Mohon tunggu...
Waldy
Waldy Mohon Tunggu... -

Slow but Sure

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pergantian Pemain dan Marquee Player di Liga 1

10 Mei 2017   18:19 Diperbarui: 10 Mei 2017   18:30 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: Tribunnews"][/caption]

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu PSSI mewacanakan untuk memperbolehkan setiap tim di liga 1 untuk melakukan pergantian pemain sebanyak 5 kali dalam setiap pertandingan. Hal ini, tentu bertentangan dengan aturan FIFA yang mewajibkan kompetisi resmi dibawah naungannya, maksimal hanya diperbolehkan untuk melakukan pergantian pemain sebanyak 3 kali dalam setiap pertandingan.

Namun, bulan lalu, Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) telah membalas surat PSSI terkait pengecualian tambahan pergantian pemain di Liga 1, berupa sambutan positif terkait terobosan tersebut. Menurut FIFA, setiap negara memang mempunyai regulasi spesifik. Namun, masih akan melakukan observasi dan analisa terkait hal tersebut, tambah FIFA. Hingga pekan ke-6 Liga 1 hari ini, setidaknya saat live pertandingan antara Persela Lamongan vs Persija Jakarta, dari pantauan penulis, masing-masing tim yang berlaga dipertandingan itu setidaknya melakukan 4 pergantian pemain. Artinya, permohonan PSSI ke FIFA terkait pergantian pemain telah disetujui FIFA, meskipun penulis belum menemukan berita terkait hal tersebut.

Regulasi Liga 1 yang masih sangat perlu diperdebatkan adalah Marquee Player. Sebagaimana yang juga diketahui, hampir semua tim di Liga 1 telah memiliki Marquee Player, dan beberapa waktu yang lalu, salah satu teman K-ners menyebut standar minimum yang terapkan PSSI terkait Marquee Player mencederai pemain-pemain asing yang lama berkarir di Indonesia bahkan pemain lokal (timnas). Dari pengamatan pribadi, hal tersebut memang benar. Sebab seperti terlihat, mayoritas Marquee Player yang tampil di Liga 1, masih kalah bersaing dengan pemain-pemain asing yang lama bersaing di Liga Indonesia, bahkan sebagian malah tidak lebih baik dari pemain lokal Indonesia. Namun seperti diketahui, nilai kontrak mereka (Marquee Player) jauh diatas pemain-pemain tersebut.

Melihat fakta itu dan kebiasaan Liga Indonesia sejak beberapa musim yang lalu, penulis pribadi sangat setuju jika Marquee Player yang diterapkan PSSI (PT LIB) hanya akal-akalan saja agar setiap tim di Liga 1 bisa menggunakan 4 pemain asing di musim ini. Namun diluar itu, penulis juga harus setuju bahwa setiap tim di Liga 1 memang harus memiliki 4 pemain asing dalam skuad-nya untuk menjaga kualitas kompetisi, dan seharusnya tidak perlu dengan embel-embel Marquee Player jika toh pemain yang dikontrak tidak lebih baik dibanding pemain yang ada.

Nasi sudah menjadi bubur dan aturan sudah terlanjur diterapkan. Namun untuk selanjutnya (musim depan), PSSI sepertinya harus mengkaji aturan ini lagi, jika status Marquee Player masih harus tetap digunakan, PSSI harusnya menerapkan standar yang tinggi sebagaimana ditetapkan di Liga Super India, atau meniadakannya dengan mewajibkan tim yang ingin memiliki 4 pemain asing dalam squad-nya, harus mengontrak minimal 1 pemain asing Asean. Atau dengan menerapkan keduanya, klub yang tidak sanggup mengontrak Marquee Player dengan standar yang tinggi, untuk mengisi 1 slot dari 4 pemain asing dalam squad-nya, klub harus mengontrak minimal 1 pemain Asean.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun