Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Banjir Besar Membuat Kota Malang Semakin Malang

29 Maret 2019   09:23 Diperbarui: 29 Maret 2019   11:40 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir menggenangi Jalan Bendungan Sutami. Jalan raya penghubung beberapa kampus itu berubah menjadi bendungan. - Kompas.com

Jika kemarin lini masa tentang Kota Malang dipenuhi oleh aliran sumpah serapah mengenai jalan rusak, kini aliran itu menjadi banjir besar yang melanda kota ini.

Kemarin (28/03/2019) , Kota Malang diguyur hujan deras. Walau sedang tidak berada di kota itu, dari video yang beredar di berbagai jejaring sosial, saya bisa merasakan dahsyatnya fenomena alam ini. Durasi hujan sebenarnya tidak terlampau lama. Menurut ibu saya, sekitar 30 menit hingga 1 jam saja. Namun, dengan hujan deras sebesar itu, Kota Malang seakan lumpuh.

Aneka gambar dan video banjir yang disajikan para pewarta warga membuat ngilu mata. Ada yang mewartakan rumahnya telah tenggelam hingga 1 meter. Ada pula yang mengabarkan tentang sungai-sungai yang meluap. Kabar yang membuat semakin miris adalah kondisi jalanan di Kota Malang yang menjadi sungai. 

Tak sekadar jalanan kecil atau jalanan kampung. Beberapa jalan utama di Kota Malang yang menghubungkan kota ini dengan Kota Surabaya berubah menjadi sungai yang berarus deras. Sebut saja Jalan Ahmad Yani, Jalan S. Parman, dan Jalan Borobudur.

Pemandangan paling menggelikan sekaligus mengerikan adalah beredarnya video seorang pria sedang menyelam di dalam "kolam besar". Alias, jalan raya yang tidak bisa dilalui kendaraan lagi akibat banjir. 

Video yang juga sekaligus sindiran bagi pejabat di Pemkot Malang ini memperlihatkan sejak beberapa tahun terakhir, banjir adalah kejadian yang bisa terjadi kapan saja dan membuat aktivitas warga terganggu.

Sindiran paling keras datang beberapa warga yang mengatakan jika banjir tak lagi identik dengan Jakarta. Banjir kini adalah Malang dan Malang adalah banjir. Hujan deras sebentar saja kota ini seakan sudah tidak siap.

Drainase Masalah Pelik Sejak Zaman Kolonial

Kota Malang memang indah, berhawa sejuk, dan memiliki taman-taman yang menarik. Namun, kota ini memiliki penyakit yang mengerikan. Drainase yang tak tertata dengan baik. Sejak zaman kolonial, banjir sejatinya sudah menjadi langganan. Sejak berpisah dari Pasuruan pada 1914, Pemerintah Gementee Malang kala itu juga kerap disibukkan dengan masalah banjir.

Terhitung, beberapa kali banjir besar pernah tercatat dalam sejarah seperti yang tercantum dalam penelitian mengenai Pengelolaan Assainering dan Gorong-gorong Kota Malang era 1914-1940. Jurnal yang diterbitkan oleh salah satu peneliti di Unair Surabaya ini memaparkan bahwa selokan yang menjadi jalur limbah di pemukiman penduduk kerap mengalami masalah.

Banjir menggenangi jalan protokol Kota Malang. Dok. FP Peduli Malang Raya
Banjir menggenangi jalan protokol Kota Malang. Dok. FP Peduli Malang Raya
Antara penduduk bumiputra dan eropa saling mengeluhkan kondisi tersebut. Kotoran yang mengalir dari selokan itu juga kerap meluber hingga ke jalan raya. Beberapa kawasan elit seperti Jalan Mojopahit, dekat Balai Kota Malang juga tak luput dari banjir. Kawasan yang cantik tersebut berubah menjadi kawasan yang mengerikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun