Mohon tunggu...
Tuwi Haydie
Tuwi Haydie Mohon Tunggu... -

Amatir yang terus belajar menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan, "Pecatan" Jokowi yang Marketable

27 Maret 2017   15:49 Diperbarui: 27 Maret 2017   15:53 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : kompas editing

Sejak Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) memutuskan menerima pinangan partai politik konstelasi iklim politis berubah drastis. dan saya sama sekali tidak pernah bisa menebak-nebak arah mata angin Pilkada DKI Jakarta. karena menurut saya pribadi ada beberapa faktor yang dirasa ganjil. semisal gagalnya koalisi kekeluargaan, gagalnya Ahok independen dan anehnya lawan-lawan Ahok merupakan bagian-bagian keganjilan tersebut.

Tidak ada angin yang bertiup hebat, tiba-tiba saja Demokrat dan koalisinya mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

ada desas-desis dan lelucon yang mengatakan "Anies lebih dekat dan lebih erat dengan penguasa di banding Ahok," benarkah? jika saya kembali melempar pertanyaan, penguasa siapa yang di maksud erat dengan Anies.? entahlah, karena saat ini di sinyalir ada beberapa orang-orang atau kelompok yang katanya juga berkuasa.

Anies Baswedan adalah "pecatan" kabinet Jokowi-JK, dan untuk masalah ini baik Jokowi maupun Anies sama-sama menjaga kalimat untuk media (tidak ada jawaban spesifik). Istana mengatakan "karena soal politik dan tantangan yang berbeda maka Anies terkena reshufle. bukan masalah kinerja.

Seperti pernah kita ketahui, pada waktu Jokowi-JK mereshufle menterinya saat jilid 2, ada tiga menteri yang mendapat protes keras kenapa mereka di copot. dan di antaranya ada nama Anies Baswedan. beberapa kalangan mengatakan Anies, Sudirman Said dan Jonan merupakan sosok-sosok ideal, karena pertimbangan dwi kewarganegaraan Archandra, maka Jonan kembali di pakai dalam kabinet. dan yang dua (Anies dan Sudirman Said) tetap terpental.

untuk soal reshufle ini hanya Jokowi dan PDIP yang tahu, saya mengira menterinya pun belum tentu tahu alasan pencopotan. ada beberapa menteri eks timses Pilpres 2014 yang masih bertahan, sudah pasti mereka yang bertahan bisa mengakomodir kepentingan-kepentingan politik parpol, jika tidak, mereka pasti akan terpental juga. masuknya koalisi-koalisi baru membuat PDIP dan Jokowi berfikir keras demi terciptanya pemerintahan yang lancar.

Ternyata Menteri "pecatan" itu bernilai jual baik. Apakah ada yang menyangka Anies akan berlaga di Pilkada DKI? inilah salah satu hal yang membuat terciptanya desas-desis "pemecatan Anies ganjil."

Politik adalah peluang, dan politik adalah kesempatan menggunakan peluang dengan baik. Gerindra dengan jeli bisa melihat dan menggunakan peluang tersebut. pertimbangan nama Anies yang masih marketable dengan dukungan history "pernah mengusung Jokowi." Anies juga merupakan "jubir Jokowi 2014 yang terbilang sukses," di tambah lagi pernah menjabat sebagai menteri. maka history tersebut mengantar Anies untuk di usung maju dalam Pilkada DKI. apakah Anies bisa melawan Ahok yang sudah lebih dulu popular secara media?

Jika kita bicara Ahok, maka kita harus bicara Jokowi, seberapa besar para pengamat berusaha melepaskan hubungan Jokowi Ahok, tetap saja publik melihat intensitas hubungan keduanya, di tambah lagi PDIP sebagi parpol Pemerintahan yang ikut nimbrung All out untuk Ahok. Yang menarik kita tunggu adalah siapa sebenarnya yang lebih dekat dengan beberapa penguasa.dan lebih kuat mana pertarungan-pertarungan penguasa tersebut.

Publik sudah tahu jika PDIP adalah roda utama pemerintahan Jokowi-JK dan PDIP juga pengusung utama Basuki Tjahaya purnama untuk kursi gubernur. akan berpihak kepada siapa Jokowi untuk soal ini. berbagai pihak meyakini Jokowi sebagai Presiden akan benar-benar dalam posisi netral dan akan tetap tersenyum menyaksikan demokrasi terus berjalan dengan baik. selanjutnya masyarakat tinggal menunggu pertandingan hebat antara Ahok dan Anies dengan jujur dan adil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun