Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Serba-serbi Pilkada

15 Februari 2017   13:13 Diperbarui: 17 Februari 2017   19:32 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

1. Saya Golput. Itu jelas. Pemilihan kepala daerah tak membuat perubahan langsung pada diri saya. Hanya kebijakan. Saya baru akan lebih mencoblos bila ada pilkada Kabid (Kepala Bidang) karena Bapak dan Ibu Kabid lah yang punya wewenang memberikan proyek PL kepada siapa. Haha.

2. Masih soal Golput, untuk walikota Banda Aceh, saya tak punya pilihan. Dua-duanya pilihan buruk. Karena dua-duanya tak saya dengar akan mewujudkan hal yang saya harapkan, yaitu melarang membangun polisi tidur dan membangun bioskop. Diatas kertas nomor 1 menang, di debat juga demikian. Tapi pasangan nomor 2 punya gerakan bawah tanah yang patut diperhitungkan. Diantara yang terburuk tadi, saya berharap nomor 2 menang.

3. Saya heran dengan pilihan nomor satu kota Banda Aceh, kenapa slogannya "Terbukti"?. Terbukti itukan harus ada kelanjutan, terbukti berhasil atau terbukti gagal. Kalah slogan sama pasangan incumbent walikota Sabang, yang di iklan koran saya lihat slogannya, "Terbukti tidak ingkar janji."

4. Pasangan nomor 2 kota Banda Aceh memiliki tim komunikasi yang buruk. Dari packaging iklan, berdebat dan seterusnya. Kekurangan terbesar pasangan nomor satu yang dapat diserang adalah jumlah pengangguran terbuka 12%, tapi ia hanya menyebut angka itu. Masyarakat tak akan paham tingginya 12% itu seperti apa. Seharusnya, seperti dalam komunikasi Ethos, Pathos, Logosnya Aristotle, tim komunikasi menyebut perbandingan, bahwa tingkat penggangguran terbuka ideal adalah 3%, bila sudah lebih dari 6%, pemimpin disebuah wilayah atau negara sudah sulit tidur malam, seperti dialami oleh Bush pada periode kepemimpinannya. Dengan demikian, konstituen memiliki perbandingan, oo ternyata 12% itu tinggi toh. Tanpa perbandingan, 12% itu akan terlihat kecil oleh masyarakat.

5. Pasangan nomor 3 Gubernur Aceh juga sama. Mereka sebenarnya punya kartu truf untuk --kalau tidak untuk memenangkan, setidaknya dapat-- mendongkrak popularitas. Jika mereka memanfaatkan isu sebagai pengusung dan yang menetapkan Syariat Islam di Aceh. Tapi memang secara keseluruhan berat, karena masyarakat sudah kadung tak percaya sama mantan terhukum.

6.  Pada awalnya, saya berpikir untuk pemilihan Gubernur, pasangan nomor 5 akan kembali memenangkan pilkada. Setidaknya, kepercayaan masyarakat masih akan ada hingga 3 kali pemilihan, (2022) sebelum runtuh dan beralih bila ternyata suksesi partai lokal tak memberi perubahan. Tapi ditengah perjalanan analisa saya berubah. Saya membuat film dokumenter di seluruh Aceh pada 2016 lalu. Kala bertemu orang-orang, saya selalu bertanya, mereka akan pilih siapa. Di kantung suara nomor 4, Glumpang Baro, Pidie, saya malah mendengar mereka akan memilih nomor 6. Saya ke Pulo Aceh, nomor 6. Di berbagai tempat lain juga demikian. Di sosial media, riuh jelas nomor 6. Saya jadi berpikir nomor 6 akan kembali merebut suara masyarakat. 

7. Andai pemilihan terjadi 2 putaran seperti di Jakarta, keyakinan saya nomor 6 akan memenangkan pilkada. Kenapa? Karena lawan berat nomor 6 adalah nomor 4 dimana memiliki wakil dari wilayah tengah. Saya melihat mayoritas masyarakat wilayah tengah akan memberikan suaranya kepada pasangan nomor 4 karena wakil beliau sangat populer sebagai Bupati Aceh Tengah dua periode. Tapi, masalahnya, elektabilitas nomor 4 jelas dibawah nomor 5 dan 6 dan akan dipastikan kalah dalam putaran pertama. Lalu nomor 5 dan 6 akan maju keputara kedua. Lalu? Jelas, masyarakat wilayah tengah akan mengalihkan suaranya ke pasangan nomor 6 yang memiliki wakil dari wilayah sana.

9. Saya menyayangkan cuti incumbent hanya sampai 11 Februari. Ternyata banyak yang mereka lakukan di 3 hari terakhir sebelum pencoblosan untuk meningkatkan popularitas. Termasuk meresmikan.......payung mesjid. Serius lho. Payung.

10. Saya nggak bisa berpikir bagaimana logika masyarakat Nagan Raya bila kembali memenangkan dinasti ......, ah sudahlah. Saya feeling nomor 5 akan menang.

11. Jakarta, saya sempat berpikir pasangan nomor 3 akan menang. Tapi gugur dengan sebuah feeling sederhana, bahwa saya rasa pasangan nomor 2 kembali menang. Saya percaya feeling. Feeling itu saya peroleh saat di masa tenang, dikala orang berpikir dan memanjatkan doa untuk memperoleh petunjuk menentukan siapa pemimpinnya, Tuhan memberi hujan lebat dan Jakarta tidak banjir. Kok kebetulan sekali. Mungkin Tuhan ingin mengingatkan mereka. Maaf jika saya harus masuk neraka karena menulis poin ini.

13. Pada akhirnya, selamat mencoblos. Jika prediksi saya semua benar. Saya akan kendurikan nasi bungkus buat tukang becak dan penyapu jalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun