Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kota Jayapura Bebas HIV/AIDS 2030, Mengumbar Mimpi dan Utopia

27 Maret 2019   12:46 Diperbarui: 27 Maret 2019   13:16 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Target 2030 Bebas HIV/Aids, Pemkot (Jayapura, Papua-pen.) Bahas Program Percepatan Penanggulangan. Ini judul berita di nokenlive.com (26/3-2019).

Judul berita ini sensasional sekaligus bombastis yang menggambarkan utopia semata.

Infeksi HIV Baru

Pertama, adalah hal yang mustahil menghentikan insiden penularan HIV khususnya melalui hubungan seksual (seks vaginal dan seks anal) karena terkait dengan perilaku orang per orang.

Tidak ada mekanisme yang bisa mendeteksi perilaku seksual laki-laki dewasa warga Kota Jayapura di Kota Jayapura, di luar Kota Jayapura dan di luar negeri.

Kedua, warga yang tertular HIV sebelum tahun 2019 yang tidak terdeteksi akan jadi mata rantai penyebaran HIV setelah tahun 2019 terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

Karena tidak ada mekanisme yang riil untuk mendeteksi warga Kota Jayapura yang mengidap HIV/AIDS, maka warga Kota Jayapura yang mengidap HIV/AIDS yang tidak terdeteksi akan menularkan HIV ke orang lain.

Ketiga, setelah tahun 2019 bisa terjadi insiden infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan pekerja seks komersial (PSK).

Pemkot Jayapura boleh-boleh saja membusungkan dada dengan mengatakan bahwa di Kota Jayapura tidak ada pelacuran. Secara de jure itu benar karena sejak reformasi ada gerakan moral yang masif menutup lokalisasi pelacuran. Tapi, secara de facto transaksi seks dalam bentuk pelacuran terus terjadi yang melibatkan PSK langsung dan PSK tidak langsung dengan berbagai modus bahkan dengan memakai media sosial.

Keempat, ada penularan HIV dari suami ke istri.

Laki-laki dewasa yang tertular HIV melalui hubungan seksual pada poin ketiga di atas berisiko menularkan HIV ke istrinya karena para suami yang tertular HIV tidak menyadari dirinya tertular HIV karena tidak ada tanda-tanda yang khas HIV/AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun