelajar sekolah dan ASN alias pegawai negeri di seluruh Kalimantan Tengah.

Pertama, kelahiran Batik Kalimantan Tengah.

Ide istri Gubernur Drs.Suparmanto, Gubernur Kalimantan Tengah yang memerintah pada periode tahun 1989-1993 untuk membuat batik kalimantan Tengah.

Dengan cara akulturasi atau dengan cara mengawinkan dua budaya yaitu membuat kain batik (dengan teknik "membatik" yang dikenal sebagai budaya Jawa) dengan motif Dayak (Ngaju) asli Kalimantan Tengah. 

Meskipun ide ini berhasil melahirkan Batik Kalimantan Tengah yang akhirnya menjadi "kain resmi" bagi masyarakat Kalimantan Tengah, tapi kehadiran Batik Kalimantan Tengah ini bukan tanpa "kendala" dalam prosesnya! 

Salah satunya adalah kritikan konstruktif datang dari Kusni Sulang salah satu budayawan Dayak yang cukup kritis dalam menangkap fenomena sosial budaya kekinian masyarakat Kalimantan Tengah, khususnya untuk isu yang terkait budaya Dayak. 

motif Kelakai (gpswisataindonesia.wordpress.com)
motif Kelakai (gpswisataindonesia.wordpress.com)

Mungkin karena tidak ada komunikasi yang intensif, kelahiran produk Batik Kalimantan Tengah yang sepertinya tidak melibatkan "masyarakat Dayak", menyebabkan Masyarakat Dayak sendiri justeru merasa asing dengan produk Batik Kalimantan Tengah. 

Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pencipta dan pemrakarsanya, Kusni Sulang merasa Batik Kalimantan Tengah baik sebagai istilah maupun sebagai produk masih jauh dari roh budaya Dayak. 

Tapi bagaimanapun, upaya istri Gubernur Drs.Suparmanto untuk mengangkat kembali kekhasan Kalimantan Tengah dengan segala keterbatasananya dalam bentuk kain batik, tetap saja menjadi titik balik atau setidaknya sebuah awal yang bagus untuk mengingatkan kembali pentingnya melestarikan berbagai kekhasan serta keunikan produk budaya masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. 

Kedua, kelahiran Bénang Bintik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun