Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meski Rajin Sebar Informasi, DPR Dinilai Belum Aspiratif

25 September 2019   09:09 Diperbarui: 25 September 2019   13:36 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sewaktu berada di ruang tunggu Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Jumat (20/9/2019) yang lalu, saya mengisi waktu dengan membaca majalah yang disediakan di rak khusus. 

Sayangnya tak ada pilihan, meski ada banyak majalah, namun semuanya sama yakni "Buletin Parlementaria". Hanya edisinya yang berbeda-beda. Tampaknya buletin ini terbit setiap dua minggu.

Saya harus mengakui bahwa pihak yang menangani hubungan masyarakat (Humas) di DPR cukup gencar dalam menyebarkan informasi seputar kegiatan DPR.

Soalnya saya sudah sering menemukan buletin yang diterbitkan Humas DPR di atas di banyak ruang tunggu, tidak hanya di bandara. Bahkan di saat instansi lain tidak disiplin dalam menyebarkan buletinnya, DPR melakukannya dengan tertib.

Selain itu, karena saya sering menonton berita dari berbagai stasiun televisi nasional, saya tahu bahwa DPR membuat tayangan berita khusus seputar kegiatan yang telah dilaksanakannya, dan menyelipkannya pada siaran berita. Nama program ini, kalau tidak keliru adalah Warta Parlemen.

Dugaan saya DPR memasang advetorial di televisi, yang dibungkus bergaya berita. Tentu ini tujuannya untuk menaikkan citra DPR sebagai lembaga negara yang mewakili aspirasi rakyat.

Masalahnya kenapa masyarakat terkesan kurang peduli dengan publikasi yang dilakukan DPR? Buktinya dari puluhan orang yang ada di ruang tunggu E6, Terminal 2E Bandara Soekarno Hatta, Jumat kemarin tersebut, sama sekali tidak ada yang melirik Buletin Parlementaria.

Hanya saya saja yang membolak-balik buletin itu. Makanya saya tahu kalau DPR baru saja mengadakan lomba komedi stand up. Pada lomba yang menurut saya langka  diadakan oleh instansi pemerintah itu, peserta ditantang memberikan kritik sehat kepada DPR.

Tampaknya DPR menerima cara kritik yang dibungkus komedi. Kalau didemo, apa lagi dicaci maki, mungkin dianggap tidak pantas ditujukan pada anggota dewan yang terhormat.

Baik, saya pribadi merasa salut bahwa usaha DPR untuk mendekatkan diri pada rakyat, terlihat telah dilakukan dengan banyak cara. Tapi saya tidak habis pikir, kesan saya citra DPR di mata masyarakat masih tetap rendah. Itulah dugaan saya kenapa masyarakat kurang peduli pada informasi yang disampaikan DPR.

Apalagi akhir-akhir ini DPR seperti menantang arus dengan secepat kilat memproduksi beberapa rancangan undang-undang yang kontroversial karena ditentang masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun