Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Maafkan Jika Diri Hanya Mengenal Allah SWT di Bulan Ramadhan Saja

20 April 2024   07:00 Diperbarui: 20 April 2024   08:28 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. SurabayaPost
Dok. SurabayaPost

Namun kini pasca bulan Ramadhan menginjak bulan Syawal suasana itu sirna tidak  terlihat lagi kemanakah aromanya yang dulu wanginya menghiasi berbagai tempat , kemana suara merdu tilawah yang bulan lalu sempat menggema di  Masjid dan Musholla akan kah kitab suci Al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam kembali ditutup lalu disimpan rapi dimasukan kedalam laci lemari untuk dibuka kembali saat bulan Ramadhan yang akan datang seolah ada jaminan untuk bertemu kembali,  kemanakah mereka yang dahulu meramaikan sholat berjamaah wajib maupun sunnah di masjid sampai ber shaf-shaf bahkan berjejal-jejal memenuhi  hingga kebelakang Masjid seolah tidak ada ruang  lagi untuk menampung jamaah , kemanakah mereka yang dahulu rajin memberikan sedekah baik dimasjid atau ditempat lainnya yang tangannya begitu ringan untuk membantu fakir miskin , kemanakah mereka yang bulan lalu rajin qiyamullail, yang rajin sholat sunnah rawatib di masjid, yang rajin sholat sunnah dhuha atau jangan-jangan  kita sudah mulai kehilangan  nuansa aroma kelezatan syurgawi  yang sempat meramaikan dibulan suci Ramadhan kini  pelitanya sudah meredu  , semakin menambah keyakinan bahwa Ramadhan hanya digunakan momentum sesaat untuk mengenal Allah SWT dan setelah Ramadhan berniat untuk kembali kehabitat dengan melupakan Allah sebagai penciptanya. Mereka telah pergi entah kemana  sampai-sampai   seorang  ulama besar sekelas Imam Ahmad Bin Hambal harus mengingatkan  "bahwa  seburuk buruk manusia atau orang adalah yang hanya mengenal Allah  di bulan Romadhan", bahkan Ibnu Taimiyah menguatkan dengan perkataan, "Barang siapa bertekad meninggalkan maksiat di bulan Ramadhan saja, tanpa bertekad di bulan lainnya, maka ia bukan seorang yang bertaubat secara mutlak, akan tetapi ia hanyalah sekedar orang yang meninggalkan perbuatan maksiat di bulan Ramadlaan"[Al-Majmu' Al-Fatawa 10/743]  namun diluar bulan Ramadhan seolah mereka sudah sudah tidak lagi mengenal nama Allah SWT bahkan lebih tragis kembali kepada kubangan lumpur keruh yang membunuh kejernihan hati, sehingga getaran kamaksiatan tidak dipandang sebagai suatu kesalahan karena  membungkam kelembutan hatinya

Bercermin kondisi tersebut diatas wajar kalau kita diingatkan oleh sebuah nasihat  "Kun Rabbaniyyan wala takun Ramadhaniyyan"  jadilah kalian sebagai hamba Allah SWT jangan jadi hamba Ramadhan" ini sebuah alarm dini pesannya sangat jelas  mengingatkan kepada kita untuk tidak menjadi sebagai hamba Ramadhan kenapa ? Karena kalau hanya menjadi hamba Ramadhan maka aktifitas kebaikannya hanya terlihat semaraknya saat bulan Ramadhan saja setelahnya sudah jarang terlihat  untuk  menyemai kebaikan, padahal seharusnya jelajah spiritual senantiasa semaraknya tidak hanya terlihat hanya dibulan Ramadhan saja tetapi di sebelas bulan kedepan seharusnya spirit pelita Ramadhan cahanya harus tetap menyala  sebagai pembuktian bahwa kita tidak termasuk hamba Ramadhan tetapi hamba Allah SWT yang senantiasa merunduk tawadhu' di titik keta'atan disepanjang masa.......

Demikian Wallhu A'lamu  

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Sabtu, 20 April 2024
Kreator: Inay thea Cileungsi-Bogor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun