Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bijak Mengelola Waktu Dengan Matriks Prioritas

5 Mei 2020   07:30 Diperbarui: 1 Juni 2020   08:38 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui teladan Musa ini, perlu kita renungkan, apakah kita telah menggunakan waktu-waktu kita seperti yang Tuhan kehendaki? Sama seperti doa yang Musa naikkan, Tuhan mau kita juga memiliki hati yang bijaksana di dalam menghitung hari-hari, karena jangan-jangan tanpa disadari kesibukan yang kita jalani hanyalah berupa hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan.

Dalam Efesus 5 : 15-16 Paulus menulis, "Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat". 

Dalam terjemahan NIV, kalimat ini ditulis demikian, "Be very carefull, then, how you live -- not as unwise but as wise, making the most of every opportunity, becouse the days are evil". Paulus memberi gambaran tentang dua orang yang kontradiktif, orang bebal (unwise) dan orang arif (wise). 

Perbedaan keduanya terletak pada bagaimana mereka hidup dan mengelola waktu yang ada. Orang bodoh tidak punya strategi bagaimana mengatur waktu dan menghilangkan kesempatannya untuk hidup bagi Tuhan ditengah dunia yang penuh dosa (band. Kol 4 : 5). Nasehat Paulus ini mempertegas pentingnya manajemen waktu bagi kita.

Apakah itu manajemen waktu? Manajemen waktu bukanlah soal sekedar mengisi jadwal, atau membuat time schedule mingguan. Filosofi utamanya adalah bagaimana kita mempergunakan waktu yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.

Dalam penerapannya, tentu kita harus bijak dan dengan hikmat Tuhan menentukan mana yang menjadi skala prioritas ditengah banyaknya hal-hal yang kita rasa perlu untuk dilakukan. 


Dwight Eisenhower menolong kita dengan membuat Matriks Prioritas yang dikenal dengan istilah Eisenhower Decision Matrix. Matriks ini menolong kita untuk melakukan manajemen waktu dengan lebih baik, dengan memisahkan hal-hal yang kita lakukan ke dalam empat kategori seperti gambar berikut.

Kuadran I disebut Kuadran Penting dan Mendesak. Dalam kuadran ini, Anda hanya boleh memasukkan hal-hal yang sangat penting dan wajib Anda selesaikan segera, misalkan tugas yang harus dikumpulkan esok hari. 

Sebagai seorang mahasiswa, urusan kuliah tentu manjadi hal penting bagi Anda. Jika ada terlalu banyak pekerjaan penting untuk dimasukkan di kuadran ini, cobalah untuk mengurutkan mana yang perlu dikerjakan lebih dulu sesuai ukrutan waktu deadlinenya. 

Semua pekerjaan yang masuk di kuadran I harus menjadi skala prioritas untuk dikerjakan. Dengan menyelesaikan hal-hal yang masuk dalam kuadran I ini, pekerjaan lainnya akan lebih ringan untuk diselesaikan.

Kuadran II disebut Kuadran Penting namun Tidak Mendesak. Hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam kuadran ini adalah tugas dan pekerjaan yang penting dan dapat dicicil secara bertahap karena sifatnya tidak mendesak, mungkin saja tugas kuliah namun deadlinenya minggu depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun