Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mari Bertanam Terung di Pekarangan

16 Mei 2020   16:59 Diperbarui: 16 Mei 2020   17:12 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fungsi pekarangan dapat dimaksimalkan, lewat teknik bercocok tanam vertikultur, sehingga kebutuhan  tanaman  sayur mayur dapat terpenuhi dari  hasil pekarangan rumah kita. Lebih-lebih  dalam kondisi pengetatan ikat pinggang di musim pandemi COVID-19, kita memiliki lebih banyak waktu berada di rumah.

Saya menanam secara vertikultur tanaman  terung, saat tulisan ini dibuat sudah panen 2 kali,  sungguh sangat nikmat rasa memasak hasil dari kebun sendiri. 

Terung ternyata memang mantap bila  menggunakan teknik penanaman   ventikultur. Selain mudah dan murah, hasilnya bisa dapat menunjang agar dapur tetap ngebul, namun yang dibutuhkan adalah keuletan, rajin dan disiplin untuk merawatnya. Mangapa demikian?

Teorinya adalah ventikultur merupakan suatu sistem budi daya pertanian yang dilakukan secara vertikal dengan menyusun tanaman secara bertingkat dari bawah ke atas.

Terung, sayuran yang populer, dan relatif mudah memeliharanya. Apalagi ditanam secara vertikulur, tentu sangat sederhana walaupun tidak banyak, namun tetap mengasyikkan, dalam bentuk media polibag.

Cara tanamnya sederhana, dan  sangat mudah, media tumbuhnya dipakai  kompos dan bibitnya di dapat dari toko pertanian lalu disemai, setelah tumbuh dipindahkan dalam media tumbuhnya. 

Simpel kan? Tinggal disiplin merawatnya dan  lewat rajin  menyiraminya setiap  pagi dan sore,  di pupuk satu sendok teh seminggu sekali dengan NPK 16-16-16, dan harus 3 hari sekali di semprot pakai insektisida organik agar tidak dimakan oleh  hama, sebab daunnya sangat mudah dimakan oleh ulat .

Dengan menggunakan penanaman terung vertikulur. Keluarga saya dapat memenuhi bahan baku untuk beberapa masakan berbasiskan buah terung antara lain:

Pertama (1) sambal terung (bahasa sambel tuwung). Apalagi dimakan bersama dengan nasi panas panas. Nikmat benar, bisa melebihi porsi makanan biasa, lebih-lebih bekerja dari rumah seperti saat ini. Makin sering ngintip ke dapur untuk menyantapnya berulang kali.

Sambel terung di keluarga saya itu ada dua jenis, yakni ada yang mentah  (sambel matah) dan ada juga yang digoreng . Sambel matah (mentah), berbahan dasar terung bulat, di Bali disebut 'tuwung renyah', dengan campuran bumbunya lain bawah merah, cabai merah kecil, yang di diiris-iris, garam dapur, terasi panggang, dan sedikit penyedap agar afdol, lalu diremas, setelah lunak, baru di siram dengan minyak kelapa yang panas. Selanjutnya siap disajikan. 

Sedangkan  sambel terung yang digoreng (di rumah saya disebut sambel gecok). Bahannya terung panjang atau terung  bulat, potong segi empat 1x 1x1 cm, campuran bumbunya  bawang  putih dan  bawang merah diiris, garam cabai kecil, dicincang, lalu di oseng-oseng, sempai masak, cirinya bahunya keluar. Siap untuk disantap dengan nasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun