Mohon tunggu...
Irwan Bajang
Irwan Bajang Mohon Tunggu... Penulis, Editor, Konsultan Perbukuan, -

Penulis, Blogger, Konsultan Perbukuan. Juga Tukang Masak. Pendiri @Indiebookcorner

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Fakta: Terungkap, Tabungan Saya yang Hilang Ternyata Dicuri Pegawai Bank BRI

4 Juni 2014   20:31 Diperbarui: 4 April 2017   16:54 15281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/kompasiana (Kompas/Heru Sri Kumoro)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/kompasiana (Kompas/Heru Sri Kumoro)"][/caption]

Setelah dipusingkan mengurus uang saya yang menghilang tiba-tiba di BRI, kemarin tanggal 3 Juni 2014, uang saya yang hilang sudah dikembalikan. Dan kecurigaan saya benar. Ada maling berkeliaran di dalam bank BRI.

Kronologis singkatnya: kartu ATM saya tertinggal tanggal 20 Mei di mesin ATM BRI Jetis, Jogja. Ketika buku tabungan saya cetak tanggal 25, ternyata ada transaksi 3 kali pada tanggal 23 tanpa sepengetahuan saya. Kartu ATM yang tertelan secara otomatis seharusnya aman di tangan petugas/pengurus, tapi jika petugas perbankan bisa bermain, kartu nasabah bisa saja disalah gunakan. Seperti janji saya pada diri saya sendiri, saya akan menuntut hak saya dengan cara apapun, sampai kapanpun.

Setelah melapor dan mendesak pihak BRI untuk mengembalikan hak saya, pagi tanggal 3 Juni saya ditelpon pihak BRI, dalam keadaan pilek berat saya segera datang. Dialog saya dengan supervisor agak aneh dan janggal. Saya beberapa kali bilang bahwa kartu saya tidak mungkin bisa dipakai siapa saja, kecuali orang dalam BRI sendiri. Selain itu, saya percaya pada sekuritas perbankan yang pastinya dijaga ketat dengan sistem yang mereka miliki. Akan sangat susah kartu ATM yang tertelan dibobol lalu dipakai transaski orang lain. Dan ternyata dugaan saya benar. Uang saya ditilep oleh pegawai bank!

Saya ngobrol dengan kepala unit BRI Jetis, ia tampak murung dan meminta maaf pada saya. Lalu dia memanggil petugas penjaga ATM pada hari H kejadian. Dengan wajah sendu, petugas itu minta maaf dan mengaku memakai kartu ATM saya, PIN dan semua milik saya untuk mengambil uang milik saya dengan mengutak-atik lokasi transaksi. Lokasi transaksi tanggal 23 Mei berada di Bantul, jauh dari lokasi tinggal saya dan lokasi aktivitas saya.  Juga jauh dengan BRI Unit Jetis, Jogja di mana kartu saya tertelan.

Menurut keterangan pihak BRI, kejadian pemakaian kartu ATM dan kehilangan uang selama ini lebih banyak dilakukan orang dekat yang tahu PIN nasabah. Pernyataan ini jelas bagi saya akan membuat nasabah resah dan cenderung curiga pada orang di sekelilingnya: istri/suami, anak, orang tua atau sahabat dekat. Provokasi semacam ini harusnya tidak dilakukan jika saja BRI dengan jujur menyatakan bahwa ada pihak dalam bank yang bisa memakai kartu ATM nasabah.

Saya bisa saja memalak atau meminta ganti rugi besar atas kejahatan, atas waktu dan tenaga saya yang terbuang percuma disebabkan oleh maling yang berkeliaran di dalam bank BRI. Tapi saya tidak akan pernah melakukannya. Yang jelas, saya mengkritik keras BRI: Bagaimana bisa seorang pegawai ATM bisa memakai kartu nasabah seenaknya. Bagaimana kalau pencurian ini terjadi pada orang yang tidak punya waktu/tidak punya kemampuan mengurus dan melaporkan haknya yang hilang? Dana itu akan hilang begitu saja dan maling berkeliaran di lokasi di mana kita mempercayakan harta kita disimpan.

Petugas tersebut akan dipecat kata pejabat BRI. Seharusnya saya bisa memenjarakannya, melaporkan ke polisi sekaligus merusak kredibilitas bank di mana kita--sekali lagi--mempercayakan penyimpanan uang tabungan kita.

Seharusnya BRI tidak memberikan hak akses penuh pada pegawainya untuk mengakses rekening nasabah, apalagi sampai membebaskannya melakukan transaksi. Akan banyak peluang penggelapan, penipuan, pencurian yang bisa dilakukan oleh pihak perbankan pada nasabahnya. Tentu ini adalah kejadian memalukan, lembaga yang kita percayai menjaga harta kita dengan kompensasi potongan biaya administrasi setiap bulannya justru dengan mudah bisa mengambil dan memakai uang kita untuk kepentingan pribadinya.

Tulisan ini saya buat untuk memberi peringatan pada masyarakat, bahwa lembaga keuangan, bahkan milik negara sekalipun tak bisa menjamin keamanan tabungan nasabahnya. Otomatis setelah kejadian ini saya trauma dan tidak akan pernah percaya lagi pada perbankan, terutama BRI di mana saya selama ini menyimpan tabungan saya.

Irwan Bajang

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun