Mohon tunggu...
endra setyawan
endra setyawan Mohon Tunggu... -

Hipnoterapis juga Pekerja Kemanusiaan dan sosial profesional dengan sertifikasi Hipnoterapis dan Trainer dari Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology. Bersrtifikasi AELI Experential learning Programer. Sebelum menekuni bidang hipnoterapi dan experiential learning, lebih dari 10 tahun mendedikasikan dirinya untuk penanggulangan dan pengurangan resiko bencana, pemberdayaan remaja dan masyarakat terutama berkait pembangunan mental, sosial dan kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ini Rahasia Sukses Mental Bagi Atlet

20 Agustus 2017   02:50 Diperbarui: 22 Agustus 2017   15:58 4836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Apakah latihan secara fisik merupakan komponen paling dominan dari program pelatihan Anda?” sebuah pertanyaan yang selalu menjadi pembuka sesi seminar dan pelatihan “SMART MIND (stress management and anxious release techniques with mind technology) FOR ATHLETE”. 

Selain dengan memaksimalkan repetisi dan beban latihan fisik ada cara lain yang telah terbuktimumpuni memaksimalkan kinerja atlet. Seringkali sebagian besar atau hampir keseluruhan Atlet dan pelatih selalu berpikir bahwa mereka hanya harus berlatih secara fisik lebih lama, lebih banyak dan lebih keras. Mereka enggan menyertakan berlatih secara mental dalam menu latihan dan rutinitas program peningkatan kinerjanya.

Sebagai “Mind Therapist” yang terlibat dalam beberapa persiapan atlet dalam menghadapi kompetisinya, saya berpendapat dan telah banyak membuktikan bahwa berlatih lebih keras atau lebih lama bukanlah cara satu-satunya membangun kemapuan yang lebih baik, bukan satu – satunya jalan untuk meningkatkan kinerja prestasi. 

Skills dan kekuatan fisik yang mumpuni adalah penting namun bukan segalanya dalam menjalani sebuah kompetisi. Paham dan terampil dalam mengatasi tantangan mental (rasa tidak percaya diri, cemas, tidak fokus, khawatir, perasaan tidak mampu, ragu, tidak berdaya, grogi, tidak fokus, temperamental. beserta blok mental lainnya) dan terampil berlatih secara mental menjadi opsi paling efektif sekaligus efisien guna membentuk kinerja atlet yang sukses. Paduan keterampilan mental (menghadapi tantangan kondisi mental dan berlatih secara mental) dalam program pelatihan menjadi senjata pamungkas dalam pengkondisian kesiapan Atlet. 

Ini akan memungkinkan Atlet untuk mengembangkan strategi memasuki sebuah kompetisi dengan "pola pikir yang benar"; Fokus, penuh percaya diri, tenang namun selalu siap agresif saat dibutuhkan, dan sigap namun tidak responsive secara emosional. Mempersiapkan fisik lebih prima untuk memenuhi tuntutan pengkondisian sebuah kompetisi adalah sebuah kelaziman. Namun, sangat disayangkan atlet biasanya menjalani kompetisi tanpa memperkuat keterampilan mental untuk membantunya mencapai performa terbaik. Hampir tidak ada yang mempersiapkan dan mempraktikkan penyiapan kondisi mental yang diperlukan.

Secara tradisional, minim perhatian yang diberikan pada penguatan aspek kinerja kognitif. Pelatih dan atlet lebih banyak mencurahkan sebagian besar perhatian mereka pada komponen kinerja fisik. Jarang ditemukan Pelatih yang mengakui dan/ atau menyatakan bahwa atlet yang dibinanya belum diajarkan keterampilan dan strategi mental yang tepat.

Atlet sendiri juga jarang menyadari bahwa kegagalan untuk mencapai targetnya lebih karena persiapan strategi mental yang minim atau bahkan dapat dibilang tidak memadai. Baru setelah kompetisi, persentase terbesar dari alasan biasanya dikaitkan dengan aspek mental dan emosional permainan. Demikian seterusnya berikutnya selalu hampir tidak ada waktu dan usaha untuk memasukkan aspek ketrampilan mental ke dalam rutinitas pelatihan. Sebaliknya, strategi fisik baru atau waktu latihan lah yang ditingkatkan.

Tentu jauh lebih mudah untuk mengevaluasi perbedaan kardiovaskular jika dibandingkan dengan mengevaluasi berbagai pola sikap dan aspek psikologis performa atlet. Jarang dilakukan evaluasi mengapa performa atlet berbeda (naik atau turun) saat latihan dan kompetisi? 

Meningkatkan kinerja atlet sangat efektif dan efisien jika dilakukan dengan menggabungkan keterampilan fisik dan strategi mental yang sesuai dengan kebutuhannya dalam menjalani kompetisi. Kehilangan atau didapatkannya momentum oleh atlet, terjadi lebih banyak karena faktor mental dan emosional. Atlet bisa mengalami blok mental atau kehilangan kontrol mental dalam hitungan detik. Ini dapat terjadi terutama dalam situasi persaingan yang ketat dimana kondisi mental mengganggu kemampuan yang dimiliki.

Fluktuasi kondisi mental ini dapat dicegah dengan membekali dan memastikan atlet terampil dalam strategi kognitif untuk mengatasi kecemasan, stres, pikiran dan emosi negative. Ini sangat membantu atlet untuk mengatasi stimulasi tantangan negatif dari lingkungan dan kondisi tempat kompetisi.

Seorang atlet harus belajar bertanggung jawab untuk mampu secara kognitif mengontrol dirinya dan berdaya terutama saat dibawah tekanan, yang akan memungkinkannya tampil stabil secara konstan. Tidak sedikit atlet yang menyalahkan pelatih, pendukungnya, fasilitas, kondisi, cuaca atau hal-hal lain diluar dirinya saat ada yang tidak beres atau jika performance nya tidak sesuai dengan yang diharapkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun