Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Waspada dengan Jebakan Kenikmatan

17 Mei 2024   03:36 Diperbarui: 17 Mei 2024   04:15 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto by Pixabay

Waspada dengan jebakan kenikmatan. Maksudnya apa? Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat banyak orang-orang yang bertambah kaya raya padahal mereka tidak pernah beribadah. 

Sementara itu mereka yang ahli beribadah namun tetap saja tidak pernah berubah nasib dan serba kekurangan dalam kehidupan sehari-harinya. 

Dengan kondisi seperti itu timbul pertanyaan, kenapa orang yang tidak taat kepada Allah, mereka justru rezekinya berlimpah dengan harta berkecukupan sementara mereka yang taat, tetap miskin tidak mampu dan serba kekurangan. 

Dalam ilmu agama keadaan seperti itu dinamakan Istidraj yang berarti kenikmatan materi yang diberikan Allah kepada mereka yang secara lahir semakin bertambah dan terus bertambah. 

Namun mereka menerima kenikmatan yang bersifat batin semakin berkurang atau akhirnya dicabut Allah seluruhnya, sementara mereka tidak menyadarinya. 


Istidraj itu berasal dari kata "istadraja-yastadriju-istidrjan" yang berakar dari kata "daraja" yang secara bahasa memiliki arti bebas yaitu tangga, meningkat, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, atau perlahan- lahan. 

Menurut Al Quran dalam Surat Al-An'am ayat 44 menjelaskan bahwa Istidraj memiliki makna dikeluarkannya mereka dari garis lurus kebenaran tanpa mereka sadari. 

Allah SWT memperlakukan apa yang dikehendakiNya, dibukakan segala pintu kenikmatan dan kesenangan hingga orang tersebut lupa diri dan semakin kufur dari rasa syukur. 

Mereka itu adalah orang-orang yang sudah mati hatinya karena membatu sehingga sangat sulit untuk menerima kebenaran dan hidayahNya. 

Oleh karena itu, mereka adalah orang-orang yang sesat yang tidak merasa bersedih meninggalkan ketaatan mereka kepada Allah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun