Mohon tunggu...
Hendra Fahrizal
Hendra Fahrizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Certified Filmmaker and Script Writer.

Hendra Fahrizal, berdomisli di Banda Aceh. IG : @hendra_fahrizal Email : hendrafahrizal@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bagaimana Menentukan Harga Jual Sebuah Jasa Videografi/Fotografi?

20 Agustus 2017   13:00 Diperbarui: 20 Agustus 2017   21:09 18086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: flowersweddingconsulting.com

Berbeda dengan produk, memiliki usaha jasa, terkadang membuat kita sedikit merasa kesulitan menentukan harga jual. Hal itu dikarenakan, sebuah jasa terkadang hanya mengandalkan pikiran/keilmuan kita saja. Sebutlah seorang teknisi, bermodalkan obeng, test-meter, solder, dan beberapa perangkat PCB dan IEC dengan harga modal pembelian 20 ribu, lalu menotalkan harga servisnya sebesar 50 ribu. Asumsinya nilai jasanya adalah 30 ribu. Berarti keilmuannya diharga 30 ribu per sekali servis.

Begitu juga dengan jenis usaha lain, sebutlah salah satu sub bidang usaha saya adalah videografi. Banyak yang bertanya, mengapa saya menjual satu kali video wedding itu adalah 5 juta untuk prosesi nikah dan pesta. Lalu mengapa di Jakarta nilainya berbeda. Lalu mengapa ada mahasiswa baru belajar videografi bisa menjualnya hanya 3 juta, bahkan 1,5 juta saja. Mengapa nilainya berbeda-beda. Jawabannya mudah saja, karena cara menghitungnya berbeda, atau bisa jadi jawabannya adalah, mereka tak bisa menghitung harga jual jasa mereka. Harga jual itu harus dihitung, bukan diasumsi-asumsi saja.

Nah, sekarang mari kita hitung.

Menghitung harga jual jasa sebenarnya sama seperti menghitung harga jual produk. Bedanya, pada produk ada modal barang/material, pada jasa tidak ada. Tapi ada biaya modal peralatan dan biaya penyusutan peralatan. Saya akan mengajak anda menghitung harga jual jasa untuk sebuah unit usaha kecil, milik sendiri yang kita mengelola dan menjadi eksekutornya sendiri, seperti seorang videografer dan fotografer freelance.

Pertama sekali, sebelum menghitung harga jual sebuah produk jasa, kita harus menghitung biaya hidup kita dulu. Pertama adalah biaya hidup dalam setahun. Sebutlah, minimalnya untuk seorang lajang dalam sebulan harus memiliki pendapatan minimal 3 juta, karena itu biaya hidup yang memungkinkan dalam sebulan. Bila sudah berkeluarga, maka biaya hidup itu akan lebih tinggi. Harus ada alokasi untuk istri dan anak. Sebutlah 5 juta. Lalu kalikan setahun. Kenapa dikalikan setahun? Karena ada beberapa pengeluaran yang kita keluarkan setahun sekali, seperti pajak perusahaan, pajak kendaraan, dsb. Lalu, perolehannya adalah 36 juta untuk lajang dan 60 juta untuk berkeluarga. Supaya mudah menghitungkan, mari kita hitung bagi yang sudah berkeluarga saja. Yang lajang silakan hitung sendiri nanti. Biaya pertama adalah 60 juta.

Sesudah itu, hitunglah biaya operasional urusan pekerjaan sehari-hari. Misalnya sewa kantor/tempat (bila ada), listrik, air, gaji admin bila ada, biaya BPJS diri sendiri (atau karyawan), bensin mobil/motor kantor beserta pajaknya, iuran perusahaan (bila usaha memiliki badan hukum seperti SITU, SIUPP, HO, KADIN, dsb), biaya internet, ATK, biaya ini biaya itu dan lain-lain. Hitung semuanya (estimasi saja) jangan ada yang sampai terlewat. Lalu sebutlah nilai sebulan itu adalah 10 juta, dikalikan 12 bulan maka total biaya pengeluaran untuk operasional kantor setahun adalah 120 juta. Totalnya sekarang adalah 180 juta.

Lalu, ingat. Alat bisa aus, bisa rusak. Maka hitunglah biaya keausan atau penyusutan. Sebuah kamera bisa rusak dalam setahun. Dalam pengalaman saya, mengganti peralatan kamera yang rusak membutuhkan biaya maksimal 3-5 juta. Masukkan nilai maksimal saja. Lalu tuliskan juga biaya pengembangan, artinya, kedepan setelah punya kamera, kita tentu ingin punya tambahan alat lain, seperti stabilizer kamera atau drone dst. Hitung sendiri biaya itu. Sebutlah hasilnya diperoleh 20 juta dalam setahun. Totalnya sekarang adalah 180 juta.

Akhirnya, hitung biaya tersier, biaya yang perlu ada, namun juga boleh tak ada. Misalnya, biaya liburan. Masuk akal kan bila kita dan keluarga butuh liburan dan kru mungkin perlu diservis refreshing sekali-kali. Jadi biaya itu masukkan saja. Masukkan pula pos tabungan untuk masa depan kita. Sebutlah 60 juta untuk semua biaya tersier itu. Jadi total biaya hidup kita dalam setahun adalah 240 juta.

Lalu bagi dalam 12 bulan. Nah, berarti dalam sebulan kita harus memperoleh penghasilan 20 juta. Dua puluh juta itu adalah fix price. Kenapa fix price? Karena itu belum total-total amat. Nanti akan ada project cost.

Kedua, kita lalu hitung dalam sebulan hitung berapa lama kita sanggup mengerjakan pekerjaan. Contohnya, bila sebuah pekerjaan profil kantoran, biasa saya mengerjakannya adalah paling cepat dua minggu, yaitu seminggu syuting dan seminggu editing (kebetulan saya mengedit sendiri) dan paling lama sebulan (dua minggu syuting dan dua minggu editing). Untuk pekerjaan wedding yang lama pengerjaannya rata-rata seminggu, (3 hari untuk syuting dan 3 hari untuk editing). 

Nah, dari sana, untuk profil kantor, kita patok saja, berarti untuk profil kita hanya boleh mengisi 1 pekerjaan dalam sebulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun