Mohon tunggu...
Indah Fajar Rosalina
Indah Fajar Rosalina Mohon Tunggu... -

mahasiswi biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Dakwah Rasul

24 September 2012   10:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:48 24006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

PENDAHULUAN

Kebiasaaan bangsa Arab sebelum Islam hadir ialah suka menyembah berhala, berzinah, berjudi, mabuk bahkan menganiaya dan membunuh kaum yang lemah. Sejak diutusnya nabi Muhammad menjadi rasul pada tanggal 17 Ramadhan 610 M di Gua Hiro yang membawa ajaran islam (berkebalikan dengan kebiasaan mereka), hal ini dapat mengubah paradigma dan kebiasaan bangsa Arab, sehingga kaum Quraisy terancam kesejahteraannya. Pasalnya, selama ini kaum Quraisy mendapatkan penghasilan dari kebiasaan menyembah berhala dan mendapat kekuasaan atas orang-orang lemah atau budak-budak.

Berbagai cara dilakukan kaum Quraisy untuk mencegah dan menghentikan penyebaran ajaran agama islam yang dibawakan oleh nabi Muhammad. Mulai dari cacian, makian, menganiaya bahkan membunuh kaum muslim meskipun itu sanak keluarganya sendiri, mereka lakukan.

Namun Nabi Muhammad adalah manusia yang telah diutus oleh Allah SWT, bukanlah sembarangan orang. Selain sifatnya yang luar biasa, ia juga mampu menyusun strategi dan metode dalam menjalankan tugasnya sebagai pembawa pesan dari Allah. Berbagai metode dan strategi ia lakukan, mulai dari cara sembunyi-sembunyi, terang-terangan bahkan dengan jalan perang ia lakukan.

Dalam makalah ini, akan membahas bagaimana metode dakwah rasul dalam menghadapi tantangan dari kaum Quraisy yang sangat keji. Juga pendekatan-pendekatan yang rasul gunakan dalam menjalankan tugasnya sebagai penyeru yang maruf dan mencegah yang mungkar. Dan juga perbandingannya dengan perkembangan metode dakwah saat ini, berikut pula metode komunikasinya yang sangat erat kaitannya dengan metode dakwah sehingga nantinya akan timbul keilmuan yang disebut Komunikasi Dakwah

PEMBAHASAN

1.DAKWAH SECARA SEMBUNYI-SEMBUNYI

Pada tanggal 17 Ramadhan 610 M Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk menyebarkan ajaran agama Islam. “Iqra” begitulah perintah malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad bingung, Jibril memerintahkannya untuk membaca sedangkan ia tak tau apa yang harus ia baca, sosok cahaya yang munvul dengan tiba-tiba lalu memerintahkan ia membaca itu, tentu membuat Nabi Muhammad bingung dan ketakutan hingga lari ke rumah dan meminta Khadijah untuk meneyelimutinya. Sebagai seorang isteri yang setia, Khadijah mencoba menenangkan nabi Muhammad dengan perkataan yang masuk di akal. Khadijah berkata

“Demi Allah, Allah tidak akan menyusahkan engkau! Engkau adalah seorang yang selalu menghubungi sanak keluarga, selalu menolong orang yang susah, memberikan jamuan pada tamu dan menyampaikan amanat yang mempunyainya”.

1Lalu khadijah membawa Nabi Muhammad kepada Waraqah bin Naufal, seorang ahli yang berpengalaman dan juga sepupu Khadijah. Waraqah bin Naufal berkata :

“Demi tuhan yang jiwaku ada di tanganNya, sesungguhnya engkau adalah nabi untuk umat ini. Engkau telah didatangi oleh jibril yang juga pernah mendatangi musa. Dan kelak engkau akan didustakan, disakiti, diusir bahkan kamu akan diperangi oleh kaum mu. Setiap orang yang diutus menjadi nabi sepertimu, pasti dia akan dimusuhi dan diperangi oleh kaumnya. Jika aku ada waktu kamu dimusuhi masih hidup, pasti kamu akan ku bela sekuatku”

Melihat kejadian itu, nabi Muhammad memutuskan untuk menyebarkan ajaran islam kepada orang-orang terdekatnya terlebih dahulu dengan cara sembunyi-sembunyi untuk menghindari pertikaian dan ancaman kaum Quraisy. Sebenarnya Nabi Muhammad setelah mendapat wahyu pertama ia langsung menceritakan kepada kaum Quraisy tentang ajaran Tauhid dan memerintahkan agar tidak berlaku kasar terhadap sesamanya. Namun karena kaum Quraisy mempunyai hati sekeras batu, akhlak setara binatang, dan juga karena mereka takut akan terancam kesejahteraanya dalam “bisnis berhala”, sebisa mungkin ia menghalau Nabi Muhammad dalam berdakwah. Untuk itu nabi lebi memilih mengalah dengan cara berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Dalam berdakwah sembunyi-sembunyi, ia melakukan berbagai metode, salah satunya dengan metode pendekatan personal (dari pintu ke pintu) dan juga dengan metode bil hal (menjadi suri tauladan yang baik bagi umat muslim maupun non muslim). Adapun beberapa metode yang dilakukan rasul selama dakwah secara sembunyi-sembunyi, ialah :

1.Metode Personal, metode semacam ini terjadi dengan cara individual, yaitu antara Dai dan Mad’u. langsung bertatap muka sehingga materi yang disampaikan langsung diterima, dan biasanya reaksi yang ditimbulkan mad’u langsung diketahui. 2Pendekatan ini Rasul lakukan untuk mencegah guncangan reaksioner di kalangan masyarakat Quraisy, yang pada saat itu masih percaya dengan kepercayaan animism warisan leluhur mereka.

2.Metode Pendidikan, pada zaman rasul pendidikan ini dicontohkan dengan mendatangkan rumah ke rumah. Atau menjadikan salah satu rumah sahabat untuk dijadikan tempat pemberian materi-materi Islam. Seperti rumah Al-Arqam bin Abi Arqam yang dijadikan tempat pertama menyampaikan mater-materi pendidikan Islam.

3.Metode Diskusi, metode diskusi Dai sebagai narasumber sedangkan Mad’u sebagai audience. Tujuannya ialah untuk pemecahan problematika yang ada kaitaannya dengan dakwah, sehingga apa yang menjadikan permasalahan dapat ditemukan jalan keluarnya. Pada masa sembunyi-sembunyi diskusi masih dalam seputar ke-tauhidan, atau apa-apa saja ajaran Islam itu, dan juga mengenai kehidupan setelah mati. Selain itu diskusi pada kondisi seperti ini tidak leluasa, karena harus sembunyi-sembunyi.

4. Metode bi Al-Hal, dakwah metode ini dilakukan dengan upaya ajakan melalui upaya 3penyatuan elaborasi antara pemahaman atau pengetahuan (thinking) dengan keyakinan atau perasaan (feeling). Dengan demikian, dakwah dengan metode ini dapat dilakukan dengan mauidhah hasanah (memberi contoh teladan).

1.Metode bil Hikmah, dari sekian metode awal rasul berdakwah (setelah menerima wahyu kenabian). Rasul menjalankan tugasnya dengan metode bi al-hikmah, dimana metode ini dilakukan rasul selama berdakwah, tidak hanya sembunyi-sembunyi tetapi juga pada saat dakwah terang-terangan. Sesuai dengan ayat An-Nahl : 125

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan 4hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini dilakukan selama tiga tahun lamanya, dan menghasilkan beberapa nama yang berhasil masuk Islam, diantaranya adalah Khadijah, Ali bin abu Thalib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar, Usman bin Affan, Zubair bin Awam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, dan Thalhah bin Ubaidillah.

2. DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN

Setelah dirasa sudah mendapat banyak dukungan dari sanak keluarga, sahabat dan juga tetangganya dari hasil berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Rasulullah memberanikan diri berdakwah secara terang-terangan di pemuka kaum Quraisy. Tentunya alasan dakwah secara terang-terangan ini juga berlandaskan atas perintah Allah SWT, dalam QS Al-Hijr 94 Allah berfirman :


Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Nabi Muhammad menaiki bukit Shafa dan mengumpulkan orang-orang dengan 5berteriak “Ya Sabaakha! Ya Sabaakha!”, panggilan ini adalah suatu cara bangsa arab yang dipakai jika ada sesuatu yang penting. Karena itulah kaum Quraisy yang mendengar panggilan tersebut segera berkumpul dan tidak dapat terpaksa mengirimkan orang untuk mendengarkan apa yang dikatakan rasul. Setelah mereka berkumpul, Rasul berkata :

“Hai Banu Abdul Muthalib, Hai Banu Fihr, Hai Banu Kaab! Bagamainakah pendapatmu jika aku kabarkan bahwa di belakang gunung ini ada sepasukan kuda musuh yang datang akan membinasakan kamu, apakah kamu percaya apa yang aku katakana?” Jawab Mereka : “Ya, kami akan percaya karena tidak ada keraguan bagi kami untuk tidak mempercayaimu”. Kata Rasul : “Ketahuilah oleh kamu sekalian bahwa aku adalah seorang pemberi peringatan kepadamu tentang datangya siksa oleh Allah”.

Semua orang yang hadir ditempat itu diam saja sambil merenung apa yang dikatakan oleh Rasul, kecuali Abu Lahab, setelah ia mendengar ucapan Rasul ia memprotes :

“Sesungguhnya celaka kamu sepanjang hari ini, hanya inikah kamu mengumpulkan kita?”

Setelah rasul mensyiarkan Islam secara terang-terangan di kalangan kaum Quraisy, beliau keluar berdakwah ke tengah masyarakat Quraisy untuk mengajak mereka ke dalam Islam, hampir di setiap tempat di setiap saat, beliau berani maju ke tengah kaumnya untuk menerangkan hakekat Islam. Mereka diajak untuk menyembah Allah Yang Maha Esa dengan meninggalkan segala macam persembahan selain kepada Allah.

Setiap harinya Rasul selalu mendatangi mereka baik yang berkumpul dekat Ka’bah maupun yang berada di pasar. Dakwah Rasul ini banyak diterima oleh orang-orang yang bersih hatinya atau mereka yang sudah muak dengan segala macam persembahan dan tata cara hidup jahiliyah yang buruk. Setiap harinya ada saja yang masuk Islam baik itu laki-laki ataupun perempuan. Namun yang paling banyak adalah dari golongan lemah ekonominya atau budak-budak. Karena dakwah Islamiyah tidak membedakan kedudukan orang dalam masyarakat.

Perkembangan agama Islam yang demikian pesat ini, membuat kaum Quraisy khawatir, takut kalau agama nenek moyangnya makin lama makin terancam dengan kehadiran Islam. Selama berdakwahnya Rasul selalu menyadarkan kaum Quraisy akan kelemahan berhala yang mereka sembah. Karena itulah mereka mulai benci terhadap perkembangan Islam, karena menganggap Rasul selalu mencaci maki agama mereka.

Ketika bangsa Quraisy melihat perlunya langkah yang harus diambil demi kelanggengan agama nenek moyang mereka, maka mereka pergi ke rumah Abu Thalib untuk melaporkan kepada beliau bahwa keponakannya telah menyiarkan agama Islam dan mengancam kelanggengan agama nenek moyang. Mereka meminta kepada Abu Thalib untuk mencegah kegiatan berdakwah Rasul. Mereka berkata :

Wahai Abu Thalib, sesungguhnya anak saudaramu (keponakan) telah mencaci maki terhadap tuhan-tuhan kami dan mengejek nenek moyang kami. Karena itu kami harap agar engkau mencegah dia atau biarkan kami yang menghadpinya sendiri. Dan engkau termasuk orang yang satu agama dan kepercayaan dengan kami”

Keluhan mereka yang sekeras itu dihadapi oleh Abu Thalib dengan sabar dan beliau menenangkan hati mereka dengan kata-kata yang manis, sampai mereka kembali dengan puas hati.

Penyiaran Islam di kota Mekkah berkembang pesat, dengan melanjutkan dan mengembangkan metode-metode yang dipakai Rasulullah selama berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Sehingga hal ini membuat kaum Quraisy marah dan mendatangkan kembali Abu Thalib

“Hai Abu Thalib, sesungguhnya engkau adalah orang tua dan terpandang di tengah kami. Kami telah meminta kamu untuk mencegah keponakan mu, namun tidak engkau lakukan. Sungguh kami tak dapat bersabar lebih dari ini, kami tak dapat membiarkan keponakanmu mencaci maki tuhan kami. Kami harap kamu cegah dia atau kami sendiri yang menghadapinya sampai salah satu, apakah kami ataukah dia yang akan binasa”

Keluhan kaum Quraisy tersebut membuat Abu Thalib bimbang, karena harus memilih diantara dua pilihan yang sulit. Untuk itu ia memanggil Rasul dan berkata :

“Hai keponakan ku, kaum ku telah datang kepadaku dan mengeluh begini,begitu. Janganlah kamu membebani berat kepadaku, yang tak dapat ku tanggung”. Rasul menjawab : “Hai Pamanku, demi Allah jika mereka meletakkan matahari di kananku, dan bulan di kiriku agar aku meninggalkan dakwah Islamiyah ini, pasti tak akan ku tinggalkan. Sebelum aku diberikan sukses oleh Allah atau aku binasa karenaNya”

Rasul menjawab ucapan pamannya tersebut dengan penuh semangat dan menangis karena harus membebani pamannya tercinta. Ketika pamannya melihat betapa beratnya apa yang ditanggung oleh Rasul dan kegigihan Rasul dalam dakwah Islami, lantas ia memanggil kembali keponakannya tersebut dan berkata :

“Hai keponakan ku, teruskanlah apa yang telah kamu kerjakan sekehendak hatimu, Demi Tuhan aku tidak akan menyerahkan mu kepada mereka sedikitpun”

Setelah mendapat persetujan dan perlindungan dari pamannya, Rasul semakin bersemangat dalam menjalankan tugas Dakwah Islamiyahnya. Hal ini membuat kaum Quaraisy geram karena terus melihat perkembangan pesat umat yang masuk Islam. Kaum Quaraisy melakukan berbagai cara untuk membatasi atau mencegah kaumnya masuk Islam, mereka menyiksa dengan sangat sadis bahkan membunuh kaum muslimin, terutama dari kalangan budak muslim. Seperti Bilal bin Rabah dan Yasir serta keluarganya yang mati karena harus mempertahankan aqidah mereka.

Perjalanan dakwah Rasul pada periode terang-terangan ini, mengalami berbagai banyak hal, baik itu perkembangan pesat umat muslim dan juga ancaman serta siksaan dari kaum Quraisy yang semakin menjadi-jadi. Apalagi saat wafatnya Khadijah (Isteri Rasul) dan Abu Thalib (paman Rasul) yang selama ini membantu dan melindungi rasulullah dalam berdakwah.

Tidak terhitung berapa jumlah harta Khadijah yang digunakan dalam berdakwah Rasul. Sebagai saudagar yang kaya raya, Khadijah sangat dihargai di kalangan kaum Quraisy sehingga mereka sangat senggan terhadap Rasul selama Khadijah hidup. Apalagi Abu Thalib yang menjadi pemuka kaum Quraisy dari kalangan Bani Abu Muthalib, yang juga kakek Rasul. Namun semenjak kepergian mereka di tahun yang sama, kaum Quraisy merasa mendapatkan kesempatan dan peluang yang besar untuk menghentikan dakwah rasul dengan berbagai cara.

Meskipun begitu, rasul tetap gigih dan sabar dalam menjalankan dakwahnya. Tidak sedikitpun rasul membalas perbuatan mereka yang keji, beliau hanya bisa bersabar, berdoa dan menyusun strategi dari permasalahannya yang lebih kompleks ini.

Adapun beberapa metode yang dilakukan rasul saat berdakwah secara terang-terangan adalah :

1.6Politik Pemerintahan : Merasa dakwah di Mekkah semakin terasa berat, karena perlakuan orang Quaraisy terhadap Rasul dan umatnya semakin sadis, bahkan sampai mengencam nyawa dan raganya. Oleh karena itu demi keselamatan nyawa dan keselamatan umat muslim. Maka rasul dan sahabat-sahabatnya memutuskan untuk hijrah ke luar daerah. Contohnya ialah ketika ia hijrah ke Madinah. Keputusan hijrah ke Madinah ini bukanlah semata-mata atas kehendaknya sendiri, melainkan memang atas perintah orang Madinah Sendiri, sehingga kebanyakan penduduk Madinah secara terbuka menerima ajaran-ajaran agama Rasul. Di Madinah, Rasul mendapat sahabat (Anshor) yang makin hari makin bertambah, sehingga Rasul menggunakan politik pemerintahannya, yakni mendirikan Negara Islam. Yang mana semua urusan ekonomi, hukum, tata ekonomi, sosial dan sebagainya berasaskan Islam. Hal ini berarti dakwah Islamiyahnya sebagai tujuan utama Negara.

2.7Surat Menyurat : metode dakwah rasulullah bukan saja dengan cara politik pemerintahan, akan tetapi menggunakan pula metode surat-menyurat. Metode ini dilakukan oleh rasulullah kepada berbagai Negara tetangga seperti Yaman, Syam, dsb. Adapun hasilnya sudah barang tentu ada yang menerima dan ada yang menolaknya. Beberapa metode seperti ini menggambarkan bahwa beliau memiliki kecakapan yang lebih hebat bila dibandingkan dengan zaman mutakhir ini

3.Metode Peperangan : perang adalah metode dakwah Rasul yang paling terakhir, bila sudah tiada lagi jalan lain yang ditempuh. Seperti perang Badar, Perang Uhud, Yamuk dsb. Metode dakwah menggunakan gencatan senjata ini memang tampaknya sangat membahayakan, karena bala tentara rasulullah lebih sedikit dibandingkan dengan tentara orang kafir. Namun sejarah Islam telah membuktikan bahwa peperangan rasulullah dengan orang kafir jarang sekali menemui kekalahan. Dengan demikian peperangan dapat menguntungkan dan menambah tersiarnya agam Islam ke berbagai penjuru alam


PERBANDINGAN METODE DAKWAH RASUL

dan METODE DAKWAH SAAT INI

Pembanding

Metode Dakwah Rasul

Metode Dakwah Saat ini

Metode Personal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun