Mohon tunggu...
Indra Pradipta
Indra Pradipta Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Budaya Literasi di Era Globalisasi

18 Agustus 2017   00:57 Diperbarui: 18 Agustus 2017   01:12 16209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Literasi memiliki makna yang luas dan kompleks. Menurut UNESCO, pemahaman orang tentang literasi sangat dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai-nilai budaya dan pengalaman. Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa literasi lebih dari sekedar kemampuan baca tulis. Namun lebih dari itu, Literasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Jadi dapat pehami bahwa literasi mencakup kemampuan membaca kata dan membaca dunia.

Berdasarkan studi Most Littered Nation In the Word yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastruktur untuk mendukung membaca peringkat indonesia berada di atas negara-negara eropa. penilaian berdasarkan komponen infrastruktur indonesia ada di urutan 34 di atas Jerman, Portugal, Selandia Baru dan Korea Selatan. Hal tersebut disampaikan oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, Sabtu (27/8/2016), di acara final Gramedia Reading Commuity Competition 2016 di Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta (KOMPAS.COM, Senin, 29 Agustus 2016).

Melihat fakta diatas kita dapat tahu bahwa begitu kurang budaya literasi pada masyarakat indonesia. Dan bukan hal yang mengherankan jika kita sering mendapati sebuah situasi yang hening di perpustakaan umum, bukan karena dilarang berbicara kencang di dalam perpustakan, namun kerena kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat indonesia.

Pada dasarnya, mungkin banyak orang berpikir bahwa membaca hanya akan menghabis waktu dengan percuma dan tidak bermanfaat, sehingga mereka berpikir lebih baik melakukan aktivitas yang lain dari pada membaca. Padahal dengan membaca kita dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan untuk memperkaya intelektual, terutama di era globalisasi ini.

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat dunia yang tidak mengenal batas wilayah dan menghubungkan antara masyarakat di suatu negara dengan masyarakat di negara lainnya diseluruh dunia. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia juga mengalami dampak dari pesatnya pengaruh globalisasi. Sebagaimana yang terjadi di negara lain, globalisasi memberi pengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat indonesia.

Secara cepat maupun lambat globalisasi dapat mempengaruhi prinsip dan identitas kebudayaan indonesia.Namun sayangnya indonesia saat mengalami krisis literasi, masyarakat indonesia seakan enggan dan tidak perduli betapa pentingnya budaya literasi di tengah derasnya arus globalisasi. Padahal literasi sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat yang berkarakter.

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah seperti yang diterapkan dalam gerakan revolusi mental, serta pada awal tahun pelajaran 2015-2016 Menteri pendidikan dan kebudayaan Anies Baswedan telah mengeluarkan peraturan menteri yang mewajibkan siswa membaca buku 10 menit sebelum jam belajar dimulai. Gerakan tersebut bagaikan sebuah himbauan belaka, dan masyarakat seperti acuh terhadap gerakan pemerintah tersebut.

Membudayakan literasi merupakan sebuah tantangan di era globalisi, bukan hanya bagi pemerintah namun bagi semua masyarakat indonesia. Namun dengan kemajuan teknologi informasi semestinya kita dapat memanfaatkannya untuk saling berbagi informasi dan saling mengingatkan betapa pentingnya untuk membudayakan literasi. Akankah Indonesia dapat membudayakan literasi ? atau justru hanyut oleh derasnya arus globalisasi?

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun