Mohon tunggu...
Navy Jahbulon Rangkuti
Navy Jahbulon Rangkuti Mohon Tunggu... .... -

About: https://naufalrangkuti.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memeluk Seorang Wanita

18 Oktober 2017   21:14 Diperbarui: 18 Oktober 2017   22:14 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan entah kemana kamu akan membawa aku dengan janji bermainmu ini "Hey, nanti pulang sekolah, kita main berdua ya, ada tugas sekolah nih yang harus dikerjakannya bareng denganmu" Aku mencoba masuk, memahami apa yang tidak mudah dengan tugas sekolah itu, barangkali itu matematika, kubakar juga kertasnya nanti.

Sampai di hutan yang memasuki jauh kedalamnya, ada sebuah tangga dibalik rerimbunannya, ternyata ini sudah berada di pinggir sungai mahakam, kini cuaca hanya gerimis dan aku masih curiga untuk kabur dari apa yang akan dilakukan oleh wanita ini di detik detik yang akan terjadi berikutnya.

"Yuk, kesini." Kami berdua mendekat ke tangga yang tepat berada di pinggiran sungai itu, aku masih diam, mencoba selalu waspada akan apa yang terjadi selanjutnya.

"Aku tahu kamu berbeda, aku tahu sejak pertama kali melihatmu pun aku sudah tahu, bahkan aku tahu kalau kamu tidak akan bicara kalau aku punya hal yang aku sembunyikan ini. Sebetulnya aku udah lama merindukan lagi ada yang nyata seperti kamu. Aku pengen cerita tentang sesuatu, boleh?"

Kemudian dia bercerita panjang lebar mengenai rahasia yang selama ini dia simpan, rupanya dia adalah anak seorang mega-koruptor, hidupnya penuh kegelisahan. Saya mendengarkan....

"Aku pengen peluk, dong?"

Tiba tiba saya seolah mengerti apa yang dikatakannya. Dia memeluk saya disana, saya mempersilahkannya untuk memeluk saya, kini, semua yang menyala begitu padam dalam diam, dalam rintik gerimis yang menyatu, membuat saya tenang, sambil perlahan lahan kami berpelukan, ia menangis, terharu, mungkin?

Rasanya pelukan seorang wanita, memang menggetarkan hujan.

Borneo, 2008

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun