Mohon tunggu...
Heddy Yusuf
Heddy Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Ingin jadi orang bijaksana, eh..jadinya malah Bijak sini - Bijak situ...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulislah apa yang mau kau tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Humas Pemkab Karawang Bantah Bupati Ancam Wartawan

5 November 2012   00:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:58 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1352075220743865914

Di tengah hiruk-pikuk pemberitaan disharmonisasi antara Bupati Ade Swara versus Wakil Bupati Cellica Nurrachadiana, dua orang wartawan lokal, Lassarus Samosir, Koordinator Harian UmumPasundan Ekspres dan Alvino wartawan Radar Karawang mendapat SMS ancaman pembunuhan yang diduga dari orang dekat Bupati Karawang, kemudian dua wartawan dari group Jawa Pos tersebut melapor ke Polres Karawang.

Humas Membantah

Seperti dilansir Harian Umum Pasundan Ekspres, Sabtu (3/11). Rohmana Setiansyah selaku kepala bagian Humas Pemkab Karawang menegaskan, bupati tidak pernah dan tidak akan pernah mengancam seseorang atau menyuruh seseorang untuk mengancam, hanya karena pemberitaan yang negatif dan menyudutkan.

"Hal ini ditunjukan oleh bupati yang terus bersikap legowo terkait berbagai pemberitaan negatif dan bahkan tcrkesan menyudutkan yang diterbitkan oleh berbagai media massa," kata Rohmana saat memberikan hak jawab atas pemberitaan Harian Umum Pasundan Ekspres beberapa waktu lalu yang berjudul "Orang Dekat Bupati Dipolisikan”, Jumat (2/11).

Meski begitu, kata Rohmana, Bupati Karawang Ade Swara berharap media massa di Karawang dapat lebih berimbang dalam menyajikan informasi pada masyarakat. "Bupati menilai bahwa pemberitaan negatif di media massa bukanlah sebuah permasalahan yang harus dikomentari setiap saat dan hanya menganggap pemberitaan negatif itu sebagai dinamika pers dan menjadikan pemberitaan negatif itu sebagai kritik dan masukan bagi Pemkab Karawang dan diri pribadi bupati," jelasnya.

Dikatakan, bupati Karawang, Ade Swara juga mendukung langkah dari para penerima SMS untuk melaporkan SMS ancaman tersebut kepada pihak kepolisian. Dalam hal ini, bupati tidak akan melakukan intervensi terhadap penyelidikan maupun penyidikan yang dilakukan kepolisian. "Dihimbau agar rekan media untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menyajikan informasi pada masyarakat," tandasnya.

Selain itu, Rohmana menilai, orang yang mengirimkan SMS bernada ancaman pembunuhan itu kepada Koordinator Liputan Harian Umum Pasundan Ekspres, Lassarus Samosir dan wartawan Radar Karawang, Alvino, bukanlah orang dekat bupati atau suruhan bupati. "Bisa jadi orang yang mengirimkan SMS bernada ancaman, pembunuhan itu dikirim oleh orang yang memanfaatkan situasi saat ini," tegasnya.

GRPK Menyayangkan

Endang Saputra ketua LSM Gerakan Pemantau Korupsi (GRPK) menyayangkan sikap bupati Ade Swara dalam menyikapi masalah ini terkesan tidak serius. “Seharusnya bupati mengadakan konferensi pers, tanya-jawab langsung dengan para wartawan, jangan didelegasikan lagi lewat Humas. Dengan begitu diharapkan masalah menjadi clear. Tapi yang terjadi sekarang ini, malah jadi ketahuan belangnya, bahwa bupati tidak pernah turba, turun ke bawah, dalam menyelesaikan masalah apapun. Hingga sering terjadi disharmonisasi di segala bidang. Karena bupati hanya duduk termenung di menara gading.

Apalagi pernyataan Kabag Humas Rohmana pun tidak jelas, malah terjadi distorsi dari pernyataan bupati lewat Kabag Humas itu. Lihatlah, "Dihimbau agar rekan media untuk lebih berhati-hati dan bijak dalam menyajikan informasi pada masyarakat."

Kan aneh. Seharusnya yang bijak dan hati-hati itu bupati sendiri. Media hanya mencatat berdasarkan informasi dan fakta di lapangan. Fakta wakil bupati Cellica curhat ke wartawan TV Berita.com, besoknya yang tertulis di koran dan tayang di youtube, ya seperti itu jadinya.

Masalah bertambah runyam, karena wartawan diteror ancaman pembunuhan, wajar saja polisi mau di demo wartawan, aktivis dan LSM. Lucunya bupati cuma ngomong lewat Humas saja. Maka atas nama solidaritas, LSM GRPK mau bawa spanduk besar-besar, ikutan demo ke polisi agar orang yang mengancam membunuh wartawan, aktivis dan LSM segera ditangkap. Tapi beranikah polisi menangkap pelakunya, apalagi jika pelaku tersebut dekat dengan kekuasaan?” tandas ketua LSM GRPK Endang Saputra.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun