Beberapa waktu belakangan ini kita telah menjadi bangsa yang terkotak-kotak dan terbawa arus kepentingan partai pendukung dalam Pilkada Jakarta. Salah satu bukti nyata adalah ketika Ahok dijatuhi vonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat para pendukung Ahok melakukan demo hingga malam hari.
Pendukung Ahok mengklaim dirinya sebagai warga yang kebhinekaan, sementara kelompok muslim dianggap anti kebhinekaan. Hal inilah yang membuat persatuan dan kesatuan berada dibibir perpecahan. Dengan adanya kondisi tersebut berbagai pihak mengambil langkah untuk mempersatukan kembali warga yang beda kepentingan.
Melihat kondisi bangsa sekarang ini membuat Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melontarkan pernyataan bahwa TNI wajib menempatkan diri sebagai perekat kemajemukan dan menjaga persatuan Indonesia. Â Artinya TNI tidak boleh tersekat-sekat dalam ras, suku, agama dan golongan. TNI adalah satu, yakni Tentara Nasional Indonesia, yang bisa berdiri tegak di atas semua golongan.
Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia serta perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan oleh segenap bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, berbagai daerah, berbagai agama, berbagai golongan dengan mewujudkan cita-cita tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Â
 Bangsa Indonesia memiliki sejarah yang panjang dalam masa pemerintahan kolonial Belanda atau penjajahan. Kondisi ini telah melahirkan cita-cita akan masa depan yang sama, dan merasa memiliki perasaan senasib untuk bebas dari cengkraman bangsa penjajah. Perasaan senasib sepenanggungan ketika sama-sama hidup di alam penjajahan menjadikan mereka bersatu padu bangkit berjuang melawan penjajah tanpa memandang latar belakang suku, agama dan asal-usul etnis maupun bahasanya. Bersyukurlah bahwa kita memiliki institusi TNI yang mampu menjadi perekat dan merangkul semua golongan yang ada.  Â
Atas dasar itu maka merajut keragaman dengan baik adalah jawaban untuk mengurangi potensi perpecahan. Proses demokrasi terutama saat-saat Pilkada kemarin tak jarang menimbulkan konflik yang jauh dari cita-cita demokrasi.
Oleh karena itu demi menjaga Kebhinekaan tetap utuh kita harus mampu mengeliminasi potensi resiko yang akan terjadi. Â Perbedaan identitas, etnis, budaya maupun agama hanya mampu dijahit dengan jarum Kebhinekaan yang berasaskan Pancasila. Kalau kita memahami semangat Nasionalisme tentu perpecahan atas dasar SARA tidak akan terjadi. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan bagi bangsa Indonesia adalah sebagai alat untuk cita-cita Proklamasi kemerdekaan yakni masyarakat yang adil dan makmur bukan hanya pencitraan dan bukan pula dengan janji-janji palsu.