Mohon tunggu...
Ikhwanul Farissa
Ikhwanul Farissa Mohon Tunggu... Ilmuwan - Officer, Blogger, Conten Creator, Penulis, IT & Data Scientist & Analis, Model Fashion.

"*Dengan Membaca Kamu Mengenal Dunia, Dengan Menulis Kamu Dikenal Dunia"*

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peranan Komunikasi dan Didikan dalam Menanamkan Revolusi Mental Anak di Era Globalisasi

1 September 2015   23:07 Diperbarui: 1 September 2015   23:14 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tidak dapat dipungkiri, di era modern dan serba digital ini, penyebaran informasi begitu luas apapun itu, baik yang positif maupun yang negatif dan relatif sulit dihindari. Informasi-informasi yang seharusnya diperuntukkan untuk orang dewasa, ternyata anak-anak juga dapat dengan mudah melihat, mengetahui dan menerimanya. Padahal informasi tersebut belum pantas ataupun layak sesuai dengan usianya. Inilah akibat dari kemajuan dan perkembangan teknologi informasi di abad ini yang ternyata telah memberikan dampak negatif pada anak terutama pada pola pikirnya. Seperti komputer, televisi dan internet dengan segala perangkatnya yang semakin murah dan dibutuhkan untuk aktivitas sehari-hari, sehingga memungkinkan akses yang semakin mudah oleh berbagai kalangan dan usia termasuk anak-anak.


Tentu tidak akan efektif bila kita sebagai orang tua hanya sekedar mengingatkan, memarahi dan melarang anak-anak kita, bila kita mendapatinya sedang menikmati informasi yang tergolong dewasa atau 17 Tahun ke atas, baik melalui media seperti media, internet, televisi, handphone ataupun alat-alat teknologi lain. Karena hal itu akan memunculkan rasa penasaran dan keingintahuan yang besar pada anak-anak dan ujung-ujungnya akan mudah tergoda untuk mencari tahu dalam bentuk praktek nyata, seperti yang kebanyakan diberitakan selama ini di berbagai media, baik media massa maupun media elektronik.


Terkait hal di atas, kunci utama untuk melindungi anak-anak atau buah hati kita dari dampak negatif kemajuan teknologi era globalisasi adalah dengan kita mampu tetap maksimalkan segi atau dampak positif dari teknologi tersebut. Artinya dampak positifnya diperbesar dan dampak negatifnya diperkecil atau dihilangkan. Ingat, melindungi adalah salah fungsi dari keluarga. Adapun maksud dari segi positif dari teknologi tersebut adalah komunikasi dan didikan yang baik. Komunikasi dan didikan merupakan dua faktor agar sukses menjadi orang tua yang sukses dalam membina dan mendidik keluarganya dan mempengaruhi perkembangan mental anak. Dua faktor tersebut juga saling mempengaruhi satu sama lain.
1. Komunikasi
Komunikasi antar orang tua dengan anak harus terjalin dengan baik, artinya anak merasa aman dan nyaman setiap kali berkomunikasi dengan orang tuanya. Komunikasi di sini adalah sarana yang paling efektif untuk saling memberikan informasi, saling belajar satu sama lain, saling memberikan pengertian, masukan, saran dan nasehat dalam mencapai kesepakatan dan win-win solution di setiap masalah apapun yang terjadi.


Kebencian, kemarahan, memaksa, melarang, menghujat, menghukum maupun tindakan emosional lainnya, cenderung akan meningkatkan perasaan negatif seperti tertekan, takut dan keinginan memberontak pada si anak, yang ujung-ujungnya akan menyulitkan orang tua dalam penanaman nilai dan moral secara tepat.


Oleh karena itu, akan semakin efektif jika dalam komunikasi yang baik itu ditanamkan nilai-nilai dan moral dibandingkan faktor luar. Hanya pada saat anak tidak merasa aman dan nyaman ketika ia berada di rumah, maka saat itulah faktor luar seperti teman, media dan teknologi akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan mental anak.


Lalu, bagaimana cara menjalin kominikasi yang efektif agar anak mudah memahami pengertian yang di maksud orang tua? Di sini dibutuhkan kesesuaian antara inti informasi yang dikomunikasikan orang tua dengan perkembangan mental anak yang umumnya mengikuti perkembangan usianya. Harus kita akui, perkembangan kecerdasan dapat semakin cepat dan dini berkat pengaruh gizi, lingkungan dan polah asuh. Namun sebaliknya, perkembangan mental perlu proses sinergi terus menerus antara orang tua, anak dan lingkungan. Hingga anak mulai mampu mengambil tanggung jawab secara mandiri di saat dewasa. Oleh sebap itu, perlu menanamkan nilai-nilai normatif yang dapat di coba oleh para orang tua dalam menjalin komunikasi dengan efektif. Ini dia.
a. Memanfaatkan kata-kata perumpamaan, lugas dan cerita-cerita dongeng yang mendidik.
Saat anak berusia di bawah sekurang-kurangnya 7 tahun, anak-anak biasanya akan lebih banyak bertanya. Orang tua harus menghidari jawaban yang sulit diterima akal sehatnya. Karena kelak di masa depan, anak akan sulit percaya kepada orang tua bila ternyata kenyataannya tidak seperti yang disampaikan orang tua. Maka dari itu, kata-kata perumpamaan dan gaya bahasa yang lugas akan memberikan jawaban yang mudah dimengerti dan terekam di memori anak. Sehingga kecerdasan kognitif anak dapat tereksplorasi. Contoh saat anak bertanya dari mana ia dilahirkan? Lebih baik orang tua memberikan jawaban dari “cinta” seperti cerita cinta dongeng Cinderella yang memang disukai anak-anak. Anak menyukai cerita karena dapat memancing imajinasinya. Dengan imajinasinya, anak akan berusaha memahami ceritanya dan dari “cinta” itulah anak dilahirkan, maka konsep terlahir dari “cinta resmi” melalui pernikahan menjadi norma yang terekam di imajinasi anak.


Ketika anak sudah memasuki masa remaja ke atas, nilai dan norma “cinta itu” sudah terekam di kepribadian anak. Sehingga selanjutnya tugas orang tua akan relatif mudah dan ringan dengan membimbing anak untuk beradaptasi dengan perubahan fungsi organ tubuhnya yang sudah mulai matang. Baru pada saat itulah anak baru dapat belajar mengenai awal mula “proses biologis” terbentuknya kelahiran anak dengan nilai-nilai cinta tersebut yang sudah tertanam. Topik-topik sulit akan lebih mudah ditanggani ketika mereka semakin besar nanti.


Sejalan dengan hal di atas, sempatkan waktu untuk membacakan cerita-cerita bagi anak-anak anda, karena merupakan salah satu metode komunikasi yang efektif untuk membentuk dan membangun karakter anak. Cerita-cerita dongeng hewan yang inspiratif, penuh hikmah, di dalamya ada pesan dan nilai moral yang dapat diambil akan menjadi bagian penting dari proses pendidikan anak-anak. Dari pada anak menonton tayangan televisi yang masih jauh dari umurnya atau membaca tulisan-tulisan dari media yang sebenarnya tidak penting bagi anak. Tentu lebih baik disajikan cerita-cerita dongeng tersebut yang memiliki nilai-nilai penanaman karakter dan hikmah keteladanan dari setiap dongeng yang diceritakan. Mulailah membacakan cerita bagi anak semenjak mereka masih kecil, Setelah mereka lebih besar, doronglah si anak untuk membaca sendiri. Menanamkan kecintaan untuk membaca adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan anak-anak anda mengalami pertumbuhan pribadi dan perkembangan revolusi mental anak maupun karirnya seumur hidup.


b. Menunjukkan kebahagiaan yang terpancar dari foto-foto perkawinan orang tua dan dokumen kelahiran anak.
Foto-foto indah perkawinan dan keluarga merupakan salah satu hasil cinta kasih yang diwujudkan dalam bentuk pernikahan resmi. Dan ini perlu diperlihatkan pada anak demi menanamkan revolusi mental mereka yang berbasis cinta kasih.


c. Meluangkan waktu bersama dengan anak-anak


Meluangkan waktu dengan anak akan lebih banyak dapat berkomunikasi dan mengatakan apa yang penting bagi anak (foto 2). Seperti menekankan dan selalu mengulang kata ayah dan ibu percaya sama adik (atau nama panggilan anak), dan bahwa adik akan selalu menggunakan kepercayaan ayah dan ibu dengan adik. Membiasakan untuk makan bersama-sama keluarga juga memberi anak-anak peluang untuk membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan, dan apa yang ingin mereka kerjakan. Begitu juga saat orang tua menemani anak saat menonton tv, internet, memegang handphone dan membaca media dan perangkat teknologi lain, orang tua harus mengetahui dan menguasai tentang teknologi informasi itu, sehingga dapat menjelaskan kepada anak mana yang harus ditonton, mana yang tidak, mana hal-hal yang ada dalam perangkat teknologi itu yang perlu dibimbing dan mana berita-berita atau informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara resmi. Dengan demikian, orang tua akan mampu mengontrol, membimbing dan mengarahkan si anak ke arah yang benar. Ini sangat penting dalam menjaga kondisi mental anak. Sehingga saat anak dewasa, ia akan relatif sudah siap untuk menjaga diri sendiri, terutama dari godaan-godaan dan hubungan terlarang. Selain itu dengan sering meluangkan waktu bersama dengan anak meski sibuk, anak-anak akan merasa diperhatikan dan disayangi. Jadi luangkan waktu dan dengarkanlah ide-ide serta persoalan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun