Mohon tunggu...
Jhon Sitorus
Jhon Sitorus Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pengamat Politik, Sepakbola, Kesehatan dan Ekonomi

Indonesia Maju

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Risk Management ala Joachim Loew Berbuah Trofi Piala Konfederasi

3 Juli 2017   21:04 Diperbarui: 4 Juli 2017   11:08 2903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joachim Loew (tengah mengangkat trofi) setelah mengalahkan Chile final Piala Konfederasi 2017. sumber : theindianexpress.com

Tim nasional sepakbola Jerman baru saja menjuarai turnamen piala dunia mini atau yang akrab dipanggil dengan piala konfederasi setelah mengalahkan Chile di Sadion Krestovsky, Saint Petersburg, Rusia pada hari Minggu 2 Juli 2017 lewat gol tunggal Lars Stindl pada menit ke 20. Padahal sebelumnya, Timnas Jerman tidak terlalu diunggulkan karena sang pelatih Joachim Loew hanya membawa para pemain muda tanpa satupun skuad inti di final piala dunia 2014 saat mereka merengkuh trofi piala dunia lewat skor 1-0 setelah mengalahkan Argentina.

Joachim Loew memang sengaja tidak membawa nama-nama beken seperti Mesut Ozil, Sami Khedira, Toni Kross, Manuel Neuer, Jorome Boateng, Thomas Mueller, Mario Gootze, Marco Reus, Ilkay Gundogan, Mats Hummels, dan Andre Schurlee. 

Praktis, hanya ada beberapa nama pemain senior yang sebenarnya jarang diandalkan oleh Joachim Low sebagai pemain inti seperti Julian Draxler yang didaulat menjadi kapten tim, Emre Can yang sering dicadangkan, gelandang Bayern Munchen Josua Kimmich, Bek Arsenal Skodran Mustafi dan Kiper andalan Barcelona, Ter Stegen. Untuk menemani mereka, Loew menyertakan skuad muda yang mayoritas belum familiar dimata pecinta sepakbola. Berikut daftar pemain timnas Jerman di Piala Konfederasi 2017 :

Skuad Timnas Jerman Piala Konfederasi Rusia 2017 sumber : idezia.com
Skuad Timnas Jerman Piala Konfederasi Rusia 2017 sumber : idezia.com
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa hanya Julian Draxler dan Jonas Hector yang sudah bermain diatas 30 Caps membela Jerman, bahkan Kevin Trapp tercatat baru sekali membela timnas senior Jerman. Demikian juga dari perhitungan umur, rata-rata umur skuad Jerman adalah 23,9 tahun, jauh berbeda dengan rata-rata umur skuad Chile 28, 6 tahun. Pemain tertua skuad Jerman hanya berada pada usia 29 tahun yang dimiliki oleh pemain Hoffenheim, Sandro Wagner yang baru memainkan 3 laga bersama timnas senior Jerman.

Umur memang bukan penentu utama kualitas seorang pemain, tetapi umur yang banyak agak relevan dengan pengalaman seorang pesepakbola sehingga bisa tampil percaya diri dalam berbagai kejuaraan terutama nama yang diusung adalah nama besar sebuah negara Jerman, juara Piala Dunia 2014.

Fakta diatas memang sangat jauh berbeda dengan skuad negara lain peserta piala konfederasi. Misalkan Portugal yang membawa seluruh skuat intinya macam Ronaldo, Nani, Pepe, Quaresma, dan Rui Patricio yang menjuarai Euro 2016 lalu untuk unjuk gigi di Rusia kali ini. Mexico tak ketinggalan dengan Javier Hendandez Chicarito, Carlos Vela, Giovanni Dosantos dan Ochoa. Demikian juga Chile yang membawa seluruh skuat inti mereka saat menjuarai Copa Amerika Cantanerio 2016 lalu yang diisi oleh pemain senior Alexis Sanchez, Arturo Vidal, Isla, Medel, Eduardo Vargas dan Kiper Claudio Bravo. Tak ketinggalan juga Australia yang membawa nama Tim Cahill yang sudah berumur 37 tahun. 

Risk Management yang Berjalan Sukses

Namun Loew agaknya tidak pernah khawatir. Dengan alasan untuk melakukan peremajaan skuad di timnas senior, Alasan tersebut bisa sah-sah saja asalkan timnya mampu menampilkan penampilan terbaiknya seandainyapun tidak berhasil membawa gelar juara. Para pemain yang dibawa oleh Loew juga selama ini selalu berada dibawah bayang-bayang para pemain inti skuad Jerman di piala dunia 2014 lalu sehingga dibutuhkan sebuah rencana strategis jika seandainya mereka benar-benar tidak bisa bermain.

Namun, bagaimanapun keputusan Loew adalah sebuah keputusan yang beresiko. Sebelum turnamen dimulai, mayoritas media olahraga dan para pelaku sepakbola tidak terlalu menjagokan timnas Jerman dengan gambaran skuad yang dibawakan oleh Loew ke Rusia. Setidaknya mereka harus menyertakan satu atau dua nama macam Toni Kross atau Ozil, atau Matt Hummels di skuad Jerman agar bisa menjadi panutan dan leader dilapangan saat bertanding.

Tetapi Loew agaknya tidak terlalu menghiraukan pendapat orang lain, termasuk federasi sepakbola Jerman sekalipun. Loew bahkan menyematkan ban Kapten kepada gelandang serang Paris Saint German (PSG), Julian Draxler. Loew juga hanya membutuhkan waktu sekitar 3,5 minggu sebagai persiapan dalam menghadapi turnamen.

Joachim Loew bersama kapten timnas Jerman di piala konfederasi 2017, Julian Draxler. Sumber : theindianexpress.com
Joachim Loew bersama kapten timnas Jerman di piala konfederasi 2017, Julian Draxler. Sumber : theindianexpress.com
Keputusan Joachim Loew mengingatkan kita kepada pelajaran semasa sekolah dan kuliah yang bertema Manajemen, lebih spesifiknya "Manajemen Resiko" atau "risk management". Manajemen resiko memang sangat dibutuhkan dalam keadaan dan waktu kapanpun agar target sesuai dengan rencana. Menurut Noshowrthy, Manajemen Resiko merupakan impelementasi dari ancaman dan implementasi dari pengukuran yang ditujukan pada mengurangi kejadian ancaman tersebut dan meminimalisasi setiap kerusakan. Analisis resiko dan pengontrolan resiko membentuk dasar manajemen risiko dimana pengontrolan risiko adalah aplikasi dari pengelolaan yang cocok untuk memperoleh keseimbangan antara keamanan, pengunaan, dan biaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun